Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Pemberontakan Jacobite 1715

Pemberontakan Jacobite 1715
Bagian dari Jacobitisme

Pertempuran Sheriffmuir, John Wootton
Tanggal1715–1716
LokasiSkotlandia dan Inggris Utara
Hasil Pemerintah menang
Pihak terlibat
 Britania Raya Jacobite
Tokoh dan pemimpin
John Campbell
Charles Wills
George Carpenter
Earl dari Mar
Thomas Forster
Mackintosh dari Borlum

Pemberontakan Jacobite 1715 (bahasa Gaelik Skotlandia: Bliadhna Sheumais [ˈbliən̪ˠə ˈheːmɪʃ]) (disebut juga sebagai Pemberontakan Lima Belas atau Pemberontakan Lord Mar), adalah upaya James Francis Edward Stuart (disebut juga sebagai Pengklaim Tahta Tua) untuk mendapatkan kembali tahta Inggris, Irlandia, dan Skotlandia untuk Wangsa Stuart yang diasingkan.

Latar belakang

Revolusi Agung pada tahun 1688-1689 mengakibatkan raja Stuart yang beragama Katolik Roma, James II dari Inggris dan VII dari Skotlandia, melarikan diri ke pengasingan di Prancis di bawah perlindungan Louis XIV. Anak perempuan James dan suaminya, yang juga keponakan James, naik ke tahta Inggris sebagai raja dan ratu bersama William III dan Mary II. Pada tahun 1690, Presbiterianisme ditetapkan sebagai agama negara Skotlandia. Undang-Undang Penyelesaian tahun 1701 menyelesaikan suksesi tahta Inggris pada Wangsa Hanover yang Protestan. Undang-Undang Penyatuan tahun 1707 menerapkan Undang-Undang Penyelesaian untuk Skotlandia. Dengan kematian Ratu Anne pada tahun 1714, Pemilih dari Hanover, George I, menggantikannya menduduki tahta Inggris. Naiknya George ke tahta mendorong supremasi Whig dan Tory kehilangan semua kekuatan politik. Rezim baru Whig berusaha mengadili para anggota kementerian Tory tahun 1710-1714 karena penyimpangan keuangan. Hasilnya, Robert Harley dipenjara di Menara London dan Lord Bolingbroke melarikan diri ke Prancis sebelum ditangkap. Bolingbroke menjadi Sekretaris Negara Pengklaim Tahta dan menerima gelar Earl darinya.

Pada tanggal 14 Maret 1715, Pengklaim Tahta memohon kepada Paus Clement XI untuk membantu pemberontakan Jacobite: "Ini bukan sekadar seorang anak yang berbakti, yang ditindas oleh ketidakadilan musuh-musuh-nya, tetapi juga Gereja teraniaya yang terancam oleh kehancuran, yang meminta perlindungan dan bantuan dari Paus-nya".[1] Pada tanggal 19 Agustus, Bolingbroke menulis kepada Pengklaim Tahta: "Banyak hal telah mempercepat tibanya titik ini, bahwa Anda, Sir, kepala Tory, harus menyelamatkan Gereja dan Konstitusi Inggris atau keduanya akan hilang untuk selama-lamanya". Pengklaim Tahta yang percaya bahwa Duke of Marlborough akan bergabung dengannya ketika ia mendarat di Skotlandia, menulis kepada Duke of Berwick pada 23 Agustus: "Saya pikir sekarang lebih dari sebelumnya Sekarang atau tidak Pernah".[2]

Mengangkat bendera

Meskipun tidak menerima otoritas dari James untuk memulai pemberontakan, Earl of Mar berlayar dari London ke Skotlandia dan pada 27 Agustus di Braemar mengadakan dewan perang pertama. Pada tanggal 6 September di Braemar, Mar mengangkat bendera "James ke-8 dan ke-3" dan disertai oleh 600 pendukung.[3]

Sebagai tanggapan, Parlemen menangguhkan habeas corpus melalui Undang-Undang Penangguhan Habeas Corpus tahun 1715, dan mengesahkan undang-undang yang menyatakan bahwa jika penyewa tanah menolak untuk mendukung Jacobite maka mereka akan mendapatkan tanah milik tuan tanah mereka jika si pemilik tanah adalah seorang Jacobite. Beberapa penyewa tanah Mar melakukan perjalanan ke Edinburgh untuk membuktikan kesetiaan mereka dan memperoleh hak atas tanah mereka.[4]

