Dunhill merupakan merek rokok mewah yang diproduksi oleh British American Tobacco. Merek ini adalah ikon perusahaan rokok terbesar kedua di dunia, British American Tobacco. Merek rokok ini pertama kali ditampilkan pada tahun 1907. Produk ini dijual dalam kemasan yang direnggangkan, dua rokok lebar, dan sepuluh rokok panjang. Sementara, batang rokoknya sendiri digulung dengan kertas berwarna putih.
Sejarah
Inggris
Merek Dunhill sendiri dihadirkan di London pada 10 Maret 1907 oleh Alfred Dunhill, yang membuka toko tembakau kecil di Duke Street di area St James.[1] Dia menawarkan campuran tembakau yang disesuaikan untuk pelanggan individu.
Rokok Dunhill sendiri adalah merek premium, karena cita rasanya yang berbeda, menggunakan tembakau berkualitas lebih tinggi dan seakan pertama di dunia.
Dunhill diproduksi oleh BAT Global, dan dijual di pasar Eropa (termasuk Rusia), Asia-Pasifik, Afrika Selatan, dan Kanada.
Indonesia
Dunhill pertama kali dipasarkan di Indonesia melalui perusahaan bernama NV Faroka, yang terkenal lewat rokok Faroka, Richmond dan Kansas.[2] Pabrikan yang berlokasi di Malang itu kemudian berupaya bangkit dan berhasil menjual sekitar 60 juta batang rokok Dunhill per tahun. Sayangnya, hal itu masih belum cukup untuk menyelamatkan perusahaan.
Perlu diketahui, jika Faroka ini dimiliki oleh perusahaan rokok besar di Belgia bernama NV Tobacifina SA. Namun, karena makin kalah saing dengan rokok kretek, perusahaan ini dijual kepada Rothmans of Pall Mall Indonesia. Dunhill terus diproduksi dan dipromosikan, termasuk salah stau strateginya terdahulu, adalah sempat menyelenggarakan kejuaraan dengan nama Liga Dunhill pada tahun 1995-1996 di Jakarta. Lalu berganti nama menjadi Liga Kansas yang diselenggarakan pada tahun 1996-1997. Kebetulan, Dunhill dan Kansas adalah produk dari Rothmans of Pall Mall Indonesia. Kemudian, pada tahun 1999, perusahaan ini merger dan mengokohkan namanya menjadi BAT Indonesia.
Di Indonesia, produk Dunhill diproduksi di Pabrik BAT Semarang. Saat itu, masih perseroan masih independen, British American Tobacco Indonesia. Hadir dalam 3 varian, yakni Full Flavor (Merah), Lights (Biru) dan Menthol (Hijau). Merek Dunhill ini, sempat meredum pada awal 2000an, namun, perusahaan juga masih sering menghadirkan berbagai event musik di kota besar, salah satunya di Jakarta pada tahun 2004 silam.
Di Juni 2009 lalu, BAT Indonesia mengakusisi PT. Bentoel International Investama, Tbk di Bursa Efek. Bentoel sendiri adalah salah satu perusahaan rokok keempat terbesar di Indonesia. Di tahun 2010, akhirnya, British American Tobacco & Bentoel Group secara resmi menjalin merger besar. Produk-produk lama kala itu kembali diluncurkan seperti Ardath, Commfil, Commodore Filter Kansas, Pall Mall, Lucky Strike dan tentu saja Dunhill dan diproduksi melalui PT Bentoel International Investama Tbk..
Hadir dalam kemasan baru dan varian baru, yakni Dunhill Fine Cut International. Ada 3 varian yakni, Full Flavor (Merah), Lights (Biru) dan Menthol (Hijau). Lalu pada tahun 2012, perseroan membuat sejarah baru di perusahaan mereka, terjun ke segmen kretek kategori Low Tar Low Nicotine (LTLN) atau lebih dikenal dengan Mild. Perseroan meluncurkan varian Dunhill Fine Cut Mild, dan produk makin dikenal dan sukses.
Sejak launching tersebut, semakin banyak orang mengenal merek Dunhill sebagai nama rokok ternama di Indonesia. Kala itu, hadir dalam kemasan isi 20 batang. Kemudian dilanjutkan pula, dengan dihadirkan juga dalam kemasan putih isi 16 batang.
Tak berhenti sampai disitu, di tahun 2014, perusahaan mengeluarkan varian produk SKM mereka, yakni Dunhill Fine Cut Filter dengan segmen rokok regular medium Tar & Nikotin. Tersedia dalam kemasan hitam, berisikan 12 batang dan 16 batang.
Lalu, pada tahun 2019, perseroan kembali dengan Sigaret Putih Mesin-nya (SPM) dan kemasan barunya yakni New Dunhill International dengan 3 varian.
Referensi