Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Makan Bergizi Gratis

Program makan bergizi gratis Indonesia adalah sebuah inisiatif yang bertujuan untuk menyediakan makanan sehat dan bergizi kepada kelompok yang membutuhkan, dengan fokus pada anak-anak atau kelompok rentan lainnya. Program ini merupakan bagian dari pelayanan IFSR (Indonesia Food Security Review) dan bekerja sama dengan pihak United Nation World Food Programme dan menjadi bagian dari School Meals Coalition yang diselenggarakan dengan tujuan untuk mengatasi masalah kelaparan, kurang gizi, dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

Dalam program ini, makanan yang disediakan mengikuti standar gizi yang ditetapkan, termasuk kebutuhan akan protein, vitamin, mineral, dan energi yang mencukupi. Program Makan Bergizi Gratis Indonesia ditujukan untuk pelajar di sekolah-sekolah atau anak-anak dalam komunitas yang mungkin tidak memiliki akses yang memadai terhadap makanan bergizi. [1]Dengan menyediakan makanan yang sehat dan bergizi secara gratis, program ini diharapkan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan kelompok yang dilayani, serta membantu menciptakan kondisi yang lebih baik untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka.

Program Makan Siang Gratis di Berbagai Negara

Beberapa Negara memiliki program makan siang gratis yang bertujuan untuk mengatasi masalah gizi dan mengurangi kemiskinan. Program-program makan bergizi gratis bertujuan untuk memastikan akses masyarakat yang kurang mampu atau rentan terhadap kelaparan terhadap makanan yang bergizi. Melalui penyediaan makanan yang sehat, seimbang, dan memenuhi kebutuhan gizi seseorang tanpa biaya atau tanpa memerlukan pembayaran, program ini dapat membantu mengurangi tingkat kelaparan, meningkatkan status gizi masyarakat, dan meningkatkan akses terhadap makanan yang berkualitas, terutama bagi mereka yang mengalami kesulitan finansial[2]. Program ini telah dilakukan di 93 negara dan telah berlangsung sejak tahun 1940-an. Di Indonesia program ini hadir dengan berbagai perubahan nama, yang terbaru ialah Makan Bergizi Gratis. Adapun di negara lainnya, program ini memiliki beragam nama lainnya, diantaranya ialah:

  1. Pradan Mantri Poshan Shakti Nirman - India
  2. National School Lunch Act - Amerika Serikat
  3. La Cantine Scolaire - Perancis
  4. Programa Nacional de Alimentação Escolar (PNAE) - Brazil
  5. Gakko-Kyushoku - Jepang
  6. Programa de Alimentación Escolar (PAE) - Spanyol
  7. School Food Programme - Britania Raya
  8. Gan Dan Xiang Cai (Nutritious Meals Project) - Tiongkok
  9. Gesunde Jause - Austria
  10. Schulessen - Jerman

Latar Belakang

Untuk menuju Visi Indonesia Emas 2045, tantangan & hambatan di bidang Kesehatan, Pendidikan, ekonomi, dan ketahanan pangan harus segera diselesaikan.[3]

Kesehatan:

Anak-anak:

  • 21,6% mengalami stunting (gagal tumbuh optimal).
  • 7,7%  mengalami wasting (gizi buruk akut).
  • 26,8% mengalami anemia.
  • 23,6% mengalami masalah tinggi badan (pendek & sangat pendek).
  • 29,2% mengalami masalah Indeks Massa Tubuh (IMT) (sangat kurus & obesitas).

Wanita & Ibu Hamil:

  • Prevalensi KEK (Kekurangan Energi Kronis)
    • Dialami 14,1% Wanita Usia Subur.
    • Dialami 17,3% Ibu hamil.
  • 48,9% ibu hamil mengalami anemia.