Perjuangan untuk Skotlandia

Di Skotlandia utara, orang-orang Jacobite mendapatkan kesuksesan. Mereka merebut Inverness, Kastil Gordon, Aberdeen dan lebih jauh ke selatan, Dundee, meskipun mereka tidak dapat merebut Benteng William.[5] Di Kastil Edinburgh terdapat senjata untuk mempersenjatai sampai 10.000 orang dan £100,000 yang dibayarkan untuk Skotlandia ketika Skotlandia melakukan Penyatuan dengan Inggris. Lord Drummond, bersama 80 orang Jacobite, di bawah bayang-bayang malam mencoba untuk merebut Kastil, tetapi Gubernur Kastil mengetahui rencana mereka dan berhasil mempertahankan Kastil.

Pada bulan Oktober, pasukan Mar (hampir 20.000 orang) telah merebut kontrol atas seluruh Skotlandia di utara Firth of Forth, selain Kastil Stirling. Namun, Mar masih ragu-ragu. Perebutan atas Perth dan bergeraknya 2.000 orang ke selatan mungkin diputuskan oleh bawahannya. Ketidaktegasan Mar memberi waktu kepada pasukan Hanover di bawah komando John Campbell, Duke Argyll ke-2 untuk meningkatkan kekuatan mereka. Bala bantuan dibawa dari Garnisun Irlandia untuk memperkuat Argyll.[6]

Pada 22 November, Mar menerima otoritas dari James yang menunjuknya sebagai komandan pasukan Jacobite. Jumlah tentara Jacobite lebih banyak tiga-banding-satu daripada jumlah pasukan Argyll dan Mar memutuskan untuk bergerak ke Kastil Stirling. Pada 13 November di Sheriffmuir, kedua pasukan terlibat dalam pertempuran. Pertempuran itu tidak memberikan hasil yang menentukan tetapi mendekati akhir pertempuran jumlah pasukan Jacobite adalah 4000 orang, dibandingkan dengan pasukan Argyll sebanyak 1.000 orang. Pasukan Mar mulai bergerak mendekati pasukan Argyll, yang kurang terlindungi. Namun, Mar tidak memerintahkan pasukannya untuk bergerak maju, mungkin percaya bahwa ia telah memenangkan pertempuran (Argyll telah kehilangan 660 orang, tiga kali lebih banyak daripada Mar). Mar kemudian mundur ke Perth. Pada hari yang sama dengan Pertempuran Sherrifmuir, Inverness menyerah kepada pasukan Hanover dan pasukan Jacobite yang lebih kecil di bawah pimpinan Mackintosh dari Borlum dikalahkan di Preston.

Inggris

Di antara para pemimpin konspirasi Jacobite untuk memberontak di Inggris bagian barat terdapat tiga bangsawan dan enam anggota Parlemen. Pemerintah menangkap para pemimpin pada malam tanggal 2 November, dan pada hari berikutnya dengan mudah diperoleh izin Parlemen untuk penangkapan ini.[7] Termasuk di antara mereka yang ditangkap adalah kepala Jacobite Inggris, Sir William Wyndham. Pemerintah mengirim bala bantuan ke Bristol, Southampton, dan Plymouth untuk memastikannya tidak jatuh ke tangan Jacobite.[8] Oxford adalah kota yang terkenal dengan sentimen monarki dan pemerintah menganggap kota ini akan menguntungkan bagi Pengklaim Tahta. Pada tanggal 17 Oktober, Jenderal Pepper memimpin pasukan dragoon masuk ke kota dan menangkap sejumlah Jacobite terkemuka tanpa perlawanan.[9]

Pemberontakan pengalih perhatian telah direncanakan di Northumberland untuk menyertai pemberontakan utama di Barat. Pemberontakan di Barat dicegah melalui tindakan cepat Pemerintah, tapi pemberontakan di Northumberland tetap berlangsung pada tanggal 6 Oktober 1715. Pemberontakan Inggris ini melibatkan beberapa tokoh, termasuk dua bangsawan kerajaan, James Radclyffe, Earl of Derwentwater ke-3, dan William Widdrington, Baron of Widdrington ke-4, dan seorang calon bangsawan, Charles Radclyffe, nantinya menjadi Earl of Derwentwater ke-5 secara de jure. Seorang calon bangsawan Inggris lainnya, Edward Howard, nantinya Duke of Norfolk ke-9, kemudian bergabung dengan pemberontakan di Lancashire. Selain itu, bergabung pula tokoh-tokoh lain, termasuk Robert Cotton, salah satu tuan terkemuka di Huntingdonshire.[10]

