Sains dan teknologi di kesultanan Utsmaniyah, selama 600 tahun pemerintahannya, cukup mengalami kemajuan yang signifikan khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti dalam bidang matematika, astronomi dan kedokteran.[1]
Zaman Keemasan Islam secara tradisional diyakini telah berakhir pada abad ke-14[2] tapi masih berlanjut hingga abad ke-15[3] dan abad ke-16[4] dan penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa berbagai aktivitas penelitian ilmiah berlanjut di sebelah barat Kekaisaran Ottoman dan di Persia dan di Kekaisaran Mughal India, sebelah timur.
Pendidikan
Kemajuan Madrasah
Lembaga pendidikan Madrasah, yang pertama kali berasal pada periode Seljuk, dan mencapai titik tertingginya selama pemerintahan Ottoman.[5]
Pendidikan Teknik
Istanbul Technical University atau Universitas Teknik Istanbul mulai dibangun pada tahun 1773 dan didirikan oleh Sultan Mustafa III sebagai Sekolah Insinyur Angkatan Laut Imperial (nama asli: Mühendishane-i Bahr-i Humayun), dan pada awalnya didedikasikan untuk pelatihan pembangun kapal dan kartografer. Pada 1795 ruangan kampus tersebut diperluas untuk melatih staf militer teknis untuk memodernisasi para tentara Ottoman agar sesuai dengan standar Eropa. Pada tahun 1845 departemen teknik di kampus tersebut dikembangkan lebih lanjut dengan penambahan program belajar, yakni pelatihan arsitek. Bangunan dan nama sekolah dimekarkan kembali dan diubah lagi pada tahun 1883, dan tahun 1909, ITU tersebut menjadi sekolah teknik umum yang ditujukan untuk melatih insinyur sipil, guna menciptakan infrastruktur baru demi mengembangkan kekaisaran Ottoman.[6]
Sains
Astronomi
Dalam bukunya Concerning the Supposed Dependence of Astronomy upon Philosophy (Tuntutan Ketergantungan Astronomi terhadap Filsafat, Ali Kuşçu (1403-1474) menolak konsep fisika Aristoteles dan dia benar-benar memisahkan filsafat alam dari astronomi Islam, anggapannya bahwa astronomi adalah murni empiris dan matematika adalah sains. Hal ini diungkapkannya untuk menjelaskan secara alternatif atas gagasan Aristoteles tentang perputaran Bumi, saat dia meneliti gagasan tentang bahwa Bumi itu yang bergerak. Dia menemukan bukti empiris untuk rotasi Bumi melalui pengamatannya terhadap komet dan menyimpulkan atas dasar bukti empirisisme bukan filsafat yang lebih bersifat spekulatif.[7][8][9]
Kuşçu juga mengkoreksi gagasan Nasīr al-Dīn al-Tūsī tentang planet dan mempresentasikan gagasan planet alternatif untuk menjelaskan planet Merkurius.[10]
Setelah penghancuran Observatorium Istanbul Taqi al-Din pada tahun 1580, aktivitas astronomis mengalami stagnasi di Kekaisaran Ottoman, sampai diperkenalkannya Heliocentrisme Copernicus pada tahun 1660, ketika ilmuwan Ottoman bernama Ibrahim Efendi al-Zigetvari Tezkireci menerjemahkan buku Astonomi berbahasa Prancis karya Noël Duret (ditulis tahun 1637) ke dalam bahasa Arab.[11]
Geografi
Peta Piri Reis ditemukan pada tahun 1929 di Istana Topkapi, Istanbul, Turki, yang saat ini telah diubah menjadi museum. Temuan ini merupakan sebuah peta yang digambar di kulit kijang, yang didalamnya memuat dena pantai barat Afrika dan pantai timur Amerika Selatan yang sangat terperinci. Peta tersebut diperkirakan telah diambil pada tahun 1513 oleh Piri Reis, seorang laksamana terkenal dari armada Turki. Peta Piri Reis adalah salah satu peta peta dunia paling awal yang menggambarkan lokasi Benua Amerika.[12]
Pengobatan
Şerafeddin Sabuncuoğlu adalah penulis Cerrahiyyuu'l-Haniyye (Bedah Imperial), yang pertama kali menulis gambar bedah dalam bentuk gambar, dan Mücerrebname (On Attemption). Cerrahiyyetu'l-Haniyye (Bedah Imperial) itu adalah gambar bedah pertama dan sekaligus terakhir, dalam ensiklopedi dunia kedokteran Islam pada Abad Pertengahan. Meskipun karyanya sebagian besar didasarkan pada Abu al-Qasim al-ZahrawiAl-Tasrif, Sabuncuoğlu memperkenalkan banyak inovasi untuk dirinya sendiri. Ahli bedah wanita juga diilustrasikan untuk pertama kalinya di Cerrahiyyetu'l-Haniyye.[13]
Militer
Korps Yanisari yang terkenal dari tentara kekaisaran Ottoman, telah menggunakan musket matchlock pada awal tahun 1440an.[14]Marching band dan band militer, keduanya berasal dari band militer Ottoman, yang digagas oleh Yanisari sejak abad ke-16.[15]
^Matthew E. Falagas, Effie A. Zarkadoulia, George Samonis (2006). "Arab science in the golden age (750–1258 C.E.) and today", The FASEB Journal20: 1581-6
^F. Jamil Ragep (2001), "Freeing Astronomy from Philosophy: An Aspect of Islamic Influence on Science", Osiris, 2nd Series, Vol. 16, Science in Theistic Contexts: Cognitive Dimensions, p. 49-64, 66-71.
^George Saliba, "Arabic planetary theories after the eleventh century AD", in Rushdī Rāshid and Régis Morelon (1996), Encyclopedia of the History of Arabic Science, p. 58-127 [123-124], Routledge, ISBN0415124107.
^Zaken, Avner Ben (2004). "The heavens of the sky and the heavens of the heart: the Ottoman cultural context for the introduction of post-Copernican astronomy". The British Journal for the History of Science. Cambridge University Press. 37: 1–28. doi:10.1017/S0007087403005302.
^Bowles, Edmund A. (2006). "The impact of Turkish military bands on European court festivals in the 17th and 18th centuries". Early Music. Oxford University Press. 34 (4): 533–60. doi:10.1093/em/cal103.
Referensi
History of Astronomy Literature during the Ottoman Period by Ekmeleddin İhsanoğlu
Baca Lebih Lanjut
Science among the Ottomans: The Cultural Creation and Exchange of Knowledge by Miri Shefer-Mossensohn, 2015, University of Texas Press