Halaman ini berisi artikel tentang konsep eklesiologis. Untuk rumah ibadat Kristen, lihat gereja (gedung). Untuk pertemuan keagamaan, lihat gereja (jemaat). Untuk organisasi dan aliran Kristen, lihat denominasi Kristen. Untuk guna lain dari kata ini, lihat gereja (disambiguasi).
Gereja adalah istilah eklesiologis yang digunakan berbagai denominasi Kristen untuk menyifatkan badan persekutuan umat Kristen yang sejati atau lembaga asali yang diasaskan Yesus.[1][2][3] Istilah "Gereja" juga digunakan di ranah keilmuan sebagai muradif Kekristenan, sekalipun pada kenyataannya Kekristenan terdiri atas banyak Gereja atau denominasi, dan banyak di antaranya yang mendaku sebagai "satu-satunya Gereja yang sejati" dengan meliyankan yang lain.[4][5][6]
Bagi banyak orang Kristen Protestan, Gereja mengandung dua unsur, yakni kasatmata dan tak kasatmata. Gereja yang kasatmata adalah lembaga-lembaga tempat "Firman Allah secara murni diwartakan maupun disimak, dan sakramen-sakramen dilayankan menurut ketetapan Kristus", sementara Gereja yang tak kasatmata adalah segenap orang "yang sungguh-sungguh diselamatkan" (dan menjadi warga Gereja yang kasatmata).[7][2][8] Di dalam lingkup pemahaman akan Gereja yang tak kasatmata ini, "Gereja" (atau Gereja yang am) tidak merujuk kepada suatu denominasi Kristen tertentu, tetapi mencakup semua orang pribadi yang sudah diselamatkan.[2] Menurut teori cabang, yang digadang-gadangkan di kalangan Anglikan, Gereja-Gereja pelestari suksesi apostolik adalah bagian dari Gereja yang sejati.[9] Teori ini bertentangan dengan sikap menyematkan label "satu-satunya Gereja yang sejati" pada suatu lembaga nyata Kristen tertentu, yakni sikap eklesiologis yang dianut Gereja Katolik, Gereja Ortodoks Timur, Gereja-Gereja Ortodoks Oriental, Gereja Asyur dan Gereja Purba di Timur.[1][10][3]
Di dalam Alkitab bahasa Indonesia, kata "jemaat" digunakan sebagai padanan untuk kata Yunani "eklesia" (ἐκκλησία), yang makna umumnya adalah "sidang jemaat" atau "jemaah".[11] Kata "eklesia" muncul di dalam 2 ayat Injil Matius, 24 ayat Kisah Para Rasul, 58 ayat surat-surat Paulus (termasuk contoh-contoh terawal dari penggunaannya untuk merujuk kepada suatu badan persekutuan umat Kristen), 2 ayat Surat kepada Orang Ibrani, 1 ayat Surat Yakobus, 3 ayat Surat Yohanes III, dan 19 ayat Kitab Wahyu. Jumlah total kemunculan kata "eklesia" di dalam Perjanjian Baru adalah 114 kali, kendati tidak selalu dipakai secara teknis untuk merujuk kepada Gereja.[12] Dengan demikian, eklesia dipakai sebagai sebutan bagi komunitas-komunitas lokal maupun sebagai sebutan yang bermakna semesta bagi segenap umat beriman.[13] Istilah "Kekristenan" (bahasa Yunani: Χριστιανισμός, Kristianismos) tercatat pertama kali digunakan sekitar tahun 100 Masehi oleh Ignasius, Uskup Antiokhia.[14]
Kata Yunani "eklēsiaDiarsipkan 2021-05-09 di Wayback Machine.", secara harfiah berarti "yang dipanggil keluar" atau "yang dipanggil maju ke depan", dan lazimnya digunakan untuk menyifatkan sekelompok orang yang dipanggil berhimpun untuk melakukan sesuatu, teristimewa untuk menyifatkan rapat warga sebuah kota, misalnya di dalam nas Kisah Para Rasul 19:32–41. Kata ini adalah istilah Perjanjian Baru yang merujuk kepada Gereja (baik dalam arti jemaat lokal maupun dalam arti segenap umat beriman). Di dalam Septuaginta, kata "eklesia" digunakan sebagai padanan untuk kata Ibrani "qahal" (קהל). Sebagian besar bahasa rumpun Romawi dan rumpun Kelt menggunakan aneka ragam turunan dari kata ini, baik yang diwarisi maupun yang dipinjam dari bentuk Latinnya, ecclesia. Salah satu contohnya adalah kata "igreja" dalam bahasa Portugis, yang diserap menjadi kata "gereja" dalam bahasa Indonesia.[16]
Sedari abad ke-2, umat Kristen sudah menyanggah ajaran-ajaran yang mereka anggap bidat, khususnya ajaran Gnostik dan juga ajaran Montanus. Ignasius dari Antiokhia pada awal abad ke-2, dan Ireneus pada akhir abad yang sama memandang persatuan dengan uskup sebagai uji iman Kristen yang benar. Sesudah Gereja dilegalisasi pada abad ke-4, perdebatan ajaran Arius dengan ajaran Tritunggal menjadi kontroversi besar, manakala para kaisar silih berganti menunjukkan keberpihakan kepada salah satunya.[27][28]
Dengan menggunakan kata eklēsia, umat Kristen perdana memanfaatkan suatu istilah yang memang merujuk kepada sidang-sidang negara kota Yunani yang hanya boleh dihadiri warganya, tetapi secara tradisional dipakai orang-orang Yahudi penutur bahasa Yunani sebagai sebutan untuk Israel, umat Allah,[29] sekaligus suatu istilah yang digunakan di dalam Septuaginta dengan makna pertemuan orang-orang yang berhimpun demi alasan-alasan keagamaan, seringkali untuk beribadat; dalam hal ini, eklesia dipakai sebagai padanan kata Ibrani "qahal" (קהל), yang juga dipadankan dengan kata Yunani "synagōgē" (συναγωγή), sehingga kedua kata Yunani itu dianggap kurang-lebih sinonim sampai kemudian hari dibedakan dengan lebih jelas oleh umat Kristen.[30]
Istilah eklesia hanya muncul di dalam dua ayat Injil, kedua-keduanya termaktub di dalam Injil Matius.[29] Ketika Yesus bersabda kepada Simon Petrus, "Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan eklesia-Ku,"[31] kata eklesia berarti komunitas yang dibentuk Kristus, tetapi ketika Yesus bersabda, "jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada eklesia,"[32] kata eklesia berarti komunitas lokal tempat seseorang menjadi anggota.
