KMC Komando adalah kelas kapal serbu cepat yang dibangun oleh pembuat kapal Indonesia PT Tesco Indomaritim. Pabrikan menyebutnya sebagai Combat Boat 18M. Saat ini dioperasikan oleh tentara angkatan darat dan angkatan laut Indonesia.
Sejarah
Kapal ini merupakan hasil litbang TNI AD khususnya prajurit dari Direktorat Pembekalan dan Angkutan (Ditbekang) yang berkolaborasi dengan para ahli terkait dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang prosesnya sudah dimulai sejak tahun 2013. Selanjutnya kapal cepat yang dinamai ‘Komando’ ini dibangun oleh galangan kapal PT Tesco Indomaritim.[2]
KMC Komando resmi dilincurkan pada tanggal 29 April 2014 oleh Kepala Staf TNI AD (KASAD) masa itu, yakni Jenderal TNI Budiman yang dilaksanakan di pantai ABC (Ancol Beach City) Jakarta Utara. Dalam demonya hari itu, KMC Komando menunjukkan kebolehannya bermanuver lingkaran sempit, berhenti jarak singkat, menurunkan pasukan serta menembakkan senjatanya.[2]
Keterangan teknis
Badan kapal dibangun menggunakan bahan alumunium, berdimensi panjang 17,60 m, lebar 4,20 m, tinggi 2,15 m, draft 0,75 m dan berat 23 ton. Digerakkan menggunakan sepasang water jet Hamilton HJ422 yang disokong mesin diesel Caterpillar tipe CAT C12 ACERT yang menghasilkan daya 1.500 hp (2×750). Kecepatan jelajahnya 35 knot (65 km/jam), bisa bermanuver 360 derajat dalam lingkaran kecil dan berhenti mendadak dalam jarak yang pendek.
Kapal buatan pabrik yang berlokasi di Babelan, Bekasi ini didapuk untuk beroperasi di lingkungan muara dan tepian pantai (bukan laut dalam) yang mampu berlayar sejauh 250 nautical mile (463 km). Dalam setiap operasinya kapal ini juga membawa air tawar sebanyak 500 liter disimpan dalam tangki. Kelengkapan standar yang melekat pada KMC Komando yakni marine radar, gyro kompas, GPS, Radio SSB, Radio HT, ring buoy dan 2 life raft.
Untuk menjalankannya, kapal ini dioperasikan oleh tiga orang awak (ABK) yang bisa membawa 30 orang penumpang. Selain digunakan untuk wahana angkut prajurit dan perbekalannya dalam tugas keseharian, KMC Komando dalam misi perang (operasi amfibi) dapat mengentaskan setengah peleton pasukan bersenjata ke bibir pantai yang menyerbu keluar lewat pintu rampa bagian depan kapal.
Sebagai senjata buat dukungan tembakan atau perlindungan diri tersedia RCWS (Remote Control Weapon System) yang terpasang pada tiang menara di belakang kabin yang dilengkapi senapan mesin Browning M2HB kaliber 12,7 mm, sehingga bisa digunakan untuk menyapu sasaran (musuh) terjauh hingga jarak 2.000 meter.[2]
Kecelakaan
Sebuah KMC Komando tenggelam di perairan Kepulauan Seribu pada Senin, 12 Maret 2018, pukul 11.00 WIB. Saat itu, kapal itu membawa 50 tentara. Semua penumpang dan awak kapal selamat dari kecelakaan ini.[3] Tentara Indonesia membantah tenggelam karena kelebihan kapasitas, menurut awak kapal air masuk ke ruang mesin karena kebocoran dari pipa pelatih. Kebocoran itu diperparah dengan tingginya gelombang laut yang mencapai dua hingga tiga meter. Air kemudian masuk ke ruang mesin, sehingga nahkoda kapal mematikan mesin yang sudah penuh air. Berat kapal yang sudah masuk ke dalam air menjadi berat sehingga menyebabkan kapal tenggelam secara perlahan.[4]