Pendidikan:

  • 51% siswa Indonesia tidak mengerti apa yang ia baca.[4]
  • Indonesia peringkat 71 dari 81 negara untuk tingkat kualitas Pendidikan.[5]
  • 60% siswa berangkat sekolah dengan perut kosong.[6]

Ekonomi:

  • 38% penduduk Indonesia dalam kategori miskin dan kurang miskin.[7]

Ketahanan Pangan:

  • 23 juta orang  (8,34%) penduduk Indonesia kekurangan pangan.[8]

Target-Target Capaian Program Makan Bergizi Gratis

Siswa & Santri

  • Menghilangkan kelaparan akut & kronis serta meningkatkan pertumbuhan berat badan (0,37 kg/tahun) dan tinggi badan (0,54 cm/tahun).
  • Meningkatkan tingkat partisipasi siswa di sekolah sebesar 10% serta menambah rata-rata kehadiran siswa sebanyak (+ 4 s.d 7 hari/tahun).
  • Mengurangi rasio ketimpangan gender dengan meningkatkan tingkat partisipasi siswaperempuan di sekolah.

Ibu Hamil & Balita

  • Menurunkan angka stunting nasional ke level <10% dalam 3-5 tahun.
  • Mengurangi tingkat kematian balita yang saat ini mencapai 21 kematian per 1.000 angka kelahiran.

Target Jangka Panjang

  • 0.5% - 0.8% adalah target penduduk Indonesia yang masih ada berada di bawah garis kemiskinan pada 2045[9]
  • Tanpa Kelaparan adalah target Indonesia 2045 [< 10 GHI points]
  • < 5% adalah target jumlah stunting – termasuk balita yang tidak mengalami kekurangan gizi – di Indonesia pada 2045
  • 12 tahun adalah target rata-rata tahun belajar penduduk Indonesia pada 2045[10]

Piramida Makanan

Piramida Makanan Tradisional

  • Air Putih: Terletak di bagian paling bawah, menunjukkan bahwa air putih harus menjadi konsumsi utama dan harus diminum setiap hari dalam jumlah yang cukup.
  • Sumber Karbohidrat: Terletak di sebelah air, menunjukkan bahwa karbohidrat kompleks seperti roti, nasi, pasta, dan sereal harus menjadi bagian utama dari setiap makanan.
  • Serat: Dapat ditemukan dalam sumber karbohidrat yang utuh seperti biji-bijian utuh, buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan, yang disarankan untuk dikonsumsi dalam jumlah yang cukup setiap hari.
  • Vitamin dan Mineral: Terletak di lapisan di atas sumber karbohidrat dan serat, menunjukkan bahwa buah-buahan dan sayuran yang beragam harus dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral.
  • Protein: Terletak di atas lapisan vitamin dan mineral, menunjukkan bahwa sumber protein seperti daging, ikan, telur, kacang-kacangan, dan produk susu harus dikonsumsi dalam jumlah moderat setiap hari.
  • Makanan Manis: Terletak di bagian puncak piramida, menunjukkan bahwa makanan manis seperti kue, permen, dan minuman manis harus dikonsumsi dalam jumlah terbatas dan tidak terlalu sering.

Piramida Makanan Modern

  • Air Putih: Tetap menjadi dasar piramida, menekankan pentingnya hidrasi yang cukup.
  • Sumber Karbohidrat: Menempati bagian besar dari piramida, menunjukkan bahwa karbohidrat kompleks dan sumber energi seperti roti, nasi, pasta, dan sereal harus dikonsumsi dalam jumlah yang cukup setiap hari.
  • Sayuran dan Buah-buahan: Menempati lapisan di atas sumber karbohidrat, menunjukkan bahwa sayuran dan buah-buahan harus menjadi bagian utama dari setiap makanan, memberikan vitamin, mineral, dan serat yang penting.
  • Protein: Menempati lapisan di atas sayuran dan buah-buahan, menunjukkan bahwa sumber protein harus dikonsumsi dalam jumlah moderat setiap hari untuk memperbaiki jaringan tubuh dan mendukung pertumbuhan.
  • Lemak Sehat: Terletak di atas lapisan protein, menunjukkan bahwa lemak sehat dari sumber seperti alpukat, kacang-kacangan, dan minyak nabati harus dikonsumsi dalam jumlah moderat untuk menjaga kesehatan jantung dan fungsi tubuh lainnya.
  • Makanan Manis: Menempati bagian paling atas piramida, menunjukkan bahwa makanan manis dan camilan harus dikonsumsi dalam jumlah terbatas dan dianggap sebagai perlakuan sesekali.