Istilah ini lebih sering muncul di dalam bagian-bagian lain dari Perjanjian Baru, dan sebagaimana di dalam Injil matius, dipakai untuk merujuk kepada suatu komunitas lokal tertentu maupun kepada semua komunitas lokal secara kolektif. Malah ayat-ayat yang tidak menggunakan istilah eklesia sekalipun dapat saja merujuk kepada Gereja dengan menggunakan ungkapan-ungkapan lain, misalnya ayat-ayat di dalam 14 bab pertama dari Surat Paulus kepada Jemaat di Roma, yang tidak satu kali pun menggunakan kata eklesia tetapi berulang kali menggunakan kata yang masih seakar dengannya, yakni klētoi (κλήτοι), yang berarti "dipanggil".[33] Gereja dapat pula dirujuk melalui gambaran-gambaran yang secara tradisional dipakai di dalam Alkitab untuk merujuk kepada umat Allah, misalnya pemakaian gambaran kebun anggur, teristimewa di dalam Injil Yohanes.[30]
Kendati tidak pernah menyifatkan Gereja dengan kata "katolik" maupun "semesta", Perjanjian Baru memang mengindikasikan bahwa komunitas-komunitas lokal secara kolektif merupakan satu Gereja, bahwasanya umat Kristen mestilah berusaha untuk senantiasa sehati sejiwa selaku jemaat Allah, bahwasanya Injil harus diwartakan kepada segala bangsa dan disebarluaskan sampai ke ujung-ujung bumi, bahwasanya Gereja terbuka kepada segala bangsa dan tidak boleh terpecah-belah, dst.[29]
Kata "katolik" atau "semesta" tercatat pertama kali digunakan untuk menyifatkan Gereja oleh Ignasius dari Antiokhia sekitar tahun 107 di dalam karya tulisnya, Surat kepada Jemaat di Smirna, bab VIII. "Di mana saja uskup hadir, di situ pula hendaknya umat hadir; sama seperti di mana saja Yesus Kristus hadir, disitu pula Gereja Katolik hadir," demikian tulis Ignasius.[34]
Pada tanggal 27 Februari 380, Kaisar Teodosius I mempermaklumkan bahwa hanya pemeluk agama Kristen berakidah Tritunggal sajalah yang berhak disebut umat Kristen Katolik, sementara semua pihak berakidah lain harus dianggap sebagai ahli-ahli bidat, dan oleh karena itu merupakan para pelanggar hukum negara.[35] Situasi hukum yang baru ini pertama kali menunjukkan dampaknya pada tahun 385, dalam bentuk penjatuhan pidana mati oleh mahkamah sipil terhadap seorang ahli bidat bernama Priskilianus dan beberapa orang pengikutnya sesudah diputus bersalah melakukan tindak pidana sihir.[36] Dari abad ke abad sesudah Kekristenan berakidah Tritunggal menjadi agama negara, kaum pagan dan umat Kristen yang berakidah menyimpang secara rutin dipersekusi pemerintah Kekaisaran Romawi maupun kerajaan-kerajaan dan negara-negara yang kemudian hari menggantikannya,[37] kendati beberapa suku Jermani terus memeluk agama Kristen Arian sampai memasuki Abad Pertengahan.[38]
Bahkan sesudah Kekaisaran Romawi terpecah pun Gereja tetap merupakan suatu lembaga yang relatif utuh bersatu (di luar dari Gereja-Gereja Ortodoks Oriental dan beberapa golongan umat Kristen yang terpisah dari Gereja negara Kekaisaran Romawi). Gereja menjadi suatu lembaga penentu dan terpusat di Kekaisaran Romawi, khususnya di kawasan timur atau Kekaisaran Romawi Timur, tempat Konstantinopel dipandang sebagai pusat Dunia Kristen, antara lain lantaran kuasa ekonomi dan politik yang dimilikinya.[41][42]
Sesudah Kekaisaran Romawi Barat jatuh ke tangan bangsa Jermani pada abad ke-5, Gereja (Roma) selama berabad-abad menjadi tautan utama yang mempertalikan Eropa Barat Abad Pertengahan dengan peradaban bangsa Romawi, dan menjadi perpanjangan tangan kekuasaan Kaisar Romawi Timur di Dunia Barat. Di Dunia Barat, golongan yang disebut "Gereja ortodoks" menghadapi persaingan dengan golongan Kristen Arian maupun persaingan dengan berbagai agama pagan yang dipeluk kepala-kepala suku Jermani, tetapi berjaya melebarkan sayapnya keluar dari bekas wilayah barat Kekaisaran Romawi ke Irlandia, Jerman, Skandinavia, dan negeri bangsa Slav Barat. Di Dunia Timur, Kekristenan disebarluaskan ke negeri-negeri bangsa Slav yang sekarang merupakan wilayah negara Rusia serta kawasan selatan-tengah dan timur Eropa.[43] Masa pemerintahan Karel Agung dipandang istimewa karena mampu menggiring suku-suku besar terakhir di Dunia Barat yang memeluk agama Kristen Arian ke dalam persekutuan dengan Roma, antara lain melalui perang penaklukan dan paksaan beralih keyakinan.
