Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Republik Sosialis Rumania

Republik Sosialis Rumania

Republica Socialistă România
1965–1989
Lokasi Rumania
Ibu kotaBukares
Bahasa yang umum digunakanRumania
PemerintahanMarxisme–Leninisme negara partai tunggal
Sekertaris Jenderal 
• 1965–1989
Nicolae Ceaușescu
Presiden 
• 1965–1967
Chivu Stoica
• 1967–1989
Nicolae Ceauşescu
LegislatifMajelis Besar Nasional
Era SejarahPerang Dingin
21 Augustus 1965
22 Desember 1989
Luas
1987238.391 km2 (92.043 sq mi)
Penduduk
• 1987
23102000
Mata uangLeu
(ROL)
Didahului oleh
Digantikan oleh
#Republik Rakyat Rumania
Rumania
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Bagian dari seri artikel mengenai
Sejarah Rumania
Coat of arms of Romania
Prasejarah
Dacia
Perang Dacia
Dacia Romawi
Abad Pertengahan Awal
Asal usul bangsa Rumania
Abad Pertengahan
Sejarah Transilvania
Kepangeranan Transilvania
Pendirian Wallachia
Pendirian Moldavia
Modern Awal
Phanariotes
Kepangeranan-kepangeranan Donau
Kebangkitan Nasional
Regulamentul Organic
Revolusi Moldavia 1848
Revolusi Wallachia 1848
Principatele Unite
Perang Kemerdekaan Rumania
Kerajaan Rumania
Perang Dunia I
Rumania Raya
Perang Dunia II
Pendudukan Soviet di Bessarabia dan Bukovina Utara
Era Komunis
Pendudukan Soviet
Revolusi 1989
Rumania setelah 1989

 v • d • e 

Republik Sosialis Rumania (bahasa Rumania: Republica Socialistă România, RSR) adalah negara partai tunggal yang ada dari tahun 1947 hingga 1989. Dari tahun 1947 hingga 1965, negara ini dikenal sebagai Republik Rakyat Rumania (Republica Populară Romînă, RPR). Negara ini adalah negara yang beraliansi dengan Uni Soviet dan negara Blok Timur. Pemerintahan yang ada didominasi Partai Komunis Rumania, seperti yang tertulis di dalam konstitusi.

Setelah Perang Dunia II berakhir, Rumania, mantan anggota Blok Poros, diduduki oleh Uni Soviet, yang merupakan satu-satunya perwakilan dari pihak Sekutu. Pada tanggal 6 Maret 1945, setelah demonstrasi massal oleh pendukung komunis dan tekanan Soviet, terbentuklah pemerintahan baru, yang mencakup juga anggota-anggota Partai Komunis Rumania (yang sebelumnya terlarang). Secara bertahap makin banyak orang komunis menguasai pemerintahan, tetapi banyak juga para pemimpin politik sebelum zaman perang dihilangkan dari kehidupan politik. Pada bulan Desember 1947, Raja Mihai dipaksa untuk turun tahta dan lahirlah Republik Rakyat Rumania.

Pada awalnya, sumber daya Rumania yang langka pasca-perang dikuras oleh "SovRom", perusahaan bebas pajak Soviet-Rumania yang memungkinkan Uni Soviet untuk mengontrol sumber utama pendapatan Rumania.[1] Pengurasan ekonomi lainnya, yaitu pampasan perang yang dibayar ke Uni Soviet. Namun pada tahun 1950-an, pemerintah komunis Rumania mulai menegaskan kemerdekaannya dari pengaruh Soviet, iseperti penarikan pasukan komunis Soviet di Rumania pada tahun 1958.

Pada tahun 1960-1970an, Nicolae Ceaușescu, seorang anggota Partai Komunis Rumania, mulai memimpin Rumania dengan menjadi Sekertaris Jenderal Partai (1965), Ketua Majelis Negara (1967) dan berperan menjadi Presiden yang baru terbentuk pada tahun 1974. Kecaman Ceaușescu terhadap Invasi Soviet ke Cekoslowakia pada tahun 1968 dan pengurangan represi internal secara singkat membantu memberinya citra positif baik di negaranya dan di Barat. Namun, pertumbuhan ekonomi yang cepat yang cenderung didorong oleh kredit luar negeri secara bertahap memberi jalan untuk langkah penghematan besar-besaran dan represi politik yang menyebabkan jatuhnya pemerintahannya yang totaliter pada Desember 1989.

