Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Gadis Hitam Putih

Gadis Hitam Putih
SutradaraWahyu Sihombing
ProduserHendrick Gozali
Khalid Idris
Ismail Talib
Ditulis olehN. Riantiarno
PemeranFauziah A. Daud
Maria Arshad
Azmil Mustapha
Lydia Kandou
Deddy Mizwar
Zainal Abidin
Dicky Zulkarnaen
Nyoman Ayu Lenora
Anton Indracaya
Pitrajaya Burnama
Mieke Wijaya
Rina Hassim
Netty Herawati
Dhalia
Penata musikBilly J. Budiardjo
PenyuntingRizal Asmar
DistributorPT. Garuda Film
Aniko SDN Bhd
Tanggal rilis
1985
Durasi109 menit
NegaraIndonesia

Gadis Hitam Putih adalah film Indonesia tahun 1985 dengan disutradarai oleh Wahyu Sihombing. Film ini merupakan kerjasama dengan Malaysia, maka beberpa artis Malaysia seperti Fauziah A. Daud, Maria Arshad dan Azmil Mustapha ikut meramaikan, beradu akting dengan artis indonesia Lydia Kandou dan Deddy Mizwar

Sinopsis

Pengakuan Mira (Rina Hassim), seorang pensiunan perawat, dalam sidang pengadilan foto porno atas diri Neni Rosalina (Fauziah A. Daud) menggegerkan. Ia mengaku menukar bayi milik Nelly (Maria Arshad), pelacur, dengan keluarga Mita dan Zainal (Mieke Wijaya dan Zainal Abidin). Ini dilakukannya sebagai balas dendam terhadap dokter yang dicintainya tetapi memutuskan hubungan karena alasan keturunan. Menurut Mira, Neni yang diadili itu anak Mita-Zainal, sedang Leila (Lydia Kandou) yang dibesarkan keluarga Zainal dan baru menikah dengan johan (Deddy Mizwar), adalah anak Nelly. Maka keadaan jadi terbalik-balik. Mita dan Zainal mencari pengacara untuk membela Neni. Neni diminta tinggal di rumah mereka yang besar. Di sini Neni malah minta segalanya seperti yang dimiliki Leila, bahkan juga merayu Johan. Leila sendiri mencoba mendekati Nelly, yang tetap tidak mau mengakuinya sebagai anak. Ia juga sering mengunjungi Mira yang makin lama makin tak waras. Salah paham terjadi saat Leila melihat Johan di kamar Neni, padahal maksud Johan hendak menyadarkan Neni. Leila kabur ke rumah Nelly yang akhirnya mengakuinya sebagai anak. Persoalan selesai. Leila dan johan memilih hidup sendiri. Mira jadi gelandangan tidak waras.[1]

Referensi

  1. ^ JB Kristanto, Katalog Film Indonesia 1926-1995, PT Grafiasri Mukti,Jakarta, 1995 hal 287

Pranala luar


Kembali kehalaman sebelumnya