Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Korea di bawah kekuasaan Yuan

Korea di bawah kekuasaan Yuan
Provinsi Zhengdong
征東等處行中書省
Vasal di Dinasti Yuan
1270–1356

Negara klien Goryeo di Korea modern di bawah Dinasti Yuan, sekitar tahun 1294.
Ibu kotaKaesong
Sejarah
Pemerintahan
 • JenisMonarki, vasal kepada monarki Yuan
Kaisar 
• 1270–1294
Kublai Khan
• 1294–1307
Chengzong
• 1311–1320
Renzong
• 1333–1356
Huizong
Raja 
• 1270–1274
Wonjong
• 1274–1308
Chungnyeol
• 1308–1313
Chungseon
• 1313–1330; 1332–1339
Chungsuk
• 1330–1332; 1339–1344
Chunghye
• 1351–1356
Gongmin
Sejarah 
1231–1259
• Didirikan
1270
1274, 1281
• Dibubarkan
1356
Didahului oleh
Digantikan oleh
Goryeo
Goryeo

Korea di bawah kekuasaan Yuan mengacu kepada kekuasaan Kekaisaran Mongol, khususnya Dinasti Yuan yang dikuasai Mongol, terhadap Semenanjung Korea dari sekitar tahun 1270 hingga 1356.[1] Setelah invasi Mongol ke Korea dan tunduknya Dinasti Goryeo Korea pada abad ke-13, Goryeo menjadi sebuah negara vasal semi otonom dan sekutu wajib Dinasti Yuan selama sekitar 80 tahun. Keturunan penguasa Goryeo diizinkan untuk memerintah Korea sebagai vasal Yuan, yang membentuk Provinsi Zhengdong (secara harfiah "Penaklukan Timur") di Korea. Anggota keluarga kerajaan Goryeo dibawa ke Beijing, dan biasanya menikah dengan pasangan dari wangsa kekaisaran Yuan. Akibatnya, para pangeran yang menjadi raja Goryeo selama periode ini secara efektif adalah menantu laki-laki kekaisaran (khuregen). Penguasaan Yuan berakhir pada tahun 1350-an ketika Dinasti Yuan sendiri mulai runtuh dan Raja Gongmin dari Goryeo mulai mendesak mundur garnisun Mongol.

Sejarah

Kekaisaran Mongol melancarkan beberapa invasi terhadap Korea di bawah Goryeo dari tahun 1231 hingga 1259. Ada enam kampanye militer utama yakni tahun 1231, 1232, 1235, 1238, 1247, 1253; antara tahun 1253 dan 1258, pasukan Mongol di bawah jenderal Möngke Khan, Jalairtai Qorchi melancarkan empat invasi yang menghancurkan dalam kampanye militer sukses terakhir terhadap Korea, dengan korban jiwa sipil yang sangat besar di seluruh Semenanjung Korea. Pasukan Mongol mencaplok wilayah utara Semenanjung Korea setelah invasi tersebut dan memasukkannya dalam kekaisaran mereka dengan nama Prefektur Ssangseong (雙城摠管府) dan Prefektur Dongnyeong (東寧府).[2] Pada Maret 1258, diktator Choe Ui dari rezim militer Goryeo dibunuh oleh Kim Jun, mengakhiri kediktatoran militer Choe di Korea; setelah ini, para cendekiawan yang bersikeras untuk melakukan perdamaian dengan Mongolia memperoleh kekuasaan. Pihak ini mengirim utusan ke Mongol, dan sebuah perjanjian damai dijalin antara Kekaisaran Mongol dan Goryeo, yang bagiannya menetapkan bahwa Korea menerima status negara vasal di bawah Kekaisaran Mongol. Beberapa pejabat militer yang menolak untuk menyerah melancarkan Pemberontakan Sambyeolcho dan melakukan perlawanan di pulau-pulau di lepas pantai selatan Semenanjung Korea.[3]

Begitu perjanjian itu ditandatangani dan negara vasal didirikan, perkawinan silang antara orang Korea dan Mongol dianjurkan oleh Kekaisaran Mongol.[4] Setelah kematian Wonjong pada tahun 1274, penerusnya Chungnyeol dari Goryeo menerima putri Kubilai, Qutlugh-Kelmish sebagai istri, dan masa pemerintahannya memulai Mongolisasi besar-besaran terhadap istana Korea yang berlanjut hingga pertengahan abad ke-14. Di atas kertas, protokol resmi untuk Korea adalah sebuah kerajaan bawahan, dan para penguasa Korea bertahan lama di istana Yuan Mongol, baik sebelum dan sesudah penobatan mereka.[5]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ "A History of Korea: From Antiquity to the Present, by Michael J. Seth", p112
  2. ^ Hatada, Smith Jr & Hazard 1969, p.53.
  3. ^ 국방부 군사편찬연구소, 고려시대 군사 전략 (2006) (The Ministry of National Defense, Military Strategies in Goryeo)
  4. ^ Djun Kil Kim, 《The History of Korea: 2nd edition》, ABC-CLIO, 2014. ISBN 1610695828, p.78
  5. ^ Korea and the Mongol Empire
Kembali kehalaman sebelumnya