Gerbang Ptolemy adalah buku ketiga dan terakhir dari seri The Bartimaeus Trilogy karya Jonathan Stroud.
Sinopsis
Tiga tahun berlalu sejak penyihir Nathaniel alias John Mandrake membantu menghindarkan London dari serangan yang akan bencana besar baik bagi para penyihir maupun commoner yang tinggal di sana. Ia sekarang telah menjadi anggota Dewan Pemerintahan Inggris, dan menghadapi masalah yang belum pernah terjadi sebelumnya: perang di luar negeri telah menjadi parah, musuh-musuh Inggris tinggal menunggu waktu sebelum melancarkan serangan ke London, dan pemberontakan di dalam negeri mulai merebak di kalangan commoner. Semakin angkuh dan bingung, Nathaniel memperlakukan Bartimaeus dengan sangat buruk.
Ikhtisar plot
Pemberontakan commoner
Kerajaan Inggris dalam Gerbang Ptolemy diceritakan sedang mengalami keruntuhan. Banyak commoner yang tidak menyukai pemerintahan pada saat ini, sekalipun tidak ada satu pun dari para commoner itu mau mengakuinya. Seluruh penyihir dalam pemerintahan sesungguhnya adalah para commoner yang dijual orang tuanya kepada pemerintahan pada usia yang sangat muda, sehingga tidaklah sukar untuk mengerti mengapa kebanyakan penyihir berhati dingin, hanya mencari kekuasaan dan kekayaan saja. Sebagian commoner menyerukan reformasi bertahap, sementara yang lain menyerukan pemberontakan terbuka, sebagian lainnya mengatakan bahwa commoner harus mempelajari cara memanggil makhluk halus untuk bertempur dengan makhluk halus para penyihir. Gerbang Ptolemy diakhiri dengan rapat gabungan, antara para penyihir dan commoner penting yang selamat, yang berusaha untuk membentuk pemerintahan yang menguntungkan kedua belah pihak.
Siklus tak berujung
Dalam kisah ini diceritakan mengenai mengapa makhluk halus dan manusia berada dalam siklus yang tak berujung: orang memberontak melawan pemerintahnya, pembentukan pemerintahan baru di atas perbudakan makhluk halus, pemerintahan menjadi korup, dan penggulingan pemerintahan oleh rakyatnya, dan kemudian terus berulang-ulang sepanjang berbagai pemerintahan di dunia.
Kitty Jones akhirnya berhasil menggali apa sebabnya manusia dan makhluk halus berkutat dalam lingkaran siklus tak berujung seperti disebut di atas: manusia tidak mengerti akan sifat dasar makhluk halus dan alih-alih sebagai setara, penyihir memanggil mereka hanya sebagai budak yang kuat tetapi berbahaya. Teori ini disetujui Bartimaeus yang menyatakan bahwa masternya yang paling besar, Ptolemy, adalah satu-satunya orang yang memperlakukan para pelayannya sebagai makhluk yang setara dan mencoba untuk membangun sebuah jembatan hubungan antara makhluk halus dan manusia. Namun, Ptolemy salah mengira bahwa akan banyak orang yang mau mengikuti langkahnya; satu-satunya orang lain yang sukses melewati gerbang ke Dunia Lain adalah Kitty.
Kembalinya Nathaniel
Kekacauan domestik Inggris menjadikan John Mandrake sebagai korban politik. Mandrake adalah seorang yang tidak memiliki kawan dan secara terus-menerus diawasi oleh musuhnya yang banyak. Dalam waktu tiga tahun sejak Mata Golem, telah terjadi beberapa kali usaha pembunuhan terhadap Mandrake. Kenaikannya menjadi salah satu pejabat tinggi pemerintahan telah menjadikan Mandrake tidak kenal belas kasihan, dan ia memperlakukan semua makhluk halus pelayannya dengan kejam, terutama Bartimaeus. Namun, peristiwa demi peristiwa dalam Gerbang Ptolemy menghancurkan kepercayaan diri Mandrake. Transformasi dari Mandrake kembali ke Nathaniel jauh lebih cepat ketimbang dahulu dari Nathaniel menjadi Mandrake. Nathaniel melepaskan nama John Mandrake bersama-sama ketakutannya bila ada orang lain yang mengetahui nama sejatinya. Ia memberitahukan namanya kepada Kitty dan dengan berani menyatakannya juga kepada makhluk Nouda. Dengan berakhirnya Mandrake, Nathaniel memenuhi harapan Ptolemy. Nathaniel kemudian mengizinkan Bartimaeus untuk berbagi tubuhnya, sebuah peleburan yang untuk selama-lamanya menjembatani jurang selama ini antara manusia dengan jinnya. Bersama-sama, mereka bertempur melawan Nouda dan tentara hibridnya.
Nathaniel sesungguhnya nyata memiliki rasa cinta yang besar, dibuktikan dengan bersedia mati untuk menyelamatkan masyarakat, dan dengan demikian mencerminkan kematian Ptolemy berabad-abad silam. Sekalipun cara berakhirnya cerita ini mengecewakan banyak fans, mayoritas tetap menganggap sebagai cara yang brilyan untuk mengakhiri trilogi ini. Perlu dicatat bahwa sebetulnya nasib Nathaniel masih tidak pasti—ledakan yang hebat dan mematikan terjadi tetapi tubuh Nathaniel tidak ditemukan, ataupun kematiannya tidak disebutkan secara langsung dalam buku ini. Namun, mungkin saja kekuatan sihir Tongkat Gladstone yang sangat besar dalam sekejap melenyapkan dirinya, tanpa bekas. Buku ini diakhiri dengan pembebasan Bartimaeus oleh Nathaniel, melepaskan kekuatan dari Tongkat Gladstone, membiarkan pembacanya untuk berimajinasi mengenai apa yang akan terjadi pada Nathaniel selanjutnya.
Pranala luar
|
---|
Novel | |
---|
Karakter utama | |
---|
Topik lainnya | |
---|