Mulai dari abad ke-7, khilafah-khilafah Islam muncul silih berganti dan sedikit demi sedikit menaklukan negeri-negeri Dunia Kristen.[43] Kecuali Afrika Utara dan sebagian besar wilayah Spanyol, kawasan utara dan barat Eropa nyaris tak terdampak ekspansi Islam, lantaran Konstantinopel maupun Kekaisaran Romawi Timur yang lebih makmur masih menjadi sasaran utama penyerbuan kaum Muslim.[44] Meskipun sedikit demi sedikit menggerogoti kekuatan Kekaisaran Romawi Timur, tantangan yang dimunculkan kaum Muslim justru membantu pengentalan jati diri keagamaan umat Kristen Timur.[45] Di bawah daulat Islam sekalipun, Gereja terus bertahan hidup (misalnya umat Kristen Kubti, Kristen Maruniyah, dll) kendati kadang-kadang harus dengan susah payah.[46][47]
Perubahan-perubahan yang lahir dari Abad Pembaharuan pada akhirnya bermuara pada Reformasi Protestan. Kaum Protestan pengikut Luther maupun pengikut Kalvin, Hus, Zwingli, Melancthon, Knox, dan lain-lain memisahkan diri dari Gereja Katolik. Pada waktu yang sama, serentet sengketa yang tidak bersifat teologis melahirkan Reformasi Inggris, yang bermuara kepada kemandirian Gereja Inggris. Kemudian hari, pada Abad Penjelajahan dan Abad Imperialisme, Eropa Barat menyebarluaskan Gereja Katolik maupun gereja-gereja Protestan ke seluruh dunia, teristimewa di Benua Amerika.[50][51] Segala perkembangan ini pada gilirannya mengangkat Kekristenan menjadi agama terbesar di dunia saat ini.[52]
Di dalam doktrinnya Gereja Katolik mengajarkan bahwa dirinyalah Gereja asali yang didirikan Yesus di atas dasar para rasul pada abad pertama tarikh Masehi. Ensiklik Mystici corporis tahun 1943 dari Paus Pius XII, menyingkap eklesiologi dogmatis Gereja Katolik bahwasanya "jika hendak mendefinisikan dan menyifatkan Gereja sejati Yesus Kristus ini, yakni Gereja Roma yang Satu, Kudus, Katolik, Apostolik, maka tidak akan kita dapati ungkapan yang lebih gemilang, yang lebih mulia, maupun yang lebih suci daripada frasa sebutan 'Tubuh Mistik Yesus Kristus'." Lumen gentium, konstitusi dogmatis yang dirumuskan Konsili Vatikan II pada tahun 1964, lebih jauh menandaskan bahwa "satu Gereja Kristus yang dalam syahadat dinyatakan satu, kudus, katolik, dan apostolik, ... yang diasaskan dan ditata di dalam dunia sebagai suatu masyarakat, wujud di dalam Gereja Katolik, yang diselenggarakan oleh pengganti Petrus dan oleh uskup-uskup yang bersatu dengannya."[53][54] Dengan nada yang sama, ensiklik Singulari Quidem dari Paus Pius IX menegaskan bahwa "hanya ada satu Gereja Katolik yang sejati, yang kudus, yakni Gereja Roma yang Apostolik. Hanya ada satu Takhta yang dibangun di atas dasar Petrus dengan sabda Tuhan... Di luar Gereja, tidak seorang pun dapat berharap akan beroleh kehidupan maupun keselamatan kecuali yang dapat dimaafkan dengan alasan ketidaktahuan di luar kendali diri sendiri." Kesusastraan devosional dan keteketis Katolik pun sudah lazim mengedepankan tema "Gereja yang Kudus, Katolik, dan Apostolik adalah satu-satunya kawanan domba, dan Yesus Kristus, Putra Allah, adalah satu-satunya Gembala."[55]
Sebuah maklumat[56] yang diterbitkan Dikasterium Ajaran Iman pada tahun 2007 menjelaskan bahwa "makna 'kewujudan' di dalam kalimat tersebut adalah kebertahanan, kesinambungan sejarah, dan keajekan semua unsur yang ditetapkan Kristus di dalam Gereja Katolik, yang di dalamnya Gereja Kristus secara nyata didirikan di muka bumi ini", dan mengakui bahwa rahmat dapat berdaya guna di dalam komunitas-komunitas keagamaan yang terpisah dari Gereja Katolik lantaran komunitas-komunitas tersebut memiliki beberapa "unsur pengudusan dan kebenaran", tetapi menambahkan pula bahwa "bagaimanapun juga, kata 'wujud' hanya dapat dinisbatkan kepada Gereja Katolik semata-mata lantaran kata itu merujuk kepada ciri kesatuan yang kita permaklumkan di dalam syahadat-syahadat (aku percaya... akan Gereja yang 'satu'), dan Gereja yang 'satu' ini wujud di dalam Gereja Katolik."
Gereja Katolik mengajarkan bahwa hanya badan-badan persekutuan umat Kristen yang dipimpin para uskup-bertahbisan-sah sajalah yang dapat diakui sebagai "Gereja" dalam arti yang sesungguhnya. Di dalam dokumen-dokumen Katolik, komunitas-komunitas yang tidak dipimpin para uskup-bertahbisan-sah secara resmi disebut komunitas gerejawi.
Tradisi Ortodoks Timur
Tiap-tiap Gereja Ortodoks Timur mendaku sebagai Gereja asali dengan berdalil bahwa mereka masih teguh berpegang kepada tradisi-tradisi dan akidah-akidah Gereja asali. Gereja Ortodoks Timur juga mendaku bahwa empat dari lima takhta Pentarki (tidak termasuk Roma) masih menjadi bagian dari Gereja Ortodoks Timur.
Tradisi Ortodoks Oriental
Gereja-Gereja Ortodoks Oriental mendaku sebagai Gereja asali dengan berdalil bahwa mereka masih teguh berpegang kepada tradisi-tradisi dan akidah-akidah Gereja asali. Mereka tidak pernah menerima teori tentang Sifat Hakikat Allah, yang dirumuskan sesudah perpecahan yang terjadi menyusul Konsili Kalsedon.
Tradisi Lutheran
Gereja-gereja Lutheran secara tradisional berpendirian bahwa tradisi Lutheranlah yang merupakan Gereja kasatmata yang sejati.[58]Pengakuan Iman Augsburg yang termaktub di dalam Concordia, kompendium akidah gereja-gereja Lutheran, mengajarkan bahwa "iman yang dinyatakan Luther dan para pengikutnya bukanlah suatu perkara baru, melainkan iman katolik yang sejati, dan bahwasanya gereja-gereja mereka merupakan gereja katolik atau gereja semesta yang sejati".[59] Ketika golongan Lutheran menjelaskan Pengakuan Iman Augsburg kepada Kaisar Karel V pada tahun 1530, mereka yakin sudah "menunjukkan bahwa tiap pasal keimanan dan amalan pertama-tama sudah benar menurut Kitab Suci, dan juga sudah benar menurut ajaran bapa-bapa Gereja maupun konsili-konsili".[59]
Bagaimanapun juga, gereja-gereja Lutheran mengajarkan bahwa "memang ada umat Kristen yang sejati di dalam gereja-gereja lain" sebab "denominasi-denominasi lain pun mewartakan Firman Allah, sekalipun bercampur kekeliruan". Karena pemberitaan Firman Allah menghasilkan buah, teologi Lutheran membenarkan pemberian sebutan "gereja" kepada denominasi-denominasi Kristen lainnya.[58]
Tradisi Anglikan
Pada umumnya umat Anglikan memandang tradisi mereka sebagai salah satu cabang dari "Gereja Katolik" yang bersejarah sekaligus sebagai suatu via media (jalan tengah) di antara dua tradisi, yakni di antara tradisi Lutheran dan tradisi Kalvinis, atau di antara tradisi Katolik dan tradisi Protestan.[60]
Tradisi Kalvinis
