Bahasa Aram Nabath dianggap punah ketika mulai populernya bahasa Arab selama kemunculan kepercayaan Islam, yang menariknya merupakan salah satu bahasa yang sebelumnya juga pernah digunakan oleh suku ini.[5]
Bukti tertulis
Bukti tulisan bahasa Aram Nabath dapat ditemukan berupa prasasti penguburan dan penahbisan di kota kuno Petra, Bosra, dan Hegra (kini Mada'in Saleh), serta ada banyak prasasti kecil yang ditemukan di Semenanjung Sinai bagian selatan. Ada juga bukti prasasti yang dianggap sebagai bahasa ini di Qumran.
Prasasti Aram Nabath pertama kali ditemukan di Elusa, yang sekarang merupakan bagian Negev, Israel. Prasasti itu menyebut Aretas, seorang raja Nabath. Joseph Naveh berpendapat bahwa prasasti ini, yang dapat dilacak ke Aretas I, seorang penguasa Arab yang kemungkinan disebut Imam Yason sebagai penguasa yang melindunginya di Petra pada tahun 169 SM.[6]
Lebih dari 4.000 prasasti yang digali telah dianggap ditulis dalam bahasa Aram Nabatea.[6] Sebagian besar prasasti Aram Nabatea yang ditemukan menyebut penguburan. Prasasti paling awal yang ditemukan ditulis dalam abjad Nabatea ditemukan di Horvat Raqiq, dekat kota Beersheba, Israel. Prasasti ini termasuk unik karena juga ditulis menggunakan tinta yang dioleskan di atas batu besar.[7]
Sebagian besar prasasti Aram Nabatea ditemukan terukir di atas batu, seperti prasasti Aslah dari Petra (95 SM), persembahan kepada dewi al-Kutba dari Wadi Tumilat (77 SM) dan Rabbel I dari Petra (66 M).[8] Beberapa penggalian telah menemukan prasasti pada benda-benda logam. Sebagian besar prasasti tersebut tertulis pada koin logam. Penggalian di Wadi Musa, Yordania bagian selatan, menemukan lusinan fragmen perunggu dengan tulisan Nabath di atasnya, namun sumber fragmen ini tidak pasti. Sebuah prasasti perunggu penting ditemukan pada kompor minyak perunggu yang digali di Wadi Musa dengan persembahan dari seorang imam dan putranya kepada Obodas, yang berasal dari masa pemerintahan raja Nabath bernama Rabbel II, yang memerintah antara tahun 70 M–106 M.[8]
Beberapa pendapat mengemukakan bahwa pencaplokan Petra oleh Romawi pada tahun 106 M menyebabkan penurunan penggunaan bahasa Aram Nabatheadi wilayah tersebut, karena tidak ada prasasti Nabath yang ditemukan di Petra yang dapat dilacak setelah pencaplokan. Prasasti Nabath terbaru yang ditemukan ditulis pada tahun 356 M, yang ditemukan di Hijaz, yang sekarang merupakan bagian dari Arab Saudi.[9]