Chester Arthur dilahirkan pada 5 Oktober1829 di Fairfield, Vermont, AS.[6] Sebelum ia menjabat menjadi Presiden, ia pernah menjadi guru, seorang pengacara yang sukses, penegak Partai Republik di negara bagian New York, pembentuk tentara rakyat di negara bagian New York (pada permulaan Perang Saudara Amerika), Kepala Bagian Perlengkapan (pengurus perlengkapan tentara untuk medan pertempuran), dan Kepala Jawatan Bea Cukai di New York (mengurus penarikan tiga-perempat dari seluruh uang cukai di New York yang diterima Pemerintah Federal) dan menjadi wakil presiden di bawah Presiden James Garfield.[7]
Presiden Chester Arthur sangat menentang perbudakan.[8] Pada 1853, sewaktu ia menjalankan praktik hukum di New York, ia membela perkara seorang budak belian yang lari, dan mengatakan bahwa semua budak belian yang dibawa melalui negara bagian New York, sudah menjadi bebas dari perbudakan. Dan dua tahun kemudian, ia menang dalam sebuah perkara mengenai hak orang Negro, dan sebagai akibatnya ditetapkan undang-undang bahwa orang Negro di dalam trem, harus diperlakukan seperti orang kulit putih.[9]
Masa kepresidenan
Sebelum menjadi Presiden Chester Arthur benar-benar menjalankan politik, tetapi sebagai Presiden, ia tidak bermain politik, dan ia selalu mengorbankan keuntungan politik dalam menjalankan tugasnya.[10] Hal ini menimbulkan kerugian besar terhadap partainya, yaitu Partai Republik, terlebih lagi ketika ia:[11]
Menuntut di muka pengadilan beberapa tokoh Partai Republik yang melakukan korupsi dalam urusan pos
Memveto pembagian anggaran belanja negara yang berlebih-lebihan banyaknya untuk menguntungkan partainya
Memveto konstitusi yang melarang orang Tiongkok masuk sebagai imigran ke Amerika Serikat
Presiden Chester Arthur berusaha keras untuk memperbaiki susunan kepegawaian pemerintah federal. Dalam pemerintahannya, dibentuk sebuah Komisi Kepegawaian Pemerintah yang anggota-anggotanya terdiri dari orang-orang Partai Republik, maupun Partai Demokrat. Komisi tersebut antara lain menetapkan peraturan "susunan kepegawaian" dan dengan peraturan itu beberapa kedudukan pemerintah hanya dapat diisi melalui ujian tertulis. Karena peraturan itu, pegawai-pegawai pemerintah tidak dapat lagi dikeluarkan dari jabatannya berdasarkan pertimbangan politik.
Oleh karena Presiden Chester Arthur menunjukkan bahwa sebagai Presiden ia tidak dapat dipengaruhi politik, hal ini menimbulkan rasa permusuhan pada pendukung-pendukungnya semula, sehingga ia tidak berhasil kembali menjadi calon Presiden dari Partai Republik pada 1884.[12] Setelah menyelesaikan masa jabatannya, ia pindah ke New York dalam keadaan sakit. Ia meninggal dunia di New York pada 18 November1886.[1]
Lain-lain
Dalam salah satu adegan film Die Hard with a Vengeance yang dibintangi Bruce Willis dan Samuel L. Jackson, sang teroris Simon Peter Gruber yang diperankan Jeremy Irons memberi sebuah teka-teki yang merupakan petunjuk untuk menemukan bom berikutnya. Simon bertanya "Siapakah yang ke 21 dari 42?" Maksudnya siapa presiden ke 21 dari 42 presiden Amerika (tahun 1995, di mana film itu diputar presiden Amerika adalah Bill Clinton yang merupakan presiden ke-42). Seorang sopir truk bilang: Arthur A. Chester. Maka teka-teki Simon pun terpecahkan: bom diletakkan di gedung Arthur A. Chester, sebuah gedung sekolah SD di New York.
Konon Presiden Chester A. Arthur dapat menulis dengan kedua tangannya pada saat bersamaan.