Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Magnificat


Lukisan kunjungan Maria (Visitasi) dalam Buku Ibadat harian milik Duc of Berry

Magnificat (juga disebut Nyanyian pujian Maria atau Kidung Maria) adalah sebuah kantata (himne atau kidung dari teks Kitab Suci selain Mazmur) yang sering dinyanyikan atau didaraskan secara liturgis dalam ibadat-ibadat Kristiani. Kidung ini diambil dari Injil Lukas pasal 1 ayat 46-55, yang tersisip di tengah naskah prosa.[1]

Menurut Injil, setelah peristiwa pewartaan malaikat di saat Maria diberitahu oleh Malaikat Gabriel bahwa dia akan mengandung Yesus, Maria meresponnya dengan mengunjungi sepupunya, yakni Elizabet. Dalam narasi Injil, sesudah menyalami Elizabet, anak dalam kandungan Elizabet (yang kelak menjadi Yohanes Pembaptis) bergerak, dan ketika hal tersebut diberitahukan kepada Maria, dia menyanyikan Kidung Magnificat sebagai balasannya.

Dalam Gereja Katolik, sesuai yang tertulis di Buku Panduan Indulgensi (Enchiridion Indulgentiarum) Conc. 17 § 2, umat yang dengan kesalehan mendaraskan atau menyanyikan Magnificat memperoleh "indulgensi sebagian".[2] Indulgensi hanya dapat diperoleh jika semua syarat yang ditentukan terpenuhi (Lihat: Indulgensi).

Naskah

Bahasa asli dari Magnificat adalah bahasa Yunani Koine, sebagaimana bahasa naskah Perjanjian Baru lainnya. Namun dalam penggunaan liturgis dan devosional di Gereja Barat sering kali dijumpai dalam versi Bahasa Latin atau bahasa setempat. Nama Magnificat diambil dari kata pertama kidung tersebut dalam bahasa Latin; sementara dalam bahasa Inggris dan Indonesia merupakan kata kedua: [My soul] magnifies ([Jiwaku] memuliakan).

Bahasa Yunani

Bahasa Yunani Koine:

Μεγαλύνει ἡ ψυχή μου τὸν Κύριον καὶ ἠγαλλίασε τὸ πνεῦμά μου ἐπὶ τῷ Θεῷ τῷ σωτῆρί μου,
ὅτι ἐπέβλεψεν ἐπὶ τὴν ταπείνωσιν τῆς δούλης αὐτοῦ. ἰδοὺ γὰρ ἀπὸ τοῦ νῦν μακαριοῦσί με πᾶσαι αἱ γενεαί.
ὅτι ἐποίησέ μοι μεγαλεῖα ὁ δυνατός καὶ ἅγιον τὸ ὄνομα αὐτοῦ, καὶ τὸ ἔλεος αὐτοῦ εἰς γενεὰς γενεῶν τοῖς φοβουμένοις αὐτόν.
Ἐποίησε κράτος ἐν βραχίονι αὐτοῦ, διεσκόρπισεν ὑπερηφάνους διανοίᾳ καρδίας αὐτῶν·
καθεῖλε δυνάστας ἀπὸ θρόνων καὶ ὕψωσε ταπεινούς, πεινῶντας ἐνέπλησεν ἀγαθῶν καὶ πλουτοῦντας ἐξαπέστειλε κενούς.
ἀντελάβετο Ἰσραὴλ παιδὸς αὐτοῦ, μνησθῆναι ἐλέους, καθὼς ἐλάλησε πρὸς τοὺς πατέρας ἡμῶν, τῷ Ἀβραὰμ καὶ τῷ σπέρματι αὐτοῦ εἰς τὸν αἰῶνα.

Bahasa Latin

Magnificat dalam Bahasa Latin sesuai yang tertulis dalam Nova Vulgata:[3]

Magnificat anima mea Dominum,
et exultavit spiritus meus in Deo salutari meo,
quia respexit humilitatem ancillæ suæ.
Ecce enim ex hoc beatam me dicent omnes generationes,
quia fecit mihi magna, qui potens est,
et sanctum nomen eius,
et misericordia eius in progenies et progenies
timentibus eum.
Fecit potentiam in brachio suo,
dispersit superbos mente cordis sui;
deposuit potentes de sede
et exaltavit humiles;
esurientes implevit bonis
et divites dimisit inanes.
Suscepit Israel puerum suum,
recordatus misericordiæ,
sicut locutus est ad patres nostros,
Abraham et semini eius in sæcula.

Bahasa Indonesia

Alkitab LAI

Bahasa Indonesia (Alkitab Terjemahan Baru Lembaga Alkitab Indonesia):

Jiwaku memuliakan Tuhan,
dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,
sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.
Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan
akan menyebut aku berbahagia,
karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku
dan nama-Nya adalah kudus.
Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.
Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya
dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;
Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya
dan meninggikan orang-orang yang rendah;
Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar,
dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;
Ia menolong Israel, hamba-Nya,
karena Ia mengingat rahmat-Nya,
seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita,
kepada Abraham dan keturunannya
untuk selama-lamanya.