Menurut teologi Kalvinis, Gereja itu tak kasatmata dan kasatmata. Gereja yang tak kasatmata meliputi keseluruhan orang-orang kudus, sementara Gereja yang kasatmata adalah "lembaga yang disediakan Allah sebagai perwakilan karya penyelamatan, pembenaran, dan pemeliharaan Allah", yang disebut Yohanes Kalvin sebagai "ibunda kita".[61]Pengakuan iman Kalvinis menitikberatkan "ajaran injil yang murni (pura doctrina evangelii) dan pelayanan sakramen-sakramen dengan benar (recta administratio sacramentorum)" sebagai "dua tanda asasi gereja kasatmata yang sejati".[62]
Tradisi Metodis
Umat Metodis membenarkan keimanan akan "Gereja sejati yang satu, rasuli, dan am", dengan memandang gereja-gereja mereka sebagai "cabang istimewa dari dari gereja sejati tersebut".[64][65] Berkenaan dengan kedudukan aliran Metodis di Dunia Kristen, pelopornya, "John Wesley, pernah mengemukakan bahwa hasil capaian Allah di dalam perkembangan aliran Metodis bukanlah sekadar usaha manusia melainkan karya Allah. Demikianlah aliran Metodis dipelihara Allah selama sejarah masih bergulir."[66] Dengan menyebutnya sebagai "gudang besar" iman Metodis, Wesley secara khusus mengajarkan bahwa penyebarluasan doktrin pengudusan menyeluruh adalah alasan mengapa Allah membangkitkan umat Metodis di muka bumi ini.[67][63]
Tradisi Injili
Gereja Injili lokal adalah organisasi yang merepresentasikan Gereja semesta, dan dipandang oleh umat Kristen Injili sebagai tubuh Yesus Kristus.[68] Gereja Injili lokal bertanggung jawab atas pengajaran dan ordinansi-ordinansi, terutama baptisan orang percaya dan perjamuan kudus.[69] Banyak gereja menjadi anggota denominasi-denominasi Kristen Injili serta menganut pengakuan iman dan tata tertib bersama, tanpa pandang otonomi gereja yang bersangkutan.[70] Beberapa denominasi menjadi anggota persekutuan gereja tingkat nasional yang bernaung di bawah Aliansi Injili Sedunia.[71] Beberapa denominasi Injili menerapkan tatanan keuskupan (episkopal) atau tatanan kepenatuaan (presbiterial). Meskipun demikian, bentuk penyelenggaraan gereja yang paling umum di dalam tradisi Injili adalah tatanan kejemaatan (kongregasional). Tatanan ini sangat lumrah diterapkan di kalangan gereja-gereja Injili non-denominasi.[72] Jabatan-jabatan pelayanan yang lumrah dijumpai di dalam jemaat-jemaat Injili adalah gembala, penatua, diaken, penginjil, dan pemimpin pujian.[73] Jabatan pelayanan uskup selaku penilik jemaat tingkat daerah atau nasional terdapat di dalam semua denominasi Kristen Injili, sekalipun disebut dengan istilah-istilah lain, misalnya sebutan "ketua sinode" atau "ketua sinode am".[74][75]
Perpecahan dan kontroversi
Dewasa ini ada beraneka ragam kelompok umat Kristen, dengan beraneka ragam doktrin maupun tradisi. Kontroversi-kontroversi di antara berbagai cabang Kekristenan biasanya mencakup perbedaan-perbedaan penting dalam eklesiologi yang dianut masing-masing cabang.
Di dalam Kekristenan, denominasi merupakan istilah yang umum dipakai untuk menyebut badan keagamaan yang dapat dikenali lewat unsur-unsur seperti nama, struktur, kepemimpinan, atau doktrin bersama. Meskipun demikian, tiap-tiap badan keagamaan tersebut dapat saja menyebut diri dengan menggunakan istilah-istilah lain, misalnya "gereja" atau "persekutuan". Perpecahan yang memisahkan satu kelompok dari kelompok lain berpangkal dari doktrin dan kewenangan gereja. Isu-isu seperti kodrat Yesus, kewibawaan suksesi apostolik, eskatologi, dan keutamaan paus acap kali memisahkan satu denominasi dari denominasi lain. Rumpun-rumpun denominasi yang menganut akidah, amalan, dan keterkaitan sejarah disebut "cabang-cabang Kekristenan".
Masing-masing kelompok umat Kristen berbeda-beda taraf pengakuannya terhadap satu sama lain. Beberapa kelompok mendaku sebagai satu-satunya ahli waris langsung dan sejati dari Gereja yang diasaskan Yesus Kristus pada abad pertama tarikh Masehi. Meskipun demikian, kelompok-kelompok lain meyakini denominasionalisme, di mana beberapa atau semua kelompok umat Kristen merupakan jemaat-jemaat yang sah dari satu agama yang sama, tanpa pandang label, akidah, dan amalan yang membeda-bedakan mereka. Lantaran konsep ini, sejumlah badan persekutuan umat Kristen menolak istilah "denominasi" untuk menyifatkan diri mereka, demi mengelak implikasi menyetarakan diri dengan jemaat-jemaat atau denominasi-denominasi lain.
Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks Timur percaya bahwa istilah "satu" yang tercantum di dalam syahadat Nikea menyifatkan dan menjelaskan suatu lembaga kasatmata dan kesatuan doktrinal, bukan hanya secara geografis di seluruh dunia, melainkan juga secara historis di sepanjang sejarah. Bagi kedua Gereja ini, kesatuan adalah salah satu dari keempat ciri Gereja sejati yang dijabarkan di dalam syahadat, dan hakikat dari sebuah ciri adalah dapat dilihat. Dengan demikian Gereja yang jati diri dan akidahnya berbeda dari negara ke negara dan dari zaman ke zaman tidaklah "satu". Inilah sebabnya kedua-duanya tidak memandang diri sebagai suatu denominasi, tetapi sebagai Gereja yang pradenominasional. Bukan sebagai salah satu di antara komunitas-komunitas umat beriman, melainkan sebagai Gereja yang asali dan satu-satunya.
Banyak teolog Kristen Baptis dan Kongregasional menerima makna "jemaat lokal" sebagai satu-satunya aplikasi yang sah dari istilah "gereja". Mereka mati-matian menolak gagasan Gereja semesta (katolik). Denominasi-denominasi tersebut berpendapat bahwa semua kata Yunani eklesia di dalam Perjanjian Baru adalah rujukan kepada suatu kelompok lokal tertentu atau gagasan niskala tentang "gereja", dan tidak pernah merujuk kepada suatu Gereja tunggal sejagat.[76][77]
Banyak umat Anglikan, Lutheran, Katolik Lama, dan Katolik Mandiri memandang kesatuan sebagai salah satu ciri kekatolikan, tetapi memandang kesatuan kelembagaan Gereja Katolik terejawantahkan di dalam kesamaan suksesi apostolik keuskupan-keuskupan mereka alih-alih di dalam kesamaan hierarki keuskupan atau kesamaan ritus-ritus.
Umat Kristen Kalvinis berpendirian bahwa tiap-tiap orang yang dibenarkan oleh iman akan Injil yang dipercayakan kepada para rasul adalah anggota dari "Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik". Bertolak dari perspektif ini, kesatuan nyata dan kekudusan segenap gereja yang dilembagakan melalui para rasul belum tersingkap, dan untuk sementara waktu luas cakupan dan kesentosaan gereja di muka bumi terejawantahkan dengan tidak sempurna secara kasatmata.
