Fisika sosial adalah sebuah gagasan yang mengemukakan bahwa matematika serta fisika dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku manusia. Ilmu sosiofisika dan ekonofisika memakai gagasan fisika sosial sebagai salah satu cara untuk menjelaskan perilaku manusia.
Sejarah
Konsep fisika sosial pertama kali dikemukakan oleh Thomas Hobbes pada tahun 1636, pada saat ia mulai lebih banyak mendalami tentang filsafat.[1] Hobbes meyakini bahwa perilaku setiap benda hidup maupun benda mati bisa dijelaskan melalui gerakan partikulat.[2]
Sorokin, seorang sosiolog (1889–1968) mengemukakan lebih dalam lagi bahwa landasan intelektual fisika sosial berasal dari gagasan filosofis Yunani Kuno tentang materialisme monistik yang menyebutkan bahwa fenomena fisika dan sosial adalah bagian dari fenomena alam.[3] Dunia alam dan dunia sosial dinilai bersifat isomorfik, yaitu bersifat satu dunia, satu set prinsip.
Sebelum Sorokin, konsep fisika sosial juga telah digunakan oleh astronom, ahli statistik, dan tabulator sosial Belgia, Adolphe Quetelet. Quetelet memakai konsep fisika sosial pada tahun 1835 dalam karya berbentuk buku yang berjudul Sur l'Homme. Kemudian, Galileo pada abad ke-17 juga menyebutkan, jika alam bisa ditulis dengan bahasa matematika, maka sosial pun bisa ditulis dalam bahasa matematika.[3] Fisika sosial membuat perilaku masyarakat yang tidak bisa dijelaskan menjadi bisa dijelaskan.
Referensi
- ^ "Thomas Hobbes | Biography, Philosophy, Beliefs, Leviathan, Legacy, & Facts | Britannica". www.britannica.com (dalam bahasa Inggris). 2023-10-13. Diakses tanggal 2023-11-24.
- ^ Adams, Marcus P. (2023). Zalta, Edward N.; Nodelman, Uri, ed. Hobbes’ Philosophy of Science (edisi ke-Summer 2023). Metaphysics Research Lab, Stanford University.
- ^ a b Barnes and Wilson, Trevor and Matthew (2014-04-01). "Big Data, social physics, and spatial analysis: The early years". Journal Sagepub. Diakses tanggal 2023-11-24.