Manfaat Program

Dimensi manfaat dari program makan bergizi gratis merupakan hal yang penting untuk dipahami dalam konteks kesejahteraan masyarakat dan pembangunan yang inklusif. Berikut adalah pengembangan lebih lanjut mengenai setiap dimensi manfaat:

  1. Peningkatan Kapasitas Ekonomi:
    • Daya Beli Masyarakat: Dengan menyediakan makanan bergizi gratis, program ini memberikan bantuan langsung kepada keluarga dengan pendapatan rendah, yang pada gilirannya meningkatkan daya beli mereka terhadap barang dan layanan lainnya.
    • Meningkatkan Aktivitas Ekonomi: Dengan membantu keluarga menghemat biaya makanan, program ini memungkinkan mereka untuk mengalokasikan lebih banyak uang untuk kegiatan ekonomi lainnya, seperti membayar tagihan, menginvestasikan dalam pendidikan, atau memulai usaha kecil.
  2. Mengurangi Kemiskinan:
    • Menghilangkan Kelaparan pada Keluarga Berpenghasilan Rendah: Program makan bergizi gratis dapat menjadi solusi langsung untuk kelaparan, yang sering kali menjadi masalah yang mendasar bagi keluarga dengan pendapatan rendah.
    • Meningkatkan Kapasitas Finansial pada Sektor Non-makanan: Dengan mengurangi beban biaya makanan, keluarga dapat memiliki lebih banyak uang untuk diinvestasikan dalam pendidikan, kesehatan, atau pengembangan usaha mereka, yang dapat membantu mengurangi kemiskinan jangka panjang.
  3. Meningkatkan Kesehatan Anak:
    • Kualitas Gizi & Ketahanan Fisik: Asupan makanan yang sehat dan bergizi membantu memastikan bahwa anak-anak memiliki nutrisi yang cukup untuk tumbuh dengan baik dan mempertahankan ketahanan fisik yang kuat.
    • Mengurangi Biaya Kesehatan Anak: Dengan memberikan makanan bergizi kepada anak-anak, program ini dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit terkait gizi dan oleh karena itu mengurangi biaya perawatan kesehatan yang terkait.
  4. Meningkatkan Kesetaraan Gender:
    • Waktu Belajar bagi Anak Perempuan: Dengan meniadakan kebutuhan untuk mencari makanan, program ini memberikan kesempatan yang lebih besar bagi anak perempuan untuk fokus pada pendidikan mereka, yang dapat membantu mengurangi kesenjangan pendidikan gender.
    • Meningkatkan Produktivitas Ibu: Dengan membebaskan waktu dan tenaga ibu yang sebelumnya dihabiskan untuk memasak atau mencari makanan, program ini dapat meningkatkan produktivitas mereka dalam hal penghasilan atau pengelolaan rumah tangga.
    • Mengurangi Gap Gender dalam Partisipasi Sekolah: Dengan memberikan makanan gratis kepada anak-anak, program ini dapat membantu mengurangi beban keuangan keluarga yang mungkin menjadi hambatan bagi partisipasi sekolah anak perempuan.
  5. Meningkatkan Kemampuan Akademik:
    • Kapasitas Kognitif: Nutrisi yang memadai berperan penting dalam pengembangan otak dan kognisi anak-anak, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam hal pemahaman, konsentrasi, dan pemecahan masalah.
    • Partisipasi Sekolah: Dengan meniadakan hambatan finansial terkait dengan makanan, program ini dapat meningkatkan tingkat partisipasi sekolah dan kehadiran siswa, yang merupakan faktor penting dalam kesuksesan akademik.
    • Peningkatan Kapasitas Pengetahuan: Asupan makanan yang sehat dapat membantu meningkatkan daya ingat dan konsentrasi siswa, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kapasitas pengetahuan dan keterampilan mereka dalam hal belajar.
Pilot Program Makan di Sekolah Peluncuran Program PMTAS di Daerah Tertinggal Implementasi Program PMTAS di SeluruhProvinsi Revitalisasi PMTAS untuk anak SD Program PROGAS
Tahun Pelaksanaan 1991 - 1992 1996 - 1997 1998 - 2002 2010 - 2011 2016 - 2019
Penerima Manfaat Beberapa sekolah di provinsi yang miskin •18.518 sekolah