Gereja Lutheran–Sinode Missouri memaklumkan bahwa sesungguhnya Gereja hanya beranggotakan orang-orang yang mengimani Injil (yaitu pengampunan dosa berkat karya Kristus bagi semua orang), sekalipun mereka berada di dalam lembaga-lembaga persekutuan umat yang mengajarkan kekeliruan, tetapi tidak mencakup orang-orang yang tidak mengimani Injil, sekalipun mereka termasuk warga sebuah gereja atau memegang jabatan pengajar di gereja tersebut.[78]
Sejumlah sejarawan telah mencermati terjadinya suatu "pergeseran global" Kekristenan, dari agama yang lebih lazim dijumpai di Eropa dan Amerika menjadi agama yang lazim dijumpai di belahan bumi selatan.[79][80][81] Istilah "Kekristenan sedunia" atau "Kekristenan global" berupaya menyampaikan hakikat global dari agama Kristen. Meskipun demikian, istilah tersebut kerap berfokus pada “Kekristenan non-Barat” yang “mencakup ragam-ragam (yang biasanya eksotis) agama Kristen di ‘belahan dunia selatan’, di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.”[82] Kekristenan non-Barat juga mencakup ragam-ragam pribumi atau perantauan di Eropa Barat dan Amerika Utara.[83]
Perdebatan-perdebatan lain
Perdebatan-perdebatan lain mencakup wacana-wacana berikut ini:
"Kegerejaan" adalah istilah sindiran terhadap amalan-amalan Kekristenan yang dipandang lebih mengutamakan kebiasaan-kebiasaan hidup bergereja atau tradisi-tradisi kelembagaannya ketimbang ajaran-ajaran Yesus. Lantaran "kristus" diganti dengan "gereja", istilah "kekristenan" pun berubah menjadi "kegerejaan". Sebagian umat Protestan menggunakannya untuk menyifatkan golongan-golongan umat Kristen yang mereka anggap sudah mengalihkan perhatiannya dari Kristus kepada Gereja. Golongan lain, misalnya Gereja Ortodoks dan Gereja Katolik, memandang Kristus sebagai pusat, tetapi sekaligus mementingkan Gereja (extra Ecclesiam nulla salus) karena kemanunggalan yang padu antara Kristus dan Gereja dijabarkan di dalam nas-nas Alkitab semisal Surat Paulus kepada Jemaat di Efesus (baca artikel Mempelai Kristus).
Ada banyak opini tentang akhir nasib jiwa orang-orang yang bukan bagian dari suatu gereja kelembagaan tertentu. Maksudnya, warga suatu gereja tertentu mungkin saja percaya atau tidak percaya bahwa jiwa orang-orang di luar organisasi Gereja mereka dapat beroleh keselamatan atau akan diselamatkan.
Pernah muncul perdebatan di kalangan Kristen Protestan mengenai benar tidaknya Gereja sesungguhnya adalah suatu lembaga surgawi yang bersatu padu, dengan menurunkan status lembaga-lembaga duniawi ke taraf sekunder.
^ abcWeaver, Jonathan (1900). Christian Theology: A Concise and Practical View of the Cardinal Doctrines and Institutions of Christianity (dalam bahasa Inggris). United Brethren Publishing House. hlm. 245. Ada beberapa perbedaan antara Gereja am yang tak kasatmata dan Gereja am yang kasatmata, yang tidak perlu dibawa-bawa sampai kepada analisis akhir. Dalam arti tertentu, kedua-duanya kasatmata. Semua orang yang menjadi warga Gereja am yang tak kasatmata adalah warga Gereja am yang kasatmata. Akan tetapi tidak semua orang yang menjadi warga Gereja am yang kasatmata adalah warga Gereja am yang tak kasatmata. Oleh karena itu perbedaan yang jelas dan khas antara Gereja yang kasatmata dan Gereja yang tak kasatmata dapat dinyatakan sebagai berikut: (1) Gereja am yang tak kasat mata meliputi semua orang dari segala kaum, bahasa, suku, dan bangsa yang sungguh-sungguh diselamatkan. Tidak satu pun denominasi yang jemaatnya meliputi semua orang yang menjadi warga Gereja yang tak kasatmata. (2) Gereja yang kasatmata meliputi semua orang yang diakui sebagai warga sebuah Gereja. Tidak satu pun denominasi yang secara sah dapat mendaku sebagai Gereja am yang kasatmata.
^ ab"What do Catholics believe?" (dalam bahasa Inggris). Keuskupan Lansing. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-26. Diakses tanggal 29 Juni 2021. Kamilah Gereja asali, yang lahir tatkala Yesus sendiri bersabda kepada Rasul Petrus, “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” Sejak saat itu, tiap-tiap paus merupakan bagian dari rantai suksesi tak terputus, mulai dari Petrus, paus yang pertama.
^"Eastern Orthodox Church" (dalam bahasa Inggris). BBC. 11 Juni 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-05-10. Diakses tanggal 27 Juni 2021. Doktrin Gereja disempurnakan dari abad ke abad di dalam konsili-konsili yang diselenggarakan seawal-awalnya sejak tahun 325 Masehi, dan yang dihadiri para pemuka dari semua komunitas Kristen.
^Kinsman, Frederick Joseph (1924). Americanism and Catholicism (dalam bahasa Inggris). Longman. hlm. 203. Suatu perkara yang paling banyak diperbincangkan adalah "Teori Cabang," yang beranggapan bahwa landasan kesatuan adalah jabatan imamat yang sah. Dalam kaitannya dengan jabatan imamat yang sah tersebut, diyakini bahwa sakramen-sakramen yang absah mempersatukan umat sekalipun ada skisma. Pihak-pihak yang mengusung teori ini beranggapan bahwa Gereja terdiri atas kalangan Katolik, Ortodoks Timur, bidat-bidat Kristen Timur dengan keabsahan jabatan-jabatan imamat yang tak terbantahkan, demikian pula kalangan Katolik Lama, Anglikan, Lutheran Swedia, Moravian, dan pihak-pihak lain yang mampu memperlihatkan kalau mereka masih melanggengkan hierarki yang absah. Pihak-pihak lain ini terutama diidentikkan dengan kalangan Anglikan Gereja Tinggi, dan merepresentasikan pandangan yang bertahan menyintasi pertentangan dengan kaum Puritan, yakni pandangan bahwa umat Anglikan tidak sepatutnya dikelompokkan bersama-sama dengan umat Protestan di Eropa daratan.
^"The Church" (dalam bahasa Inggris). Catholic Encyclopedia. 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-23. Diakses tanggal 27 Juni 2021. Oleh karena itu, tampaknya tidak dapat dinafikan kalau pada tahun-tahun permulaan sejarah Gereja, fungsi-fungsi gerejawi sebagian besar diisi oleh orang-orang yang sudah diperlengkapi secara khusus untuk tujuan tersebut dengan "karismata" Roh Kudus, dan bahwasanya selama karunia-karunia tersebut masih ada, pelayanan jemaat lokal menempati suatu posisi yang kurang penting dan berpengaruh.
