Damri adalah permainan yang dimainkan oleh anak-anak Palembang yang dilakukan secara berpasangan. [1] Permainan ini ditemukan sekitar 50 tahun yang lalu. Permainan ini bermula saat anak-anak melihat orang-orang yang naik dan turun dari bus Damri sehingga anak-anak ini meniru dengan membuat permainan yang bernama Damri. Permainan ini biasanya membutuhkan lapangan berukuran panjang 8 - 10 m dan lebar 4 - 5 m. Lapangan tersebut dibuat garis untuk tempat melempar dan di sisi lain dibuat garis sebagai tempat untuk melempar.
Anak-anak dibagi menjadi dua kelompok yang terdiri dari 2 orang atau lebih. perwakilan kelompok harus melakukan suit untuk menentukan anggota kelompok yang menang dan kelompok yang kalah. Alat yang dipakai bernama Oncak. Oncak berupa pecahan genting berbentuk bulat atau petak.
Kelompok yang menang akan lebih dulu melempar oncak ke garis sasaran. Oncak yang paling dekat dengan garis adalah pemenang. Pemenang akan digendong dari garis melempar hingga garis sasaran. Ketika oncak dilempar mengenai lawan dinamakan Patis. Apabila oncak diberada tepat pada garis dinamakan manggang. manggang akan menjadi pemenang dalam permainan ini. Namun bila oncak keluar pada garis permainan akan disebut mutung dan sudah dipastikan kalah dalam permainan.
Referensi
- ^ Chaniago, Daniel (2014). WARISAN BUDAYA TAK BENDA DI PROPINSI BENGKULU DAN SUMATERA SELATAN (PDF). Padang: Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang. hlm. 130–131.