Candi Sumur adalah sebuah peninggalan masa Klasik yang terletak di Kabupaten Sidoarjo.
Sejarah
Menurut laporan J. Knebel dalam “Repporten Van De Comissie In Nederlandsch Indie voor Oudheidkundig Onderzoek Op Java en Madoera” 1905-1906[1] Candi Sumur, juga Candi Pari, dibangun untuk mengenang tempat hilangnya seorang sahabat/adik angkat dari salah satu putra Prabu Brawijaya dan istrinya yang menolak tinggal di keraton Majapahit di kala itu.
Lingga-yoni yang menjadi ciri bahwa Candi Sumur adalah candi yang berlatar agama Hindu, kini tidak ditemukan lagi. Candi ini diperkirakan didirikan pada abad ke-14 Masehi, sezaman dengan Candi Pari.
Lokasi
Candi ini berlokasi di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sekitar 100–200 m sebelah barat daya Candi Pari.
Didirikan pada masa yang sama dengan Candi Pari, keduanya termasuk dalam cagar budaya di Kabupaten Sidoarjo.
Saat ini candi dalam keadaan rusak, tinggal sisa dari bagian dinding sebelah timur dan selatan, beserta lantai dan fondasi bangunan. Candi Sumur ini diperkirakan dibangun bersamaan dengan Candi Pari, dan seperti halnya Candi Pari, Candi Sumur juga terbentuk dari susunan bata merah. Susunan bata pada bangunan candi ini mengarah hadap ke barat.
Pada bangunan candi ini juga tidak ditemukan ukiran atau relief-relief yang menghias dinding atau kaki candi. Bentuk unik hanya terlihat dari susunan anak tangga yang berada di sisi selatan candi. Anak tangga ini cukup "curam" dan tidak memiliki dinding tangga di bagian sisinya, sehingga perlu kehati-hatian bila pengunjung ingin menaikinya dikarenakan bata penyusun anak tangga atau tempat berpijak kaki itu sendiri tidak tersusun rata dan rapi.
Pemugaran
Berbeda dengan Candi Pari yang memiliki ukuran jauh lebih besar, ukuran Candi Sumur lebih kecil, kira-kira hanya setengah dari Candi Pari, dan hanya berhasil dipugar separuhnya. Keadaan saat ditemukan dari Candi Sumur tidak bisa dikatakan utuh, karena hanya tersisa dinding sisi timur dan selatan badannya, lantai, dan fondasi bangunan. Banyak bata penyusun yang hilang tidak diganti. Kemungkinan besar tidak diketemukannya sisa-sisa batu pembentuk dinding candi, dan tidak adanya informasi yang bisa dijadikan sebagai referensi bentuk asal dari candi tersebut menyebabkan Candi Sumur ini direstorasi seperti apa yang bisa kita lihat sekarang. Untuk menghindari dari runtuhnya sisa dinding candi, pada bagian dalam dibangun kerangka dari semen yang berfungsi sebagai penopang dan pengikat susunan badan candi yang masih ada.
Referensi
- ^ Panitia Penggali Sejarah Kabupaten Sidoarjo 1969/1970. Sedjarah Kabupaten Sidoardjo
- ^ Sedyawati, Edi, 1938-. Candi Indonesia. Latief, Feri,, Indonesia. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, (edisi ke-Cetakan pertama). [Jakarta]. ISBN 9786021766934. OCLC 886882212.