^"Ekklesia: A Word Study". Acu.edu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 September 2006. Diakses tanggal 3 September 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^McKim, Donald K., Westminster Dictionary of Theological Terms, Westminster John Knox Press, 1996
^The Editors of Encyclopædia Britannica. "Pentecost | Christianity". Encyclopædia Britannica. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-07-11. Diakses tanggal 4 November 2016.
^Donald H. Frew, Harran: Last Refuge of Classical Paganism Colorado State University Pueblo "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Agustus 2004. Diakses tanggal 19 Mei 2007.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^From Jesus to Christ: Maps, Archaeology, and Sources: Chronology, PBS, temu balik tanggal 19 Mei 2007 [3]Diarsipkan 2023-04-17 di Wayback Machine.
^Sophie Lunn-Rockliffe, Christianity and the Roman Empire: Reasons for persecution, Ancient History: Romans, BBC Home, temu balik tanggal 10 Mei 2007 [4]Diarsipkan 25 Agustus 2009 di Wayback Machine.
^Michael DiMaio, Jr., Robert Frakes, Constantius II (337-361 A.D.), De Imperatoribus Romanis: An Online Encyclopedia of Roman Rulers and their Families [5]Diarsipkan 2017-09-11 di Wayback Machine.
^Michael Hines, Constantine and the Christian State, Church History for the Masses [6]Diarsipkan 2022-10-01 di Wayback Machine.
^ abcFrançois Louvel, "Naissance d'un vocabulaire chrétien" dalam Les Pères Apostoliques (Paris, Cerf, 2006 ISBN978-2-204-06872-7), hlmn. 517-518
^Halsall, Paul (Juni 1997). "Theodosian Code XVI.i.2". Medieval Sourcebook: Banning of Other Religions. Fordham University. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-02-27. Diakses tanggal 23 November 2006.
^Deno Geanakoplos, A short history of the ecumenical patriarchate of Constantinople, Archons of the Ecumenical Patriarch, temu balik tanggal 20 Mei 2007 [8]Diarsipkan 2018-06-08 di Wayback Machine.
^Arias of Study: Western Art, Department of Art History, University of Wisconsin, temu balik tanggl 17 Mei 2007 [9]Diarsipkan 2008-05-09 di Wayback Machine.
^ abcCHRISTIANITY IN HISTORY, Dictionary of the History of Ideas, University of Virginia Library [10]Diarsipkan 09 September 2006 di Wayback Machine.
^BYZANTINE ICONOCLASM AND POLITICAL EARTHQUAKE OF ARAB CONQUESTS – AN EMOTIONAL ‘GUST’, This Century's Review, temu balik tanggal 24 Mei 2007 [11]Diarsipkan 2020-12-01 di Wayback Machine.
^The History of the Copts, California Academy of Sciences "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 Oktober 2007. Diakses tanggal 28 Oktober 2007.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan), temu balik tanggal 24 Mei 2007
^History of the Maronite Patriarchate, Opus Libani, temu balik tanggal 24 Mei 2007 "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 Oktober 2007. Diakses tanggal 28 Oktober 2007.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Aristeides Papadakis, John Meyendorff, The Christian East and the Rise of the Papacy: The Church 1071-1453 A.D., St. Vladimir's Seminary Press, Agustus 1994, ISBN0-88141-057-8, ISBN978-0-88141-057-0
^In Kekatolikan GerejaDiarsipkan 2023-08-01 di Wayback Machine., hlm. 132, Avery Dulles mencermati kalau dokumen ini menghindari tindakan terang-terangan menyebut Gereja sebagai Gereja Katolik "Roma", malah mengganti istilah tersebut dengan kalimat "yang diselenggarakan oleh pengganti Petrus dan uskup-uskup yang bersatu dengannya" dan mencantumkan pada catatan kakinya suatu rujukan kepada dua dokumen terdahulu yang jelas-jelas menggunakan kata "Roma."
^Catholic Book of Prayers, hlm. 236, Edisi cetak-besar; Nihil Obstat dan Impramatur. Hak cipta tahun 2005. Catholic Book Publishing Corp., New Jersey.
^ abFrey, H. (1918). "Is One Church as Good as Another?". The Lutheran Witness (dalam bahasa Inggris). Vol. 37. hlm. 82–83.
^ abLudwig, Alan (12 September 2016). "Luther's Catholic Reformation". The Lutheran Witness (dalam bahasa Inggris). Tatkala golongan Lutheran membabarkan Pengakuan Iman Augsburg di hadapan Kaisar Karel V pada tahun 1530, dengan saksama mereka tunjukkan bahwa tiap-tiap butir keimanan dan amalan di dalam pengakuan iman tersebut pertama-tama benar menurut Kitab Suci, dan juga benar menurut ajaran bapa-bapa Gereja maupun ajaran konsili-konsili, bahkan menurut hukum kanon Gereja Roma. Dengan gagah berani mereka menandaskan, “inilah ikhtisar doktrin kami, yang di dalamnya, seperti yang dapat dilihat, tidak ada yang menyimpang dari Kitab Suci, atau dari Gereja Katolik, atau dari Gereja Roma sebagaimana yang dapat diketahui dari para penulisnya” (Pengakuan Iman Augsburg XXI Kesimpulan 1). Dalil yang melandasi Pengakuan Iman Augsburg adalah bahwasanya iman yang dinyatakan Luther dan para pengikutnya bukanlah suatu perkara baru, melainkan iman katolik yang sejati, dan bahwasanya gereja-gereja mereka merupakan gereja katolik atau gereja semesta yang sejati. Malah sesungguhnya Gereja Romalah yang sudah menyimpang dari iman dan amalan purba gereja katolik (lih Pengakuan Iman Augsburg XXIII 13, XXVIII 72 dll).
^Anglican and Episcopal History (dalam bahasa Inggris). Historical Society of the Episcopal Church. 2003. hlm. 15. Hasil pengamatan pihak-pihak lain juga demikian. Patrick McGrath berpendapat bahwa Gereja Inggris bukanlah suatu jalan tengah di antara Katolik Roma dan Protestan, melainkan "di antara aneka ragam Kristen Portestan," sementara William Monter menyifatkan Gereja Inggris sebagai "suatu ragam unik dari Kristen Protestan, suatu via media di antara tradisi Kalvinis dan tradisi Lutheran." MacCulloch pernah mengemukakan bahwa Cranmer berusaha mencari suatu jalan tengah di antara Zurich dan Wittenberg, tetapi pada kesempatan-kesempatan lain mengemukakan bahwa Gereja Inggris "lebih dekat kepada Zurich dan Jenewa ketimbang Wittenberg.