Pasukan Jacobite Inggris bergabung dengan pasukan Jacobite Perbatasan Skotlandia, yang dipimpin oleh William Gordon, Viscount Kenmure ke-6, dan pasukan kecil ini bergabung dengan kontingen Mackintosh. Mereka bergerak ke Inggris sejauh Preston, di mana pasukan Pemerintah bisa mengejar mereka. Hal ini menyebabkan terjadinya Pertempuran Preston pada tanggal 12-14 November. Pasukan Jacobite memenangkan pertempuran pada hari pertama dan membunuh sejumlah besar pasukan Pemerintah. Namun. bala bantuan Pemerintah tiba pada hari berikutnya dan pasukan Jacobite akhirnya menyerah.[11]

Peristiwa selanjutnya

Gambar selebaran: Pengklaim Tahta, Pangeran James, Mendarat di Peterhead pada tanggal 22 Oktober 1715

Pada tanggal 22 Desember, Pengklaim Tahta mendarat di Skotlandia di Peterhead.[12] Namun, pada saat ia tiba di Perth pada tanggal 9 Januari 1716, pasukan Jacobite berjumlah kurang dari 5.000 orang. Sebaliknya, pasukan Argyll telah memperoleh artileri berat dan bergerak maju dengan cepat. Mar memutuskan untuk membakar sejumlah desa antara Perth dan Stirling, untuk menghilangkan persediaan bagi pasukan Argyll. Pada tanggal 30 Januari, Mar memimpin pasukan Jacobite keluar dari Perth. Pada tanggal 4 Februari, Pengklaim Tahta menulis surat perpisahan untuk Skotlandia dan berlayar dari Montrose pada hari berikutnya.

Banyak orang-orang Jacobite yang ditawan kemudian diadili untuk pengkhianatan dan dihukum mati. Undang-Undang Pembebasan Perkara pada Juli 1717 mengampuni semua orang yang telah ambil bagian dalam Pemberontakan. Namun, seluruh Klan Gregor, termasuk Rob Roy MacGregor, secara khusus dikecualikan dari manfaat Undang-Undang tersebut.[13]

Upaya lain, kali ini dengan dukungan Spanyol, dilakukan pada tahun 1719, hanya untuk berakhir lagi dengan kekalahan dalam Pertempuran Glenshiel. Putra James, Charles Edward Stuart, berusaha untuk merebut tahta bagi ayah pada tahun 1745, dalam Pemberontakan Jacobite lainnya. Namun, dia dikalahkan dalam Pertempuran Culloden. James meninggal pada tahun 1766.

Lihat juga

Catatan

  1. ^ Michael, hlm. 134.
  2. ^ Michael, hlm. 152.
  3. ^ Christoph v. Ehrenstein, 'Erskine, John, styled twenty-second or sixth earl of Mar and Jacobite duke of Mar (bap. 1675, d. 1732)', Oxford Dictionary of National Biography, Oxford University Press, 2004; edisi daring, Jan 2008, diakses tanggal 20 Januari 2011.
  4. ^ Michael, hlm. 156.
  5. ^ Michael, hlm. 158.
  6. ^ Reid hlm. 19-20
  7. ^ Michael, hlm. 163–164.
  8. ^ Michael, hlm. 164.
  9. ^ Michael, hlm. 165.
  10. ^ Baynes, John. The Cacobite Rising of 1715. England Gazetteer: North-East and Yorkshire, England Gazetteer: North-West. hlm. 83–104. Diakses tanggal 13 Februari 2014. 
  11. ^ Baynes, John. The Cacobite rising of 1715. England Gazetteer: North-East and Yorkshire, England Gazetteer: North-West. hlm. 105–128. Diakses tanggal 13 Februari 2014. 
  12. ^ James Panton, Historical Dictionary of the British Monarchy (2011), hlm. xxxiv
  13. ^ Peter Hume Brown, A History of Scotland to the Present Time, hlm. 154

Referensi

Bacaan lebih lanjut

  • Daniel Szechi, 1715: The Great Jacobite Rebellion (Yale University Press, 2006).
Kembali kehalaman sebelumnya