Banyak orang dieksekusi atau meninggal di tahanan during pada masa Komunis Rumania, terutama pada zaman Stalinis (1950-an). Putusan pengadilan pada tahun 1945-1964 berjumlah 137,[2] kematian dalam tahanan diperkirakan mencapai puluhan[3] atau ratusan, bahkan ribuan.[4][5] Banyak lagi dipenjara karena alasan politik, ekonomi atau lainnya dan menderita penganiyaan, penyiksaan maupun kematian.

Sejarah

Pendudukan Soviet dan naiknya komunis

Saat Raja Mihai, yang didukung partai politik utama menggulingkan Ion Antonescu pada bulan Agustus 1944, membuat Rumania keluar dari Blok Poros dan membawanya ke blok Sekutu, Mihai tidak dapat berbuat apapun untuk menghilangkan ingatan akan keterlibatan Rumania dalam serangan Jerman ke Uni Soviet. Pasukan Rumania bertempur di bawah komando Soviet, bergerak melalui Utara Transilvania ke wilayah Hungaria, dan ke Cekoslowakia, Austria dan Jerman. Namun, Soviet malah memperlakukan Rumania sebagai wilayah taklukan,[6] dan pasukan Soviet tetap menduduki Rumania dengan dalih bahwa otoritas Rumania tidak bisa menjamin keamanan dan stabilitas Transilvania Utara.

Konferensi Yalta telah memberikan Uni Soviet kepentingan yang dominan di Rumania, dan Perjanjian Perdamaian Paris 1947 gagal untuk mengakui Rumania sebagai sekutu. Tentara Merah menduduki tanah Rumania. Komunis hanya memainkan peran kecil dalam pemerintahan masa perang Mihai, yang dipimpin oleh Jenderal Nicolae Rădescu. Namun hal tersebut berubah pada Maret 1945, ketika Dr. Petru Groza dari Barisan Pembajak, yang dekat dengan pihak Komunis, menjadi perdana menteri. Meskipun pemerintahnya berbasis luas, termasuk anggota dari partai-partai besar sebelum zaman perang (kecuali Garda Besi), tetapi kaum Komunis memegang kementerian-kementerian kunci, dan sebagian besar menteri yang mewakili pihak non-komunis seperti Groza hanya menjadi simpatisan.

Sang Raja tidak menyukai arah pemerintahannya, ia berusaha memaksa Groza mengundurkan diri dengan menolak mentanda-tangani beberapa UU (gerakan ini lebih dikenal sebagai "pemogokan raja"). Melihat hal ini, Groza memilih untuk membuat undang-undang tanpa repot-repot berusaha mendapatkan tanda tangan Mihai. Pada tanggal 8 November 1945, pada hari nama Raja Mihai, terjadi demonstrasi anti-komunis di depan istana raja di Bukares. Terjadilah bentrok dengan petugas keamanan yang mengakibatkan puluhan orang tewas dan terluka. Melihat hal ini, petugas Soviet menahan tentara Rumania dan polisi agar tidak menembaki warga sipil, dan akhirnya pasukan Soviet yang memulihkan ketertiban.[7]

Meskipun Raja tidak setuju, pemerintahan Groza melakukan reformasi lahan dan memberikan perempuan hak pilih. Namun hal ini juga membawa awal dari dominasi Soviet di Rumania. Dalam pemilu 19 November 1946, Blok Partai Demokratik yang dipimpin komunis memenangkan 84% suara. Sayangnya, pemilu ini diwarnai dengan berbagai penyimpangan, seperti intimidasi, kecurangan pemilu, dan pembunuhan[8][9][10] Arsip mengkonfirmasi kecurigaan hasil pemilu pada saat itu, dan pada kenyataannya, dipalsukan.[11]

Setelah membentuk pemerintahan, kaum komunis bergeak untuk menghilangkan peran partai moderat, seperti Partai Petani Nasional. Partai ini dituduh melakukan spionase setelah diketahui pada tahun 1947 para pemimpinnya bertemu diam-diam dengan pejabat AS. Show trial kepemimpinan mereka segera disusun, dan kemudian mereka dimasukkan ke dalam penjara. Pihak lain dipaksa untuk "bergabung" dengan Komunis.

Antara tahun 1946 dan 1947, para pendukung dan pejabat pemerintahan pro-Blok Poros dieksekusi sebagai penjahat perang, terutama dalam keterlibatannya dalam Holokaus dan serangan kepada Uni Soviet. Pemimpin Rumania dalam PD II yang pro-Nazi, Ion Antonescu, dieksekusi pada tanggal 1 Juni 1946.

Pada tahun 1947, Rumania menjadi satu-satunya monarki di Blok Timur. Pada 30 Desember tahun itu, Mihai berada di istananya di Sinaia. Tiba-tiba Groza dan Gheorghiu-Dej memanggilnya agar kembali ke Bukares. Mereka menyajikan rancangan penurunan tahta dirinya yang sudah diketik dan menuntutnya untuk menandatangani surat itu. Salah satu dari mereka (Groza atau Gheorghiu-Dej) mengancamnya dengan menodong pistol pada dirinya, pasukan pro-komunis berada di sekitar istananya, dan saluran telepon dipotong. Mihai dipaksa untuk menandatangani dokumen. Beberapa jam kemudian, Parlemen menghapuskan monarki dan menyatakan Rumania sebuah republik rakyat. Pada bulan Februari 1948, komunis memaksa sisa-sisa Partai Sosial Demokrat untuk bergabung dengan mereka untuk membentuk Partai Pekerja Rumania. Namun, orang-orang sosialis yang berpikiran independen dikeluarkan dari partai. Hasilnya, partai gabungan itu adalah Partai Komunis Rumania dengan nama baru. Sementara itu, politisi non-komunis dieksekusi, dipenjara atau melarikan diri ke pengasingan.

Rezim komunis kemudian dilegalisasi dengan konstitusi baru, yang hampir seluruhnya merupakan salinan dari Konstitusi Uni Soviet 1936. Mereka melarang dan menghukum setiap organisasi yang bersifat "fasis atau anti-demokrasi" - yang secara luas ditafsirkan untuk melarang pihak yang tidak bersedia melakukan perintah komunis. Para kelas pekerja juga diberikan kebebasan pers, berbicara dan berkumpul. Meskipun terjadi pembunuhan besar-besaran, pemenjaraan dan pelecehan dari petani lokal selama kolektivisasi paksa, nasionalisasi milik pribadi dan penindasan politik, sebaliknya hak-hak dan kebebasan dijabarkan dalam Konstitusi 1948 dan dua penerusnya (di Konstitusi 1952 dan Konstitusi 1965), tetapi tidak pernah dihormati oleh pemerintah atau para hakim yang baru ditunjuk selama 42 tahun kekuasaan komunis.

Pemerintahan komunis juga membubarkan Gereja Katolik Yunani Uniate Rumania, mendeklarasikan penggabungannya dengan Gereja Ortodoks Rumania.

Republik Rakyat Rumania

Republik Rakyat Rumania

Republica Populară Romînă
1947–1965
Ibu kotaBukares
PemerintahanMarxisme-Leninisme negara partai tunggal
Sekertaris Jenderal 
• 1944–1954
Gheorghe Gheorghiu-Dej
• 1954–1955
Gheorghe Apostol
• 1955–1965
Gheorghe Gheorghiu-Dej
Kepala Negara 
• 1947–1952
Constantin Parhon
• 1952–1958
Petru Groza
• 1958–1961
Ion Gheorghe Maurer
• 1961–1965
Gheorghe Gheorghiu-Dej
Sejarah 
• Monarki dihapuskan
30 Desember 1947
• Konstitusi 1965
21 Agustus 1965
Didahului oleh
Digantikan oleh
krjKerajaan
Romania
#Pemerintahan Ceaușescu
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Tahun-tahun awal

Perangko 1949 yang memperingati "Persahabatan Soviet-Rumania".

Tahun-tahun awal pemerintahan komunis di Rumania ditandai dengan perubahan berulang-ulang dan banyak penangkapan dan pemenjaraan karena faksi-faksi partai berusaha untuk mendominasi. Sumber daya negara juga terkuras oleh perjanjian SovRom dengan Uni Soviet, yang memfasilitasi pengiriman barang Rumania ke Uni Soviet dengan harga murah. Pada 11 Juni 1948, semua bank dan perusahaan besar dinasionalisasi.

Dalam kepimpinan komunis, terdapat tiga faksi utama, semua dari mereka beridelogi Stalinis, yang membedakannya adalah perbedaan sejarah pribadi mereka masing-masing, bukannya perbedaan politik atau filosofis yang mendalam. Ketiga faksi itu adalah:

  1. "Orang Moskwa", seperti Ana Pauker dan Vasile Luca, menghabiskan masa perang di Moskwa.
  2. "Tahanan Komunis", seperti Gheorghe Gheorghiu-Dej, ditahan pada zaman perang.
  3. "Sekertariat Komunis", kelompok ini kurang kuat Stalinis-nya, seperti Lucrețiu Pătrășcanu. Ia berhasil melewati masa-masa Antonescu dengan bersembunyi di wilayah-wilayah Rumania dan telah berpartisipasi dalam pemerintahan yang luas setelah Kudeta Raja Mihai 1944.

Pada akhirnya, dengan bantuan Joseph Stalin, Gheorghiu-Dej dan faksi "Tahanan Komunis"-nya menang. Pauker disingkirkan dari partai (bersama dengan 192.000 anggota partai lain) dan Pătrăşcanu dieksekusi setelah show trial.

Zaman Gheorghiu-Dej

Gheorghe Gheorghiu-Dej berbicara di Rapat Umum Pekerja di Piața Unirii setelah pemilu 1946.

Gheorghiu-Dej, seorang pendukung Stalinis, tidak senang dengan reformasi Nikita Khrushchev di Uni Soviet setelah kematian Stalin pada tahun 1953. Dia juga menolak keras tujuan Comecon untuk mengubah Rumania menjadi "lumbung" Blok Timur, berusaha melakukan rencana ekonomi yang berbasis di sekitar industri berat dan produksi energi, menutup kamp kerja terbesar Rumania, meninggalkan proyek Kanal Danube-Laut Hitam, menghentikan penjatahan dan menaikkan upah buruh. Selanjutnya, tetap ada kebencian terhadap Uni Soviet di mana tanah historis Rumania tetap menjadi bagian dari negara itu sebagai RSS Moldavia. Faktor-faktor ini dikombinasikan untuk menempatkan Rumania di bawah Gheorghiu-Dej menjadi lebih independen dan nasionalis.

Gheorghiu-Dej menganggap dirinya adalah seorang Stalinis, dan pemerintah Soviet yang saat itu lebih liberal mengancam untuk merusak otoritasnya. Dalam upaya untuk memperkuat posisinya, Gheorghiu-Dej berjanji melakukan kerjasama dengan negara manapun, terlepas dari sistem politik-ekonominya, asalkan kesetaraan internasional diakui dan tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri negara lain. Kebijakan ini menyebabkan penguatan hubungan Rumania dengan Tiongkok, yang juga menganjurkan penentuan nasib nasional dan menentang hegemonisme Soviet.

Gheorghiu-Dej mengundurkan diri sebagai sekretaris jenderal partai pada tahun 1954 tetapi tetap menjadi perdana menteri; sekretariat bersama yang terdiri empat anggota partai, termasuk Nicolae Ceauşescu, mengendalikan partai selama setahun sebelum Gheorghiu-Dej kembali lagi mengambil kendali. Meskipun terdapat kebijakan baru tentang kerjasama internasional, Rumania bergabung dengan Pakta Warsawa pada tahun 1955, yang mensyaratkan subordinasi dan integrasi sebagian dari militer negara tersebut ke dalam persenjataan Soviet. Namun, Rumania menolak untuk mengizinkan Pakta Warsawa bermanuver di negaranya dan mengurangi partisipasinya dalam manuver militer di daerah anggota-anggota aliansi tersebut.

Pada tahun 1956, Perdana Menteri Soviet, Nikita Khrushchev, mencela Stalin dalam Pidato Rahasia sebelum Kongres ke-20 Partai Komunis Uni Soviet. Gheorghiu-Dej dan kepemimpinan Partai Pekerja Rumania (Partidul Muncitoresc Român, PMR) segera bersiap dengan arus de-Stalinisasi. Gheorghiu-Dej menjadikan Pauker, Luca dan Georgescu kambing hitam untuk kebijakan kaum Komunis yang terlalu berlebihan pada masa lalu dan mengklaim bahwa PMR telah membersihkan unsur Stalinis bahkan sebelum Stalin meninggal pada tahun 1953.

Pada bulan Oktober 1956, pemimpin komunis Polandia menolak untuk tunduk pada ancaman militer Soviet, yang menginginkan campur tangan mereka dalam urusan politik dalam negeri dan mengangkat anggota politbiro yang lebih taat kepadanya. Beberapa minggu kemudian, partai komunis di Hungaria hampir hancur selama revolusi rakyat. Tantangan Polandia dan pemberontakan rakyat Hungaria menginspirasi siswa Rumania dan para pekerja untuk berdemonstrasi di universitas dan kota-kota industri untuk menyerukan kebebasan, kondisi hidup yang lebih baik, dan mengakhiri dominasi Soviet. Dengan dalih bahwa pemberontakan Hungaria mungkin menghasut pemberontakan negaranya sendiri, Gheorghiu-Dej mengambil langkah-langkah radikal yang berarti akan ada juga penganiayaan dan pemenjaraan berbagai "tersangka", terutama orang-orang asal Hungaria. Dia juga menganjurkan intervensi cepat Soviet, dan Uni Soviet memperkuat kehadiran militernya di Rumania, terutama di sepanjang perbatasan Hungaria. Meskipun kerusuhan Rumania terbukti fragmentaris dan terkendali, Hungaria tidak, jadi pada bulan November, pihak Moskwa melancarkan invasi berdarah ke Hungaria. Rumania menawarkan untuk mengambil bagian dalam intervensi militer di Hungaria pada tahun 1956, tapi Nikita Khrushchev menolak gagasan itu.

Setelah Revolusi 1956, Gheorghiu-Dej bekerja sama dengan pemimpin baru Hungaria, János Kádár, yang diangkat oleh Uni Soviet. Rumania ditugaskan menahan mantan perdana menteri Hungaria (yang juga merupakan pemimpin revolusi 1956) Imre Nagy. Dia dipenjara di Snagov, utara Bucharest. Setelah serangkaian interogasi oleh Soviet dan otoritas Rumania, Nagy dikembalikan ke Budapest untuk pengadilan dan eksekusi.

Di Transilvania, pemerintah Rumania menggabungkan universitas berbahasa Rumania dan Hungaria yang berada di Cluj, mengakhiri Universitas Bólyai Hungaria, dan juga bekerja secara bertahap menghilangkan pendidikan Hungaria di sekolah menengah dengan mengubahnya menjadi pendidikan Rumania.

Gheorghiu-Dej menyebar ketakutan bahwa Hungaria ingin mengambil alih Transylvania. Ia mengambil dua pendekatan untuk masalah ini, yaitu menangkap para pemimpin Aliansi Rakyat Hungaria, dan di bawah tekanan Soviet, ia mendirikan daerah otonom Hungaria, di wilayah Székely.

Pemerintah Rumania juga mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketidakpuasan publik dengan mengurangi investasi di industri berat, meningkatkan produksi barang konsumen, desentralisasi manajemen ekonomi, meningkatkan upah dan insentif, dan melembagakan unsur manajemen pekerja. Pihak berwenang menghapuskan pengiriman wajib bagi petani pribadi tetapi juga mempercepat program kolektivisasi di pertengahan 1950-an, meskipun tidak brutal seperti sebelumnya. Pemerintah menyatakan kolektivisasi selesai pada tahun 1962, ketika pertanian kolektif negara mengontrol 77% dari tanah garapan.

Meskipun Gheorghiu-Dej mengklaim bahwa ia telah membersihkan pihak Stalinis Rumania, tetapi ia tetap rentan terhadap serangan karena keterlibatannya jelas dalam kegiatan partai dari 1944-1953. Pada pertemuan pleno PMR Maret 1956, Miron Constantinescu dan Iosif Chişinevschi, keduanya adalah anggota Politbiro dan wakil perdana menteri, mengkritik Gheorghiu-Dej. Constantinescu, yang menganjurkan liberalisasi ala Khrushchev, menjadi ancaman tertentu untuk Gheorghiu-Dej karena dia menikmati hubungan baik dengan pimpinan Moskwa. PMR menyingkirkan Constantinescu dan Chişinevschi dari partai pada tahun 1957, mencela mereka sebagai Stalinis dan menganggap mereka punya keterlibatan dengan Pauker. Setelah itu, Gheorghiu-Dej tidak menghadapi tantangan serius untuk kepemimpinannya. Ceauşescu mengganti Constantinescu sebagai kepala kader PMR.

Penganiayaan, sistem kamp kerja paksa dan perlawanan anti-komunis

Penganiayaan yang keras dari musuh nyata atau yang dianggap melawan pemerintah Komunis dimulai dengan pendudukan Soviet pada tahun 1945. Meskipun pemerintah Rumania dianggap sebagai sekutu melawan Nazi Jerman, tentara Soviet bertindak seperti tentara pendudukan dan bisa menangkap hampir setiap orang yang dianggap "fasis" atau "anti-Soviet".

Setelah pemerintah komunis menjadi lebih kuat, jumlah penangkapan meningkat. Semua lapisan masyarakat terlibat, tetapi terutama ditargetkan adalah elit sebelum perang, seperti intelektual, pendeta, guru, mantan politisi (bahkan jika mereka berhalauan sayap kiri) dan siapa saja yang berpotensi membentuk inti perlawanan anti-komunis.

Penjara yang ada penuh dengan tahanan politik, dan akhirnya dibuatlah sistem baru penjara dan kamp kerja paksa, yang dibuat berdasarkan Gulag Soviet. Proyek kuno Kanal Danube-Laut Hitam dijadikan alasan untuk membangun beberapa kamp kerja paksa, di mana banyak orang tewas. Beberapa penjara paling terkenal termasuk Sighet, Gherla, Piteşti dan Aiud, dan kamp kerja paksa didirikan di tambang-tambang timah dan di Delta Danube.

Salah satu eksperimen cuci otak yang populer di Eropa Timur terjadi di Rumania, yaitu di penjara politik Piteşti, yang terletak di 120 kilometer barat laut Bukares. Penjara ini populer di Rumania dengan ‘Eksperimen Pitești’ atau Fenomena Pitești-nya, yang dilaksanakan di penjara ini antara tahun 1949 hingga 1952. Eksperimen Pitești dilakukan untuk ‘mendidik kembali’ musuh rezim (musuh nyata atau bayangan), dengan melibatkan penyiksaan psikologis dan fisik, dan mereka dipaksa untuk dipermalukan, direndahkan dan diberi tindakan tidak manusiawi. Puluhan orang tewas dalam 'percobaan', tetapi tujuannya sebenarnya bukan untuk membunuh orang, tetapi untuk 'mengajar kembali' mereka. Beberapa dari mereka yang diberi 'pendidikan ulang' kemudian menjadi penyiksa dirinya sendiri, dan mereka yang selamat dari Piteşti banyak yang bunuh diri atau berakhir di rumah sakit jiwa.[12]

Rezim komunis juga melakukan deportasi petani dari Banat (barat daya Transilvania, di perbatasan Yugoslavia), mulai dari 18 Juni 1951. Sekitar 45.000 orang secara paksa "dimukimkan" di daerah yang lebih sedikit penghuninya di dataran timur (Bărăgan). Keputusan pemerintah diarahkan untuk menciptakan cordon sanitaire melawan Josip Broz Tito dan Yugoslavia-nya. Kebijakan ini juga menggunakan taktik intimidasi untuk memaksa para petani yang tersisa untuk bergabung dalam pertanian kolektif. Kebanyakan yang dideportasi tinggal di Baragan selama 5 tahun (sampai 1956), tetapi beberapa tetap tinggal di sana secara permanen.

Terdapat juga perlawanan anti-komunis, yang memiliki bentuk yang terorganisir, dan banyak orang yang menentang pemerintah mengangkat senjata dan sejumlah kelompok partisan dibentuk, terdiri 10-40 orang. Ada serangan terhadap pos polisi dan sabotase. Beberapa partisan terkenal adalah Elisabeta Rizea dari Nucşoara dan Gheorghe Arsenescu. Meskipun sejumlah besar anggota polisi rahasia Securitate dan pasukan tentara bersama-sama melawan mereka, perlawanan bersenjata di pegunungan berlanjut hingga awal 1960-an, dan salah satu pemimpin partisan paling dikenal tidak ditangkap sampai tahun 1974.

Bentuk lain dari perlawanan anti-komunis (yang tanpa kekerasan kali ini), adalah gerakan mahasiswa 1956. Dalam reaksi terhadap pemberontakan anti-komunis di Hungaria, terjadi gema yang dirasakan seluruh blok Timur. Protes terjadi di beberapa pusat universitas sehingga banyak penangkapan dan pengusiran. Gerakan mahasiswa yang paling terorganisir terjadi di Timişoara, di mana 3000 ditangkap.[13] Di Bukares dan Cluj, kelompok terorganisir yang dibentuk mencoba untuk membuat kebijakan yang lebih berpihak kepada gerakan anti-komunis di Hungaria dan mengkoordinasikan kegiatan mereka. Reaksi pemerintah adalah segera menangkap mahasiswa atau mengskors mereka dari program mereka, beberapa guru dipecat, dan asosiasi baru dibentuk untuk mengawasi kegiatan mahasiswa.

Puluhan ribu orang tewas sebagai bagian dari penindasan dan kolektivisasi pertanian di Komunis Rumania terutama di bawah Gheorghiu-Dej.[14][15]

Pemerintahan Ceaușescu

Gheorghiu-Dej meninggal pada tahun 1965 dalam keadaan yang tidak jelas, yang tampaknya terjadi ketika ia berada di Moskwa untuk perawatan medis. Setelah perebutan kekuasaan, ia digantikan oleh Nicolae Ceauşescu. Gheorghiu-Dej bersifat Stalinis, sementara Uni Soviet sedang dalam periode reformis. Di lain pihak, Ceauşescu awalnya tampak sebagai seorang reformis.

Selama dua tahun terakhir, Gheorghiu-Dej memanfaatkan perselisihan Soviet-Tiongkok dan mulai menentang hegemoni Uni Soviet. Ceauşescu, didukung oleh rekan-rekan Gheorghiu-Dej seperti Maurer, meneruskan kebijakan yang populer tersebut. Hubungan dengan negara-negara Barat dan negara-negara lain mulai diperkuat dan dianggap menjadi kepentingan nasional Rumania. Pemaksaan pengaruh budaya oleh Uni Soviet, terutama budaya Rusia di Rumania yang dimulai pada tahun 1950, dihentikan dan sebagai penggantinya, media Barat diizinkan untuk beredar di Rumania.[16]

Tahun-tahun awal

Pada tahun 1965, mencontoh dari Cekoslowakia, nama negara diubah menjadi Republica Socialistă România (Republik Sosialis Rumania) dan nama lama PMR dikembalikan menjadi Partidul Comunist Român (Partai Komunis Rumania).

Dalam tahun-tahun awal kekuasaannya, Ceauşescu begitu populer, baik di negara asalnya dan di luar negeri. Barang-barang pertanian melimpah, barang-barang konsumen mulai muncul kembali, terjadi pencairan budaya, dan yang penting dalam hubungan luar negeri, ia berbicara menentang invasi Soviet ke Cekoslowakia (1968). Sementara reputasinya di negaranya memudar, ia terus melakukan hubungan luar negari yang baik dengan pemerintah Barat dan dengan lembaga-lembaga kapitalis internasional seperti Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia karena garis politik independennya. Rumania di bawah Ceauşescu memelihara dan kadang-kadang meningkatkan hubungan diplomatik dan lainnya dengan, antara lain, Jerman Barat, Israel, Tiongkok, Albania, dan Chile di bawah Pinochet. Karena berbagai alasan, negerinya tidak berhubungan baik dengan Moskwa.

Isu HAM

Prihatin angka kelahiran yang rendah di negara itu, Nicolae Ceauşescu menetapkan Dekret 770 pada tahun 1966 untuk membatasi aborsi dan kontrasepsi, di mana hanya perempuan diatas usia 38 tahun yang telah memiliki empat anak dapat memenuhi syarat; pada tahun 1989, jumlahnya meningkat menjadi lima anak.[17] Diberlakukan juga pemeriksaan ginekologi wajib dan ada hukuman terhadap orang-orang yang belum menikah dan pasangan yang tidak memiliki anak, dilengkapi dengan pengukuran bersifat natalis.

Langkah-langkah pro-natalis berhasil, dan menyebabkan ledakan bayi di akhir 1960-an, di mana puncaknya terjadi pada tahun 1967. Ironisnya, orang-orang Rumania yang banyak lahir pada masa ini, akan memainkan peran utama dalam runtuhnya rezim komunis dua dekade kemudian.