^Adhinarta, Yuzo (14 Juni 2012). The Doctrine of the Holy Spirit in the Major Reformed Confessions and Catechisms of the Sixteenth and Seventeenth Centuries (dalam bahasa Inggris). Langham Monographs. hlm. 83. ISBN9781907713286.
^ abGibson, James. "Wesleyan Heritage Series: Entire Sanctification" (dalam bahasa Inggris). South Georgia Confessing Association. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Mei 2018. Diakses tanggal 30 May 2018.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Newton, William F. (1863). The Magazine of the Wesleyan Methodist Church (dalam bahasa Inggris). J. Fry & Company. hlm. 673.
^Davies, Rupert E.; George, A. Raymond; Rupp, Gordon (14 Juni 2017). A History of the Methodist Church in Great Britain, Volume Three (dalam bahasa Inggris). Wipf & Stock Publishers. hlm. 225. ISBN9781532630507.
^Robert Paul Lightner, Handbook of Evangelical Theology, Kregel Academic, USA, 1995, hlm. 228
^Robert Paul Lightner, Handbook of Evangelical Theology, Kregel Academic, USA, 1995, hlm. 234
^Brad Christerson, Richard Flory, The Rise of Network Christianity, Oxford University Press, USA, 2017, hlm. 58
^Brian Stiller, Evangelicals Around the World: A Global Handbook for the 21st Century, Thomas Nelson, USA, 2015, hlm. 210
University of Virginia: Dictionary of the History of Ideas: Christianity in History, temu balik tanggal 10 Mei 2007 [13]
University of Virginia: Dictionary of the History of Ideas: Church as an Institution, temu balik tanggal 10 Mei 2007 [14]
Christianity and the Roman Empire, Ancient History Romans, BBC Home, temu balik tanggal 10 Mei 2007 [15]Diarsipkan 05 Agustus 2019 di Wayback Machine.
Orthodox Church, MSN Encarta, temu balik tanggal 10 Mei 2007Orthodox Church - MSN Encarta. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Oktober 2009.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Mark Gstohl, Theological Perspectives of the Reformation, The Magisterial Reformation, temu balik tanggal 10 Mei 2007 [17]
J. Faber, The Catholicity of the Belgic Confession, Spindle Works, The Canadian Reformed Magazine 18 (20–27 September, 4–11, 18 Oktober, 1, 8, November 1969)-[18]Diarsipkan 2007-08-06 di Wayback Machine.
Boise State University: History of the Crusades: The Fourth Crusade[19]
Konferensi Waligereja Katolik Amerika Serikat: PASAL 9 "AKU PERCAYA AKAN GEREJA KATOLIK YANG KUDUS": 830-831 [20]Diarsipkan 2008-07-17 di Wayback Machine.: Memuat tafsir Katolik atas istilah katolik
Kenneth D. Whitehead, Four Marks of the Church, EWTN Global Catholic Network [21]Diarsipkan 2019-02-26 di Wayback Machine.
Apostolic Succession, The Columbia Encyclopedia, Edisi ke-6. Mei 2001.[22]
Gerd Ludemann, Heretics: The Other Side of Early Christianity, Westminster John Knox Press, edisi Amerika pertama (Agustus 1996), ISBN0-664-22085-1, ISBN978-0-664-22085-3
From Jesus to Christ: Maps, Archaeology, and Sources: Chronology, PBS, temu balik tanggal 19 Mei 2007 [23]Diarsipkan 2023-04-17 di Wayback Machine.
Bannerman, James, The Church of Christ: A treatise on the nature, powers, ordinances, discipline and government of the Christian Church, Still Waters Revival Books, Edmonton, Edisi Cetak Ulang May 1991, Edisi Pertama 1869.
Grudem, Wayne, Systematic Theology: An Introduction to Biblical Doctrine, Inter-Varsity Press, Leicester, Inggris, 1994.
Kuiper, R.B., The Glorious Body of Christ, The Banner of Truth Trust, Edinburgh, 1967
Mannion, Gerard & Mudge, Lewis (penyunting), The Routledge Companion to the Christian Church, 2007
Кряшены Современное самоназвание керәшеннәр, керәшен татарлары[1] Численность и ареал Всего: от 55 735 чел. (66 335 включая нагайбаков, 2010 год)[3] Россия 29 978 чел. (2021 год)[2], 34 822 чел. (2010 год)[3], 45 422 чел. включая нагайбаков. Татарстан: 29 962 чел. (2010 год)[3] Баш
Wii FitSampul Eropa Wii FitInformasi produksiPengembangNintendo EAD Group No. 5PenerbitNintendoPengarahHiroshi MatsunagaProduserTadashi SugiyamaKomponisToru MinegishiManaka TominagaShiho Fujii Data permainanSeriWiiMesinWii Sports (modifikasi)PlatformWiiGenrePermainan fitness PerilisanTanggal rilisWii Portal permainan videoL • B • PWBantuan penggunaan templat ini Wii Fit (Wiiフィットcode: ja is deprecated , Wī Fitto) adalah sebuah permainan video yang dirancang oleh Hiroshi ...
Austrian tennis player Jürgen MelzerMelzer at Wimbledon in 2015Country (sports) AustriaResidenceDeutsch-Wagram, AustriaBorn (1981-05-22) 22 May 1981 (age 42)Vienna, AustriaHeight1.83 m (6 ft 0 in)Turned pro1999Retired2021PlaysLeft-handed (two-handed backhand)Prize moneyUS$10,739,212SinglesCareer record350–334 (51.2% in ATP Tour events)Career titles5Highest rankingNo. 8 (18 April 2011)Grand Slam singles resultsAustralian Open4R (20...
دار القداري (محلة) تقسيم إداري البلد اليمن المحافظة محافظة إب المديرية مديرية إب العزلة عزلة الموية القرية قرية بيت الغبان السكان التعداد السكاني 2004 السكان 41 • الذكور 16 • الإناث 25 • عدد الأسر 7 • عدد المساكن 8 معلومات أخرى التوقيت توقيت اليمن (+3 غرينيتش) تع
CNBC AfricaDiluncurkan1 Juni 2007PemilikAfrica Business News dan NBC UniversalSloganFirst In Business WorldwideKantor pusat Johannesburg, Afrika SelatanSitus webhttp://www.cnbcafrica.com/ Consumer News and Business Channel Africa (disingkat CNBC Africa) adalah layanan televisi untuk Sub-Sahara Afrika yang diluncurkan oleh CNBC. Dikontrol oleh Africa Business News Limited, saluran ini didirikan pada tanggal 1 Juni 2007.[1] Pada awalnya, CNBC Africa memiliki biro di Nairobi (Kenya), Abu...
