Bahasa Mongol Pertengahan
Bahasa Mongol Pertengahan atau bahasa Mongolia Pertengahan, adalah kesinambungan dialek dari bahasa Mongolik yang dituturkan pada zaman Kekaisaran Mongol. Berasal dari daerah asal Jenghis Khan di Mongolia timur laut, bahasa ini berkembang menjadi beberapa bahasa Mongolik setelah runtuhnya kekaisaran.[4] Dibandingkan dengan bahasa Mongol modern, bentuk ini tidak mengenal pemanjangan vokal, harmoni vokal, sistem kata kerja yang sangat berbeda, dan sistem kasus tata bahasa yang agak berbeda.
Nama dan penggolongan
Bahasa Mongol Pertengahan mirip dengan Proto-Mongolik, leluhur dari segala bahasa Mongolik modern. Bahasa Mongol Pertengahan kemungkinan mulai ada saat Jenghis Khan menyatukan sejumlah suku di bawah kendalinya dan membentuk Khamag Mongol.[5] Istilah "Mongol Pertengahan" agak menyesatkan, karena yang umumnya menurut aturan penamaan linguistik disebut "Mongolia Kuno" dalam terminologi ini sebenarnya adalah Proto-Mongolik. Keberadaan federasi klan Mongol ("kuno") lainnya di Mongolia selama abad ke-12 terdapat dalam catatan sejarah, tetapi tidak ada catatan tentang bahasa tertulis pada zaman tersebut.[6]
Menurut Vovin (2018), bahasa Ruanruan pada era Kekhaganan Rouran adalah bahasa Mongolik yang mirip, tetapi tidak identik dengan bahasa Mongolia Pertengahan.[7]
Juha Janhunen (2006) menggolongkan bahasa Khitan ke dalam rumpun "Para-Mongolik", yang berarti bahasa tersebut terkait dengan bahasa-bahasa Mongolik sebagai bahasa saudara, bukan sebagai bahasa turunan dari Proto-Mongolik.[8] Alexander Vovin juga telah mengidentifikasi beberapa kemungkinan kata serapan dari bahasa-bahasa Koreanik ke Khitan.[9] Dia juga mengidentifikasi bahasa Tuyuhun sebagai bahasa Para-Mongolik lainnya.[10]
Lihat pula
Referensi
Catatan kaki
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Middle Mongol". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011.
- ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022.
- ^ Janhunen, Juha A. (2012). Mongolian. John Benjamins Publishing. hlm. 2.
- ^ Janhunen 2003a: 2-3
- ^ For a fine-grained discussion on this matter, see de Rachewiltz 1999
- ^ Vovin, Alexander (2019). "A Sketch of the Earliest Mongolic Language: the Brāhmī Bugut and Khüis Tolgoi Inscriptions". International Journal of Eurasian Linguistics (dalam bahasa Inggris). 1 (1): 162–197. doi:10.1163/25898833-12340008. ISSN 2589-8825.
- ^ Janhunen 2003b: 391-394
- ^ Vovin, Alexander (2017). "Koreanic loanwords in Khitan and their importance in the decipherment of the latter" (PDF). Acta Orientalia Academiae Scientiarum Hungaricae. 70 (2): 207–15. doi:10.1556/062.2017.70.2.4.
- ^ Vovin, Alexander (2015). "Some notes on the Tuyuhun (吐谷渾) language: in the footsteps of Paul Pelliot". 'Journal of Sino-Western Communications. 7 (2).
Daftar pustaka
- Atwood, Christopher (2007): The date of the "Secret history of the Mongols" reconsidered. Journal of Song-Yuan Studies 37: 1-48.
- Bira, Š. et al. (2004): Mongolyn nuuc tovčoo. Ulaanbaatar: Bolor sudar.
- Cleaves, Francis Woodman (1950): The Sino-Mongolian edict of 1453. Harvard Journal of Asiatic Studies Vol. 13, No. 3/4: 431–454.
- Cleaves, Francis Woodman (1982): The Secret history of the Mongols. Cambridge: Harvard University Press.
- de Rachewiltz, Igor (1976): Some Remarks on the Stele of Yisüngge. In: Walter Heissig et al.: Tractata Altaica – Denis Sinor, sexagenario optime de rebus altaicis merito dedicata. Wiesbaden: Harrassowitz: 487–508.
- de Rachewiltz, Igor (1999): Some reflections on so-called Written Mongolian. In: Helmut Eimer, Michael Hahn, Maria Schetelich and Peter Wyzlic (eds.): Studia Tibetica et Mongolica - Festschrift Manfred Taube. Swisttal-Odendorf: Indica et Tibetica: 235–246.
- de Rachewiltz, Igor (2004): The Secret history of the Mongols. Brill: Leiden.
- Γarudi (2002): Dumdadu üy-e-yin mongγul kelen-ü bütüče-yin kelberi-yin sudulul. Kökeqota: Öbür mongγul-un arad-un keblel-ün qoriy-a.
- Janhunen, Juha (ed.) (2003): The Mongolic languages. London: Routledge.
- Janhunen, Juha (2003a): Proto-Mongolic. In: Janhunen 2003: 1–29.
- Janhunen, Juha (2003b): Para-Mongolic. In: Janhunen 2003: 391–402.
- Ōsaki, Noriko (2006): “Genchō hishi” no gengo ni mirareru judōbun. In: Arakawa Shintarō et al. (ed.): Shōgaito Masahiro sensei tainin kinen ronshū – Yūrajia shogengo no kenkyū. Tōkyō: Yūrajia gengo no kenkyū kankōkai: 175–253.
- Poppe, Nicholas (1955): Introduction to Mongolian comparative studies. Helsinki: Finno-Ugrian society.
- Poppe, Nicholas (1964 [1954]): Grammar of Written Mongolian. Wiesbaden: Harrassowitz.
- Poppe, Nicholas (1965): The passive constructions in the language of the Secret history. Ural-Altaische Jahrbücher 36: 365–377.
- Rybatzki, Volker (2003): Middle Mongol. In: Janhunen 2003: 47–82.
- Svantesson, Jan-Olof, Anna Tsendina, Anastasia Karlsson, Vivan Franzén (2005): The Phonology of Mongolian. New York: Oxford University Press.
Pranala luar
|
---|
Mongolik Modern | |
---|
(bentuk sejarah) | |
---|
|
|
|