•2,3 juta siswa

•53.000 sekolah

•8,1 juta siswa

1,38 juta siswa •564 sekolah

•100.000 siswa

Frekuensi 3x seminggu 3x seminggu 3x seminggu 3x seminggu 3x seminggu
Jumlah Anggaran Rp. 3.875 /porsi Rp. 3.875 /porsi Rp. 3.875 /porsi Rp. 5.735 /porsi Rp. 17.050 /porsi
Area Aceh, Sumbar, Jateng, Jogjakarta, Bali, NTB, NTT, Sulut, Maluku, dan Irian Jaya 21 provinsi di luar Jawa& Bali Semua provinsi 27 kota di 27 provinsi 11 kota di 5 provinsi
Jenis makanan & Nutrisi Snack

•15-20% AKG harian

Snack

•15-20% AKG harian

Snack

•300 kcal energi

•5 g protein

Snack

•300 kcal energi

•5 g protein

Masakan

•400-500 kcal energi

•10-12 gr protein

Sumber Anggaran APBN APBN APBN APBN APBN

Referensi

  1. Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan. 2022. Buku Saku Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022. Documentation. Badan Kebijakan dan Pembangunan Kesehatan. Jakarta.[1]
  2. Laporan Nsional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.[2]
  3. Laporan Statistik Indonesia 2021. Badan Pusat Statistik. 2021.[3]
  4. Laporan Statistik Indonesia 2023. Badan Pusat Statistik. 2023.[4]
  5. World Development Report 2022: Finance for an Equitable Recovery. The World Bank. 2022.[5]
  6. OECD Economic Outlook, Volume 2022 Issue 2. The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). 2022.[6]
  7. National Program Overview: Free Nutritious Meal Program Strategy. Indonesia Food Security Review. 2024.[7]
  1. ^ Media, Kompas Cyber (2024-06-05). "Menyongsong Program Makan Bergizi Gratis dengan Pangan Alternatif". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2024-06-06. 
  2. ^ "School meals | World Food Programme". www.wfp.org (dalam bahasa Inggris). 2023-03-21. Diakses tanggal 2024-04-26. 
  3. ^ indonesia2045.go.id https://indonesia2045.go.id/. Diakses tanggal 2024-06-05.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  4. ^ "51% Lulusan SMA ke Bawah Memiliki Literasi Digital Rendah | Databoks". databoks.katadata.co.id. Diakses tanggal 2024-06-05. 
  5. ^ developer, mediaindonesia com. "Hasil PISA 2022, Refleksi Mutu Pendidikan Nasional 2023". mediaindonesia.com. Diakses tanggal 2024-06-05. 
  6. ^ "Sering Sulit Konsentrasi, Ternyata 60 Persen Anak Indonesia Tak Sarapan Sebelum ke sekolah". suara.com. Diakses tanggal 2024-06-05. 
  7. ^ Indonesia, Badan Pusat Statistik. "Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2023". www.bps.go.id. Diakses tanggal 2024-06-05. 
  8. ^ "Sebanyak 8,34% Penduduk Indonesia Kekurangan Pangan pada 2020 | Databoks". databoks.katadata.co.id. Diakses tanggal 2024-06-05. 
  9. ^ World Development Report 2022: Finance for an Equitable Recovery. The World Bank. 2022-02-15. ISBN 978-1-4648-1730-4. 
  10. ^ Dewi, Dyah Makutaning; Setiadi, Yaya; Ikhwanuddin, Mohammad; Fadhilah, Laila Amalia (2022-07-01). "Kontribusi Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap Kelompok Ketimpangan Pendapatan Daerah". Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia. 22 (2): 221–242. doi:10.21002/jepi.2022.13. ISSN 1411-5212. 
Kembali kehalaman sebelumnya