Penampang rel adalah potongan melintang pada jalan rel yang tegak lurus dengan sumbu sepur.[1]
Awalnya, rel terbuat dari kayu, besi cor, atau besi tempa. Semua rel zaman modern terbuat dari bajahot rolling. Biasanya penampang tersebut berbentuk I-beam tetapi asimetris terhadap sumbu horizontal (lihat rel beralur di bawah). Kepala diprofilkan untuk mencegah keausan dan untuk memberikan kenyamanan saat perjalanan, sementara kaki diprofilkan agar sesuai dengan tata cara pemasangannya
Tidak seperti kegunaan lain dari besi dan baja, rel kereta api dibuat untuk menghadapi tekanan gandar yang sangat tinggi dan terbuat dari baja berkualitas sangat tinggi. Perlu beberapa dasawarsa untuk meningkatkan kualitas bahan, termasuk perpindahan dari besi ke baja. Kesalahan kecil dalam pembuatan baja mungkin tidak menimbulkan masalah yang berarti; namun di sisi lain dapat menyebabkan rel rusak dan mengakibatkan anjlokan ketika digunakan pada rel kereta api.
Oleh sebab itulah, semakin berat rel dan semakin baik perawatannya, semakin cepat dan kuat kereta api yang berjalan di atasnya.
Biaya perawatan jalur kereta api sebagian besar berasal dari perawatan rel. Peran industri baja dalam pengukuran rel sangat kecil, sehingga kereta api harus berjalan di atas ukuran rel yang sesuai. Rel yang berat dan aus dari lintas utama terkadang dicabut dan diturunkan fungsinya untuk digunakan kembali pada lintas cabang, sepur simpang, atau halaman langsir.
Ukuran dan berat
Berat rel per satuan panjang merupakan faktor penting dalam menentukan kekuatan rel dan memengaruhi beban gandar dan kecepatan.
Berat per satuan panjang diukur dalam pound per yar atau kilogram per meter; nilai pound per yar ini hampir dua kali lipat nilai kilogram per meter. Rel di Kanada, Inggris Raya, dan Amerika Serikat diukur menggunakan satuan imperial. Di Australia dan Asia, satuan metriklah yang biasa digunakan seperti di daratan Eropa.
Umumnya, dalam terminologi perkeretaapian pound adalah istilah untuk menyebut pound per yar; jadi "rel 132 pound" dapat diartikan juga "rel 132 pound per yar".
Indonesia
Dalam Peraturan Dinas 10 PT Kereta Api Indonesia tentang Perencanaan Konstruksi Jalan Rel, Indonesia mempergunakan rel berbentuk flat-bottomed (kaki datar) untuk rel dengan berat per satuan panjang sebesar 42,59 kg/m, 50,40 kg/m, 54,43 kg/m, dan 60,34 kg/m.[1]