Celia ImrieImrie pada saat diskusi The Happy Hoofer di Cambridge Union Society pada tahun 2011LahirCelia Diana Savile Imrie15 Juli 1952 (umur 71)Guildford, Surrey, InggrisPendidikanSekolah Menengah Atas Guildford; Sekolah Seni Peran GuildfordPekerjaanPemeranTahun aktif1973–sekarangAnakAngus Imrie Celia Diana Savile Imrie (lahir 15 Juli 1952[1][2][3]) adalah pemeran dan penulis Inggris. Ia dikenal karena perannya dalam sejumlah film, termasuk seri film Bridg...
1986 novel by James P. Blaylock Homunculus First editionAuthorJames P. BlaylockCover artistJames WarholaCountryUnited StatesLanguageEnglishGenreScience fictionPublisherAce BooksPublication date1986Media typePrint (Paperback)Pages247ISBN0-441-34258-2Preceded byThe Digging Leviathan Followed byLord Kelvin's Machine Homunculus is a comic science fiction novel by American writer James P. Blaylock. It was published in 1986. It was the second book in Blaylock's loose ...
This article provides insufficient context for those unfamiliar with the subject. Please help improve the article by providing more context for the reader. (February 2021) (Learn how and when to remove this template message) In Greek mythology, Philonome or Phylonome (Ancient Greek: Φιλονόμη) was a name shared by two individuals: Phylonome, daughter of Nyctimus (son of Lycaon) and Arcadia. She was a maiden who used to hunt with Artemis until Ares seduced her in the guise of a shepherd...
Territory over which the British government exercised limited jurisdiction For the period during the Commonwealth of England, see The Protectorate. British protectorates were protectorates—or client states—under protection of the British Empire's armed forces and represented by British diplomats in international arenas, such as the Great Game, in which the Emirate of Afghanistan and the Tibetan Kingdom became protected states for short periods of time.[1] Many territories which be...
Far East prisoners of war is a term used in the United Kingdom to describe former British and Commonwealth prisoners of war held in the Far East during the Second World War. The term is also used as the initialism FEPOW, or as the abbreviation Far East POWs. Portrait of FEPOW Dusty Rhodes. A three-minute sketch by Ashley George Old painted in Thailand in 1944. Compensation scheme Since 2000, following a campaign led by the Royal British Legion, former Far East POWs are eligible for UK Governm...
Suspension of gold nanoparticles in a liquid This scientific article needs additional citations to secondary or tertiary sources such as review articles, monographs, or textbooks. Please also establish the relevance for any primary research articles cited. Unsourced or poorly sourced material may be challenged and removed. (August 2017) (Learn how and when to remove this template message) Gold Colloid of varying sizeSuspensions of gold nanoparticles of various sizes. The size difference cause...
Restaurant franchise based in Atlanta, Georgia, U.S. Mellow MushroomMellow Mushroom in Hiram, GeorgiaTypePrivateIndustryRestaurant franchiseFounded1974; 49 years ago (1974)FoundersRocky ReevesMike NicholsonHeadquartersAtlanta, Georgia, U.S.Number of locations170 (2021)Key peopleMarc Weinstein, Richard Brasch, Rocky Reeves, Mike NicholsonProductsStone-Baked Pizza, Craft Cocktails, Burgers, Salads, Calzones, Hoagies & Sandwiches, Craft and local BeerRevenueUS$311 million (...
American pornographic magazine For other uses, see Swank. SwankSwank, June 2004CategoriesPornographic magazineFrequency6/yearFounded1941CompanyMagna Publishing Group[1][2][3][4]CountryUnited StatesLanguageEnglishWebsitewww.swankmag.com Swank is an adult or pornographic magazine published in the United States. The first incarnation was launched by Victor Fox of Fox Comics in 1941 (and again in 1945) as a men's lifestyle and pin-up magazine in the style of Esquir...
Integrated development environment IntelliJ redirects here. For the company formerly named IntelliJ Software, see JetBrains. This article relies excessively on references to primary sources. Please improve this article by adding secondary or tertiary sources. Find sources: IntelliJ IDEA – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (November 2022) (Learn how and when to remove this template message) IntelliJ IDEAIntelliJ IDEA 2021.1 Community EditionDe...
لمعانٍ أخرى، طالع محمد شريف (توضيح). محمد شريف معلومات شخصية الميلاد 5 يناير 1994 (29 سنة) الطول 1.75 م (5 قدم 9 بوصة) مركز اللعب وسط الجنسية مصر معلومات النادي النادي الحالي النادي الإسماعيلي المسيرة الاحترافية1 سنوات فريق م. (هـ.) 2010– النادي الإسماعيلي 20 (0) المن...
Device for transmitting audio and video signals wirelessly This article does not cite any sources. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Video sender – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (August 2021) (Learn how and when to remove this template message) A video sender (also known as a DigiSender, wireless video sender, AV sender or audio-video se...
Finnish musician Maria Kalaniemi performing in Warszawa during Cross Culture Festival 2011 Maria Kalaniemi (born 27 May 1964 in Espoo, Finland)[1] is a Finnish accordionist.[2] She was classically trained, gaining her MMus from the Sibelius Academy in 1992,[1] but has become mostly known as a folk musician having played this music from childhood, besides her classical music studies, and also at the folk music department of the Sibelius Academy. Groups Ensembles she is ...
Ministra de la Producción del Perú Gran sello de la República del Perú Ana María Choquehuanca Desde el 06 de septiembre de 2023Ámbito PerúTitular de Ministerio de la Producción del PerúSede LimaDesignado por Presidente del Perú (en coordinación con la PCM)[editar datos en Wikidata] El Ministro de la Producción del Perú es el encargado del ministerio homónimo, dentro del Consejo de Ministros del Perú. La actual ministra es Ana María Choquehuanca desde el 6 de sep...
For other uses, see Love Train (disambiguation). 1972 single by the O'JaysLove TrainSide A of the US singleSingle by the O'Jaysfrom the album Back Stabbers B-sideWho Am IReleasedDecember 20, 1972[1]RecordedSummer 1971 to 1972GenreProto-disco,[2] R&B, Philly soul, bubblegum popLength6:15 (extended version); 2:59 (album version)LabelPhiladelphia InternationalSongwriter(s)Kenneth Gamble, Leon HuffProducer(s)Kenny Gamble, Leon HuffThe O'Jays singles chronology 992 Arguments (1...
Atlantic tropical storm in 1981 Tropical Storm Bret Tropical Storm Bret on June 30Meteorological historyFormedJune 29, 1981 (1981-06-29)DissipatedJuly 1, 1981 (1981-08)Tropical storm1-minute sustained (SSHWS/NWS)Highest winds70 mph (110 km/h)Lowest pressure996 mbar (hPa); 29.41 inHgOverall effectsFatalities1 directAreas affectedMid-Atlantic, Ohio River ValleyIBTrACSPart of the 1981 Atlantic hurricane season Tropical Storm Bret made a rare landfall on the Del...