Partai Amanat Nasional(PAN) adalah sebuah partai politiksentris berdasarkan agama di Indonesia. Asas partai ini adalah Akhlak Politik Berlandaskan Agama yang Membawa Rahmat bagi Sekalian Alam (AD Bab II, Pasal 3 [2]). PAN didirikan oleh Amien Rais pada tanggal 23 Agustus 1998. Ketua Umum saat ini adalah Zulkifli Hasan.[10] Ketua Majelis Pertimbangan Partai dijabat oleh Hatta Rajasa, sedangkan Ketua Dewan Kehormatan Partai dijabat oleh Soetrisno Bachir.
Sejarah
Kelahiran Partai Amanat Nasional (PAN) dibidani oleh Majelis Amanat Rakyat (MARA), salah satu organ gerakan reformasi pada era pemerintahan Soeharto dideklarasikan tanggal 14 Mei 1998.[1]
Sebelumnya pada pertemuan tanggal 5–6 Agustus 1998 di Bogor, mereka sepakat membentuk Partai Amanat Bangsa (PAB) yang kemudian berubah nama menjadi Partai Amanat Nasional (PAN).[1]
Kegiatan PAN berdasarkan pengesahan Depkeh HAM No. M-20.UM.06.08 tgl. 27 Agustus 2003.
Pada Pilpres 2004, PAN mencalonkan pasangan Amien Rais dan Siswono Yudo Husodo sebagai calon presiden dan wakil presiden untuk dipilih secara langsung. Pasangan ini meraih hampir 15% suara nasional.
Pada 11 Desember 2011 Partai Amanat Nasional (PAN) dalam Rapat Kerja Nasional PAN 2011 di Jakarta secara resmi mendukung Ketua Umum PAN Hatta Rajasa sebagai bakal calon presiden dalam Pilpres 2014.[11]
Ideologi
Saat pendirian pada tahun 1998, PAN bertujuan menjunjung tinggi dan menegakkan kedaulatan rakyat, keadilan, kemajuan material, dan spiritual. Cita-cita partai berakar pada moral agama, kemanusiaan, dan kemajemukan. Selebihnya PAN menganut prinsip non-sektarian dan non-diskriminatif. Untuk terwujudnya Indonesia Baru, PAN pernah melontarkan gagasan wacana dialog bentuk negara federasi sebagai jawaban atas ancaman disintegrasi. Titik sentral dialog adalah keadilan dalam mengelola sumber daya sehingga rakyat seluruh Indonesia dapat benar-benar merasakan sebagai warga bangsa.[1] Dan masa itu, partai menobatkan Pancasila sebagai asas ideologinya.[2]
Namun demikian, kemudian, sebagaimana dicatat oleh peneliti luar, karena kerja sama erat partai tersebut dengan ormas Muhammadiyah, dukungan pemilih yang mayoritas beragama Islam, dan alasan lainnya, ideologi partai menjadi lebih keagamaan[6] dan lebih Islam demokrat, namun jauh dari islamisme.[3][4] Kini, PAN merupakan partai moderat dan paling progresiv di antara partai religius Indonesia lainnya.[5]
Kegiatan
Tanggal 5–7 Juli 1998, dilaksanakan Tanwir Muhammadiyah di Semarang yang dihadiri oleh seluruh jajaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah serta utusan dari tingkat Wilayah (provinsi). Dalam sidang komisi, mayoritas peserta menginginkan agar warga Muhammadiyah membangun partai yang baru. Namun dalam keputusan resmi dinyatakan, bahwa Muhammadiyah tidak akan pernah berubah menjadi parpol, juga tidak akan membidani lahirnya sebuah parpol. Tetapi warga Muhammadiyah diberi keleluasaan untuk terlibat dalam parpol sesuai dengan minat dan potensinya.
Tanggal 22 Juli 1998, Amien Rais menghadiri pertemuan MARA di hotel Borobudur. Hadir dalam acara membahas situasi politik terahir ini, antara lain: Goenawan Mohammad, Fikri Jufri, Dawam Raharjo, Ratna Sarumpaet, Zumrotin dan Ismet Hadad. Dari hasil diskusi dan evaluasi kinerja MARA, Goenawan kemudian menyimpulkan bahwa disepakati perlunya MARA memersiapkan pembentukan partai, disamping fungsinya semula sebagai gerakan moral. Tim kecil yang diharapkan akan membidani lahirnya sebuah parpol kemudian dibentuk.
Pencapaian pada Pemilu Anggota DPR
Partai Amanat Nasional mulai menjadi peserta dalam pemilihan umum di Indonesia pada Pemilihan umum legislatif Indonesia 1999. Jumlah suara yang diperoleh Partai Amanat Nasional relatif mengalami fluktuasi di setiap pemilihan umum.[12] Berikut jumlah suara, jumlah kursi dan peringkat yang dicapai oleh PAN dalam beberapa pemilu:
Wakil Ketua : Brigjen TNI (Purn.) Simon Petrus Kamlasi
Sayap-Sayap
Barisan Muda Penegak Amanat Nasional (BM PAN)
Mantan Wakil Walikota Palu yaitu Sigit Purnomo Said alias Pasha Ungu terpilih menjadi Ketua Umum Barisan Penegak Amanat Nasional (BM PAN) Periode 2022-2026 pada Kongres BM PAN Ke VI.[20]
PAN Muda Untuk Indonesia (Pandu Indonesia)
Perempuan Amanat Nasional (PUAN)
Penegak Amanat Reformasi Rakyat Indonesia (PARRA Indonesia)
^ abAl-Hamdi, Ridho (2013). Partai politik Islam: Teori dan praktik di Indonesia. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
^ abBulkin, Nadia (2013-10-24). "Indonesia's Political Parties" (dalam bahasa Inggris). Carnegie Endowment for International Peace. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 2021-08-14. Diakses tanggal 03-28-2024.