Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Prasasti Banjaran

Prasasti Banjaran ditulis pada 31 Agustus 1052, Prasasti ini merupakan salinan tinulad dari prasasti tahun 1052 M dan disalin tahun 1336, menyebut raja Sri Maharaja Mapanji Alanjung Ahyes Makoputadhanu Sri Ajnajabharitamawakana Pasukala Nawanamanitaniddhita Sastrahetajnadewati memberi anugerah kepada rakyat Banjaran berupa status perdikan bagi Desa Banjaran, 9-hari setelah pengeluaran prasasti oleh Raja Mapanji Garasakan, dan diduga sebagai putra Garasakan karena prasasti ini juga menyebut cap kerajaannya Garudamukha.

Prasasti tersebut berisi kisah pelarian Alanjung Ahyes ke hutan Marsma karena ibu kota Janggala diserang musuh. Ia kemudian berhasil merebut kembali takhta berkat bantuan para pemuka desa Banjaran. Serangan musuh tersebut diyakini berasal dari Kadiri, yang berhasil menyingkirkan Mapanji Garasakan dan keluarganya keluar dari ibukota Janggala.[1]

Isi Prasasti

IA.

1. Om Swasti Saka warsatita, 975, asujimasa, tithi pancadasi Suklapaksa, wa, ka, ca, wara wuye, da

2. ksigastha grahacara, mulaiwara naksatra, dhruwayoga, aherbudu dewata, wawakarana, irika di '

3. wasanyajna Sri maharaja mapanji alanjunahyes mukhoputadhanu sri ajnaja bharitamawakana Pa

4. Sukala, nawana manikaniddhita SaSatra hetajnadewati, de rakryan mahamantri i hino mapatih da

5. nta Sri yundranarasura ni pamarapa pasacatra makalananudanta soja satya lakutungdewa, u-

6. minsor—i tanda rakryah ring pakirakiran makabehan, i siranutnya jatya Srimaharaja, kumo.

7. nakenika ring banjaran, thani watek tyesan kawratamiana padamlakna prasasti sasma

IIA.

1. haji i banjaran, wnah aririna bananten, ajenwalang, awija kuning, asumpiha tunjung siniwak, aprasaha—

2. ta, agendina ring wariga, ludan, tutan, pawdihan, saprakara tanhaknan samyahaji, panatur, pana—

3. nun, pawuwuh, pararajeg, pakikis, kapaharipasrawijna haji prasasti muhgu ring titik, tan

4. mahkata tang samyahaji ring banjaran, natama kalasa antani yantanya, prapti mahkana samyahaji hlemahha ri dlaha

5. ning dlaha, tapa halama weh namwakayana samyahaji i banjaran, an pada sawa wijilakna sanjata

6. mwang samyahaji, haywa damanumanaken, mankana ri sdehanya, ana tranatyani paduka Sri ma—

7. Haraja, i sahkananya, anmahkana, pamaja samyahaji i barijaran, tapwa gada samasama, si

IIB.

1. bhatara samakonta, pa'ninakakna samyahaji, ika donya nugraha Sri maharaja, i samyahaji

2. i banjaran, nikana paknaka samyahaji ta, nji jyoh, tasmat karmaknamo, kadi twatiha kasa pr

3. thiwi bwatahinamuhkang amuhking, pupuh sempal mukanya, ahadeg weh tan wruha ring lor

4. kidul kulwan, sahkal— aro higanya, bebed sukunya, pupuh tendasnya, siwakapalanya,

5. cawu kuteknya, lahga rahnya, analwarahidul, ananjuhakna ruyuhawuk, samberning glap ta-

6. n pahudanya, marihalas demakening mong, maring Iwah sahutening wuhaya, jaga padrawa tanpa tmahana

7. dlaha ning dlaha, tanpa walya janma, mahkana satya tumama, astu. muwah buyut hadyan wahistu

IIIA.

1. I, buyut rajasa, buyut sujana, buyut syayatana, muwah dyawalwanapu, buyut manjel, bu -

2. yut-aprihana, buyut—sinadanan, buyut madana, buyut samanke, dyana medek, dya—

3. nasra, juru buruh, gusti, juru panji, juru papan, juru galah, mahkana nugrahanira paduka sri

4. maharaja alanjuhihyes, pratistanira paduka mpuhku jawu lor

Alih Aksara

1A.

