Dalam reaksi ini, terjadi pembentukan suatu elektrofil X+ yang membentuk ikatan kovalen dengan ikatan C=C tak jenuh yang kaya-elektron. Muatan positif pada X dipindahkan pada ikatan karbon-karbon, membentuk suatu karbokation selama pembentukan ikatan C-X (tahap 1).[2]
Dalam tahap 2 adisi elektrofilik, zat antara (intermediet) yang bermuatan positif bergabung dengan (Y) yang kaya-elektron (nukleofil, biasanya suatu anion) untuk membentuk ikatan kovalen kedua. Tahap 2 merupakan proses penyerangan nukleofilik yang sama seperti halnya dalam reaksi SN1. Keadaan alami elektrofil serta zat antara bermuatan positik tak terlalu jelas dan tergantung pada reaktan serta kondisi reaksinya.
Dalam adisi elektrofilik, elektrofil dengan muatan positif mempengaruhi pembentukan struktur secara keseluruhan, yang karenanya memiliki muatan positif pula, untuk membentuk adisi baru, yang kemudian membentuk zat antara bermuatan positif. Zat antara ini merupakan kunci untuk memahami adisi elektrofilik, yang disebabkan oleh keterlibatan keadaan alami positif dari partikel tersebut. Apabila pemahaman ini, maka reaksi tersebut dapat dipahami melalui adisi ini sebagai reaksi bermuatan positif. Muatan positif yang dimilikinya dihasilkan dari bentuk intermediet yang karenanya dikenal sebagai struktur total intermediet. Produk akhir dari reaksi ini, karenanya, mengandung struktur lengkap dengan adisi suatu nukleofil Y.[3]
Adisi elektrofilik yang khas
Adisi elektrofilik yang khas bagi alkena dengan sejumlah pereaksi terkait diantaranya: