Dengan lebih dari 13.000 pulau dan air lautnya yang panas, Indonesia dianggap tempat yang ideal untuk olahraga selancar.[1]
Sejarah
Peselancar pertama di Indonesia adalah orang Amerika Bob Koke yang berselancar di Pantai Kuta di Bali pada pertengahan hingga akhir tahun 1930-an.[2] Pada akhir 1960-an dan awal 1970-an, pantai selancar Indonesia ditampilkan dalam film selancar Morning of the Earth dan peselancar asing mulai berdatangan ke Bali. Olahraga tersebut kemudian menyebar ke lokasi-lokasi seperti Pulau Nias, G-Land di Jawa, dan Kepulauan Mentawai.
Pada tahun 2003, Indonesian Surfing Championships (ISC) diluncurkan oleh Tipi Jabrik, dengan edisi pertama pada tahun 2004 bekerja sama dengan Quiksilver.
Pada tahun 2007, selancar diakui dalam Asian Beach Games 2007 di Bali sebagai olahraga oleh Komite Olimpiade Internasional.[3]
Pada tahun 2008, ISC menjalin kemitraan dengan Coca-Cola Amatil Indonesia pada tahun 2008. Kemitraan ini berlangsung hampir lima tahun, termasuk pembentukan Asian Surfing Championships (ASC) dari kesuksesan ISC. [butuh rujukan]
Pada tahun 2013, Rip Curl Cup digelar di Padang Padang (dimenangkan oleh Mega Semadhi dari Pecatu). Pada tahun yang sama, Oakley Pro Bali, perhentian ke-5 dari tur dunia, digelar di Bali.
Pendapatan selancar
Berselancar adalah industri bernilai jutaan dolar di Indonesia. Itu termasuk transportasi, akomodasi, makan, hiburan, dan layanan dan produk selancar. Beberapa pulau memiliki komunitas pantai yang mencari nafkah langsung dari berselancar, seperti Lakey Peak di Sumbawa, Pantai Sorake di Pulau Nias, dan Pantai Uluwatu di Bali.[4][5]
Merek selancar multinasional seperti Billabong, Quiksilver, dan Oakley, Inc. menjalankan operasi dan distribusi mereka di Asia Tenggara dari kantor pusat mereka di Bali. Pemerintah daerah telah mengadakan kontes selancar ASC untuk mempromosikan ombak dan pantai mereka.
Diperkirakan bisnis selancar menghasilkan lebih dari setengah miliar dolar di Bali saja, yang mewakili lebih dari 10% jumlah yang dihasilkan oleh pariwisata. Mengingat sebagian besar peselancar di Bali adalah turis, maka selancar dapat dianggap sebagai bagian utama dari pariwisata di Indonesia.[butuh rujukan]
Peselancar Indonesia
Rizal Tanjung menjadi orang Indonesia pertama yang berkompetisi di WQS. Dia adalah salah satu peselancar Indonesia pertama yang pergi sebagai peselancar profesional. Ia memenangkan sirkuit Kejuaraan Selancar Indonesia pada tahun 2002 dan 2006. Ia disebut sebagai "Peselancar Asia yang paling dikenal" oleh majalah Transworld Surf. Dia juga pemilik Kurawa dan Rizt (dua merek). Dia muncul di banyak video selancar, termasuk "Loose Change" dan "Stranger Than Fiction".
Oney Anwar menjadi peselancar pertama asal Sumbawa yang berkompetisi di WQS. Dia belajar berselancar di Lakey Peak dan bergabung dengan tim Rip Curl saat berusia 10 tahun. Dia pindah ke Australia dalam program Rip Curl untuk peselancar muda dan kembali lagi di Indonesia. Dia sekarang dikenal secara internasional dan ingin memenuhi syarat untuk WCT.
Raditya Rondi telah menjuarai Kejuaraan Selancar Asia sejak didirikan pada 2011. Gelar juara memang diraihnya tiga tahun berturut-turut.
^ abSweetness and blood: how surfing spread from Hawaii and California to the rest of the world, with some unexpected results by Michael Scott Moore. ISBN9781605294278.