Mursala adalah film drama Indonesia tahun 2013 yang bernuansa budaya Batak. Film ini disutradarai oleh Viva Westi dan dibintangi oleh Rio Dewanto dan Titi Sjuman. Film ini mengangkat cerita budaya Batak tentang 70 marga yang berbeda dan tidak boleh menikah hingga kini, seperti marga Simbolon dan Saragih. Film bernuansa romantis ini juga menampilkan keindahan panorama Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.[1][2]
Film ini awalnya akan dirilis pada tahun 2012, tetapi karena sempat dilarang oleh Direktorat Pengembangan Industri Perfilman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia karena gugatan Majelis Budaya Pesisir dan Pariwisata Sibolga (MBPPS) Tapanuli Tengah, yang berkeberatan dengan isi cerita film ini, Mursala baru dirilis pada 18 April 2013.
Sinopsis
Kisah Mursala diawali dengan tekad seorang pemuda Batak bernama Anggiat Simbolon (diperankan oleh Rio Dewanto) yang merantau ke Jakarta dari kampungnya di Sorkam, Tapanuli Tengah. Akhirnya, dia sukses menjadi pengacara dan dibanggakan orangtuanya. Namun, pencapaiannya belum sempurna karena ibunya, Inang Romauli dan ayahnya, Amang Hotman mengharapkan Anggiat menikah dengan saudara sepupunya (bahasa Batak Toba: pariban). Hal itu tidak mudah karena di Jakarta, Anggiat telah memilih wanita berdarah Batak yang dicintainya, yakni Clarita Saragih (diperankan oleh Anna Sinaga), seorang presenter televisi.[3]
Persoalan muncul karena marga Anggiat dan Clarita, yaitu Simbolon dan Saragih, merupakan marga serumpun yang tidak diperbolehkan untuk saling menikahi. Meskipun begitu, Anggiat bertekad untuk mempertahankan hubungan mereka.[4]
Di tengah kebimbangan cintanya, Anggiat pulang ke kampung halamannya dan bertemu kembali dengan Tiur (diperankan olehTiti Sjuman), pariban-nya yang ternyata adalah teman masa kecilnya dahulu di Pulau Mursala. Tiur merupakan gadis yang diceritakan sebagai pecinta alam biota laut yang beberapa kali gagal menjalin cinta. Sebagai pariban Anggiat, Tiur merasa ragu bila Anggiat akan menerimanya sebagai calon istrinya, karena ia tidak ingin dijadikan pelarian atau sekadar alat untuk membahagiakan kedua orang tuanya.[5]
Perilisan
Film Mursala akhirnya dirilis di Bioskop XXI Plaza Senayan Jakarta pada tanggal 8 April 2013. Perilisan ini dihadiri oleh Bupati Tapanuli Tengah (Raja Bonaran Situmeang), Gubernur Sumatera Utara (Gatot Pujo Nugroho), dan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia (Muhaimin Iskandar).
Pemeran
Produksi
Film Mursala mulai syuting di bulan Maret-April 2012, mengambil lokasi di Tapanuli dan Jakarta. Daerah Tapanuli, air terjun Mursala pernah jadi lokasi pengambilan gambar untuk film Hollywood berjudul "King Kong" (1993). Film Mursala awalnya akan dirilis pada tahun 2012, tetapi sempat dilarang oleh Direktorat Pengembangan Industri Perfilman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia karena gugatan Majelis Budaya Pesisir dan Pariwisata Sibolga (MBPPS) Tapanuli Tengah, yang berkeberatan dengan isi cerita film ini. MBPPS menolak bila Pulau Mursala dan budaya pesisir dikatakan milik Raja Bonaran Situmeang kala film ini hendak dirilis menjabat sebagai Bupati Tapanuli Tengah periode 2011 - 2016, dan juga menjadi bintang tamu dalam film ini. Film Mursala akhirnya baru dirilis pada 18 April 2013.
Penyanyi kawakan Indonesia Iwan Fals khusus menciptakan lagu berjudul Mursala untuk menjadi jalur lagu film Mursala.
Film Mursala juga memiliki misi kemanusiaan. Sebagian dari hasil penjualan tiketnya didonasikan untuk program "Air Untuk Indonesia" melalui Palang Merah Indonesia (PMI). Pada pemutaran perdana Film Mursala tanggal 8 April 2013 lalu di Plaza Senayan-Jakarta, juga dihadiri oleh ratusan orang Relawan PMI.
Referensi
Pranala luar