Gregorius Manteiro
|
---|
|
Gereja | Gereja Katolik Roma |
---|
Keuskupan agung | Kupang |
---|
Penunjukan | 13 April 1967 (43 tahun, 32 hari) |
---|
Masa jabatan berakhir | 10 Oktober 1997 (73 tahun, 212 hari) |
---|
Penerus | Petrus Turang |
---|
|
Tahbisan imam | 24 Oktober 1951[1] (27 tahun, 226 hari) |
---|
Tahbisan uskup | 15 Agustus 1967 (43 tahun, 156 hari) oleh Gabriel Wilhelmus Manek, S.V.D. |
---|
|
Nama lahir | Gregorius Manteiro |
---|
Lahir | (1924-03-12)12 Maret 1924 Larantuka, Nusa Tenggara Timur, Hindia Belanda |
---|
Meninggal | 10 Oktober 1997(1997-10-10) (umur 73) Jakarta, Indonesia |
---|
Makam | Gereja Katedral Kristus Raja Kupang Bonipoi, Kota Lama, Kupang |
---|
Kewarganegaraan | Indonesia |
---|
Denominasi | Katolik Roma |
---|
Semboyan | "Opus justitiæ pax" (Karya Keadilan adalah Damai)[2] |
---|
Mgr. Gregorius Manteiro, S.V.D. (12 Maret 1924 – 10 Oktober 1997) adalah Uskup Agung di Keuskupan Agung Kupang yang telah menjabat sejak menjadi Uskup Kupang pada 13 April 1967 hingga wafat sebagai Uskup Agung Kupang pada 10 Oktober 1997.
Karya
Pada 24 Oktober 1951, Manteiro ditahbiskan menjadi seorang imam Serikat Sabda Allah. Selama menjadi imam, ia sempat menduduki jabatan sebagai rektor di Seminari Menengah Santo Pius XII, Kisol, Manggarai.[3], setelah sebelumnya juga merupakan prefek pertama di sana.[4]
Bersamaan dengan pendirian Keuskupan Kupang sebagai pemekaran dari Keuskupan Atambua, Manteiro ditunjuk sebagai Uskup pertama. Ia ditahbiskan pada 15 Agustus 1967 di Lapangan Frater Merdeka, Kupang. Uskup Agung Endeh, Gabriel Wilhelmus Manek, S.V.D., dengan didampingi oleh Uskup Atambua, Theodorus van den Tillaart, S.V.D. dan Uskup Denpasar Paulus Sani Kleden, S.V.D. Dalam tugas itu, pelayanan yang dikerjakan cukup berat karena Kupang memiliki umat dari berbagai daerah dan suku yang tersebar di dua kabupaten.
Manteiro menjadi Penahbis Pendamping dalam penahbisan Uskup Ruteng, Vitalis Djebarus, S.V.D. pada 5 Mei 1973 dan dalam penahbisan Uskup Auksilier Atambua bergelar Uskup Tituler Zaba, Anton Pain Ratu, S.V.D. pada 21 September 1982. Ia kemudian menjadi Penahbis Utama bagi Gerulfus Kherubim Pareira, S.V.D. sebagai Uskup Weetebula pada 25 April 1986.[5]
Seiring dengan peningkatan status Keuskupan Kupang menjadi Keuskupan Agung pada 23 Oktober 1989, Manteiro ditunjuk sebagai Uskup Agung pertama Kupang. Ia kemudian menerima pallium dari Nuncio Apostolik untuk Indonesia, Mgr. Francesco Canalini pada 4 November 1989 di Gereja Katedral Kupang.[6]
Sebagai Uskup Agung Kupang, ia turut memprakarsai pendirian Seminari Tinggi Santo Mikhael pada 15 Agustus 1991, bersama dengan Uskup Atambua dan Uskup Weetebula.[7]
Pada 21 April 1997, ia dibantu dengan kehadiran Uskup Agung Koajutor, yakni Petrus Turang. Ia kemudian menjadi penahbis pendamping baginya pada 27 Juli 1997.
Meninggal dunia
Manteiro meninggal dunia dalam usia 73 tahun pada 10 Oktober 1997 di Jakarta. Ia dimakamkan di sisi timur dari Gereja Katedral Kristus Raja, Kupang.[3] Sesuai Kitab Hukum Kanonik, kepemimpinan Keuskupan Agung Kupang dilanjutkan oleh Mgr. Petrus Turang selaku Uskup Agung Koajutor.
Referensi
Pranala luar