Puji Syukur

"Kidung Maria" untuk penggunaan dalam ibadat resmi Gereja Katolik Roma di Indonesia terdapat dalam Puji Syukur no. 18:[4]

Aku mengagungkan Tuhan, *
hatiku bersukaria karena Allah, penyelamatku.
Sebab Ia memperhatikan daku, *
hamba-Nya yang hina ini.
Mulai sekarang aku disebut yang bahagia, *
oleh sekalian bangsa.
Sebab perbuatan besar dikerjakan bagiku oleh Yang Mahakuasa, *
kuduslah nama-Nya.

Kasih sayang-Nya turun temurun, *

kepada orang yang takwa

Perkasalah perbuatan tangan-Nya, *
dicerai-beraikan-Nya orang yang angkuh hatinya.
Orang yang berkuasa diturunkan-Nya dari takhta, *
yang hina dina diangkat-Nya.
Orang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan, *
orang kaya diusir-Nya pergi dengan tangan kosong.
Menurut janji-Nya kepada leluhur kita, *
Allah telah menolong Israel hamba-Nya.
Demi kasih sayang-Nya kepada Abraham serta keturunannya, *
untuk selama-lamanya.
[Doksologi: Kemuliaan]

Catatan:

  • Dalam Ibadat Harian (Horarium), jika tidak dinyanyikan, ayat didaraskan silih berganti ayat demi ayat oleh dua kelompok umat atau oleh pemimpin dan umat.
  • Tanda * menunjukkan jeda di tengah satu ayat, artinya alur pendarasan diputus sejenak.
Lukisan visitasi Perawan Maria kepada Elisabeth di suatu Gereja Timur di Makedonia

Magnificat dalam liturgi

(Tonus VIII G in Liber usualis p. 212 [1])

Magnificat merupakan bagian dari Ibadat Harian (Horarium) Vesper (ibadat sore) dalam Gereja Katolik Roma, Gereja Lutheran, dan Gereja Anglikan.

Mungkin Magnificat yang paling tersohor adalah Magnificat yang musiknya diaransemen oleh Claudio Monteverdi Vespers of 1610 atau yang diaransemen oleh Johann Sebastian Bach, BWV 243. Dengan napas yang sama, banyak komposer musik "klasik" (dari Vivaldi sampai Rachmaninoff) telah menulis aransemen musiknya untuk versi orkestra, paduan suara, dan penyanyi solo. Namun, sebagian besar aransemen musik tersebut tidaklah diperuntukkan ataupun nyaman dipergunakan untuk keperluan liturgi.

Dalam ibadat Ortodoks Timur, Magnificat biasanya dinyanyikan dalam ibadat Matins pada hari Minggu sebelum irmos dari ode ke-9 dari kanon. Pada akhir tiap ayat, dinyanyikan troparion sebagai berikut:

Lebih agung daripada Kerubim, dan jauh lebih mulia dibanding Serafim, tanpa kerusakan kau lahirkan Allah Sang Logos: Theotokos sejati, kami mengagungkanmu.

Nyanyian Taize

Magnificat juga dikenal dalam Komunitas Taizé; liriknya hanya menggunakan 1 ayat saja dari Vulgata (Lukas 1:46), dan musiknya karya dari Jacques Berthier:[5][6]

Magnificat, magnificat,
magnificat anima mea Dominum.
Magnificat, Magnificat,
magnificat anima mea!

Kontroversi

Pada era 1980-an, para diktator di Guatemala melarang keras pembacaan Magnificat di depan umum karena mengandung nada revolusioner.[7] Di Nikaragua, Magnificat merupakan doa favorit di kalangan petani dan kerap dibawa ke mana-mana sebagai jimat. Selama tahun-tahun kekuasaan Dinasti Somoza, para campesinos (petani atau buruh tani) diwajibkan membawa-bawa surat bukti bahwa mereka telah memberikan suaranya bagi Somoza sehingga dokumen tersebut disindir dengan julukan 'Magnificat'.[8]

Lihat pula

Pranala luar

Referensi

  1. ^ Lukas 1:46–55
  2. ^ (Latin) "Enchiridion Indulgentiarum" (edisi ke-16 iulii 1999 - Quarta editio). Libreria Editrice Vaticana. 1999. 
  3. ^ (Latin) "Nova Vulgata, Novum Testamentum - Evangelium Secundum Lucam". Holy See. 
  4. ^ Komisi Liturgi KWI. Puji Syukur (edisi ke-2010). Jakarta: Penerbit OBOR. ISBN 978-979-565-009-6. 
  5. ^ (Inggris) "Magnificat Canon (Taizé)". 
  6. ^ (Inggris) "Magnificat (Berthier)". Hymnary.org. 
  7. ^ Amazing Grace: A Vocabulary of Faith, Kathleen Norris (New York: Riverhead Books, 1998) p. 117.
  8. ^ 'The Gospel in Solentiname', Ernesto Cardenal (Maryknoll: Orbis Books, 1978) p.25.
Kembali kehalaman sebelumnya