Pembatasan hak asasi manusia lainnya termasuk pelanggaran privasi oleh polisi politik ("Securitate"), penyensoran dan relokasi, tetapi tidak pada skala yang sama seperti pada tahun 1950-an.

Selama era Ceauşescu, terjadi "perdagangan" rahasia yang berlangsung di antara Rumania dengan Israel dan Jerman Barat, di mana Israel dan Jerman Barat membayar uang ke Rumania untuk memungkinkan warga Rumania dengan serfitikat keturunan Yahudi atau Jerman untuk beremigrasi ke kedua negara tersebut.

Referensi

  1. ^ Zwass, A. From Failed Communism to Underdeveloped Capitalism: Transformation of Eastern Europe, the Post-Soviet Union, and China. M.E. Sharpe, 1995 [halaman dibutuhkan]
  2. ^ Balázs Szalontai, The Dynamics of Repression: The Global Impact of the Stalinist Model, 1944-1953. Russian History/Histoire Russe Vol. 29, Issue 2-4 (2003), pp. 415-442. Downloadable at https://www.academia.edu/6172346/The_Dynamics_of_Repression_The_Global_Impact_of_the_Stalinist_Model_1944-1953[pranala nonaktif permanen] .
  3. ^ Tony Judt, Postwar: A History of Europe Since 1945, Penguin Press, 2005. ISBN 1-59420-065-3. "Selain lebih dari satu juta di tahanan di penjara, kamp kerja paksa, dan kerja paksa pada Kanal Danube-Laut Hitam, di mana puluhan ribu meninggal dan jumlahnya tidak termasuk orang-orang yang dideportasi ke Uni Soviet, Rumania dikenang karena jeleknya kondisi penjara".
  4. ^ Adrian Cioroianu, Pe umerii lui Marx. O introducere în istoria comunismului românesc, Editura Curtea Veche, Bucharest, 2005. ISBN 973-669-175-6. Selama perdebatan jumlah keseluruhan korban masa pemerintahan Komunis antara tahun 1947 dan 1964, Corneliu Coposu berpendapat ada 282.000 orang ditangkap dan 190.000 orang meninggal dalam tahanan.
  5. ^ Anne Applebaum, Gulag: A History, Doubleday, April, 2003. ISBN 0-7679-0056-1. Penulisnya memberikan perkiraan kematian hingga 200,000 orang di Kanal Danube-Laut Hitam.
  6. ^ Romulus Rusan (dir.), in Du passé faisons table rase ! Histoire et mémoire du communisme en Europe, Robert Laffont, Paris, 2002, p. 376–377
  7. ^ David R. Stone, "The 1945 Ethridge Mission to Bulgaria and Romania and the Origins of the Cold War in the Balkans", Diplomacy & Statecraft, Volume 17, no. 1, March 2006, pp. 93–112.
  8. ^ Giurescu, "«Alegeri» după model sovietic", p.17 (citing Berry), 18 (citing Berry and note); Macuc, p.40; Tismăneanu, p.113
  9. ^ Giurescu, "«Alegeri» după model sovietic", p.18
  10. ^ Rădulescu-Motru, in Cioroianu, p.65
  11. ^ Frucht, R. Eastern Europe: An Introduction to the People, Lands, and Culture, Volume 1, pg. 759. ABC-CLIO, 2005.
  12. ^ Elena Dragomir, Mircea Stănescu, 'The Media vs. Historical Accuracy. How Romania's Current Communist Trials Are Being Misrepresented', http://www.balkanalysis.com/romania/2015/01/11/the-media-vs-historical-accuracy-how-romanias-current-communist-trials-are-being-misrepresented/ Diarsipkan 2017-09-12 di Wayback Machine..
  13. ^ "Trei mii de studenți timișoreni, arestați și torturați", România liberă, 25 October 2007.
  14. ^ Valentino, Benjamin A (2005). Final solutions: mass killing and genocide in the twentieth century. Cornell University Press. pp. 91–151.
  15. ^ Rummel, Rudolph, Statistics of Democide, 1997.
  16. ^ "Henry Shapiro, "Red Cultural Influence Vanishing in Romania", United Press International published in the Wilmington (N.C.) ''Star-News'', July 16, 1965". News.google.com. 1965-07-17. Diakses tanggal 2013-05-16. 
  17. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama nytimes-children
Kembali kehalaman sebelumnya