1. Om, Selamat, tahun Saka 975 telah berjalan, bulan Asuji tanggal'15 bagian bulan terang Was, Kaliwuan, Sanaicara (Sabtu), Wuye (nama Wuku)

2. perumahan bulan di selatan, perbirytangan Mulasrawa, yoga Dhruwa, perdewaan Aherbudu, Wawakarana (nama waktu per setengah hari). Itulah saatnya

3. perintah Sri Maharaja Mapanji Alanjuhahyes Mukhoputadhanu Sri Ajnaja Bharitamawakana

4. Sukala Nawanamanikaniddhita Safetrahetajnadewati, menurunkan perintah kepada Rakryan Mahamantni Hino Mapatih Danta

5. Sri Yundranarasurani Pamarapapasacatra Makalananudanta Sojajasatyalaku Tuhgadewa,

6. diturunkan kepada Tanda Rakryan ring Pakirakiran semua, yang menjadi tujuan sebenarnya dari beliau, Sri Maharaja, meme—

7. rintahkan kepada desa Banjaran, wilayah Tyesan supaya dibuatkan Sanghyang Prasasti untuk

IIA.

1. haji (raja/bupati) Banjaran. Adapun hak-haknya ialah: membuat upacara korban, merawat senjata, memakai, perhiasan Wija kuning, memakai anting bunga teratai, memakai bejana besar

2. memiliki gamelan, pergi kepada tukang nujum, ludan , tutan tukang kain, dan segala jenisnya tak diijinkan (mendatangi) warga desa. Pahatur (protokol Z), Pahanun (?)

3. pawuwuh (pemberi anugerah Z), pembuat pagar, pembuat batas tanah, mengetahui isi prasasti raja yang ada di tempatnya. Tak

4. demikian bagi warga desa Banjaran, natama kalasa antanl (?) jika bertanya, dengan datangnya (prasasti itu) maka warga desa akan menjadi senang untuk selama-

5. lamanya. Tapa halama (?) diberi namwakayana (?) kepada warga desa Banjaran; ketika semua mengeluarkan senjata

6. beserta warga desa, jangan menjadi kacau. Maka ketika ada penjelasan dan perhatian Sri

7. Maharaja, sejak saat itu dan dengan demikian warga desa Banjaran, tidak lagi memegang gada (senjata), si-

llB.

1. Bhatara Samakonta memperdilahkan warga desa menjadi enak, senang, itulah tujuan anugerah Sri Maharaja kepada warga desa

2. Banjaran. Begitulah yang berlaku bagi warga desa semua. Nji jyoh, itulah sebabnya perbuatan baik bagaikan twatiha di angkasa

3. dan di bumi. Perbuatan amuhkang-amuhking, akan dipukul dan dibelah mukanya, jika berdiri tak akan tahu arah utara

4. selatan, barat, dibelah dua iganya, diikat kakinya, diangkat kepalanya, dibelah kepalanya,

5. diciduk otaknya, diminum darahnya, ke utara ke selatan, supaya tertusuk pagar bambu runcing, disambar petir walaupun tidak ada

6. hujan, jikg berjalan ke hutan akan diterkam harimau, pergi ke sungai ditelan buaya, akan han- cur tanpa akhir,

7. selama-lamanya, tak akan kembali menjadi manusia. Begitulah sumpah akan mengenai berlaku, semoga. Juga bagi buyut (cucu-kakek) Hadyan Wahstul,

IIIA.

1. buyut Rajasa, buyut Sujana, buyut Syayatan, dengan (buyut) Dyawalwanahu, buyut Manjel, bu-

2 yut Aprihana, buyut SinadSnan, buyut Madana, buyut Samanke, dyana Medek, dya-

3. na Asra, juru Buruh, gusti, juru Panji, juru Papan, juru Galah. Begitulah anugerah Paduka Sri

4. Maharaja Alanjunahyes (berupa) bangunan suci bagi Paduka Mpunku Jawu Lor (Airlangga).

Referensi

  1. ^ "Jayati Seni ing Tlatah Jenggala | beritajatim.com". beritajatim.com (dalam bahasa Inggris). 2021-04-09. Diakses tanggal 2021-12-29. 

2. Boechari : "Sri Maharaja Mapanji Garasakan" dalam MISI, jilid IV, No. 1 & 2, 1968, p. 1-26

3. N.J.Krom : Hindoe Javansche Geshiedenis, 1931, p. 282.

Kembali kehalaman sebelumnya