Calon Selir Kerajaan Ui terlahir pada 6 Agustus 1753, tahun ke-29 pemerintahan Raja Yeongjo dari Joseon, dalam klan Changnyeong Seong. Nama pribadinya adalah Deok-im (덕임, 德任). Ia adalah anak perempuan Seong Yun-u (성윤우, 成胤祐),[a] dan istri keduanya, Nyonya Im dari klan Buan Im (부안 임씨, 扶安 林氏).
Keluarga mereka tergolong cukup miskin, dan saat Nona Seong lahir, ayahnya bekerja sebagai pelayan untuk Hong Bong-han, kakek Raja Jeongjo dari pihak ibu.[1] Ia kemudian menjadi perwira militer, tetapi mengundurkan diri pada tahun 1761 karena tuduhan penggelapan.
Istri pertama Seong Yun-u adalah Nyonya Ma dari klan Jangheung Ma (장흥 마씨, 長興 馬氏). Setelah kematiannya, ia menikah lagi dengan Nyonya Im dari klan Buan Im, putri dari Im Jong-ju (임종주, 林宗胄), yang merupakan seorang pejabat kecil pemerintahan. Ia meninggal pada tahun 1756, tiga tahun setelah melahirkan calon Selir Kerajaan Uibin Seong. Istri ketiga Seong Yun-u adalah Nyonya Ji dari klan Danyang Ji (단양 지씨, 丹陽 池氏).
Nona Seong memiliki lima saudara laki-laki dan dua saudara perempuan. Ayahnya meninggal dunia pada tahun 1769 di usia 60 tahun.
Kehidupan di istana
Pada tahun 1762, ketika berusia sepuluh tahun, Deok-im memasuki istana sebagai gungnyeo. Karena hubungan ayahnya dengan klan Pungsan Hong, Nona Seong ditugaskan menjadi dayang pribadi ibu Raja Jeongjo, Nyonya Hyegyeong.
Pada tahun 1773, Deok-im bersama dengan dua adik perempuan Raja Jeongjo, Putri Cheongyeon dan Putri Cheongseon menyalin novel klasik yang berjudul Gwakjangyangmunrok ke dalam bahasa Korea.[1][2]
Sebelum tahun 1782, Deok-im diangkat menjadi Sangui, dayang istana peringkat senior kelima. Catatan sejarah yang mencatat bahwa ia pernah mengandung dua kali antara tahun 1780 dan 1782.
Pada tanggal 13 Oktober 1782, Nyonya Seong melahirkan anak pertamanya, Yi Sun (이순). Pada hari yang sama, ia resmi menjadi Selir Kerajaan, setelah diangkat menjadi selir kerajaan peringkat senior ketiga dengan gelar So-yong. Hampir tiga bulan setelahnya, pada akhir Desember 1782, putranya diberikan gelar Pangeran Kerajaan (원자, 元子).
Pada tahun berikutnya, Seong So-yong diangkat menjadi selir kerajaan peringkat senior pertama dengan gelar Bin dan Jeongjo memilih sendiri prefiks "Ui" (宜; berarti "sesuai/pantas") untuknya.[1]
Pada 20 Maret 1784, Seong Ui-bin melahirkan seorang putri yang meninggal beberapa minggu setelah lahir.
Pada 2 Juli 1784, Yi Sun dinobatkan sebagai Putra Mahkota (왕세자, 王世子), tetapi ia wafat akibat campak pada 6 Juni 1786.
Kematian
Empat bulan setelah kematian putranya, Seong Ui-bin meninggal dunia karena penyakit yang dideritanya selama bulan terakhir kehamilan kelimanya.[3] Anak yang berada di dalam kandungannya turut meninggal bersamanya. Raja Jeongjo kemudian menuliskan sebuah epitaf untuknya yang berisi tulisan mengenai kesedihan yang dialaminya sekaligus perasaan cintanya untuknya. Dikatakan bahwa Nyonya Seong merupakan satu-satunya wanita yang ia cintai di antara istri-istrinya.[4] Ia disemayamkan di Istana Anhyeon, yang sebenarnya tidak biasa.
Pada awalnya, ia dimakamkan sekitar 100 langkah dari putranya, Putra Mahkota Munhyo. Makamnya dinamai Hyochangmyo (효창묘, 孝昌墓), tetapi pada tahun ke-7 pemerintahan Raja Gojong, status makam tersebut dinaikkan ke Hyochangwon (효창원, 孝昌園).[b]
Raja Jeongjo menanam 26.000 pohon di makam tersebut;[4][sumber tepercaya?] makam tersebut sekarang dikenal dengan nama "Taman Hyochang" yang berada di Distrik Yongsan, Seoul.
Pada tahun 1944, selama masa pendudukan Jepang, makam tersebut dipindahkan ke Gugus Seosamneung di Goyang, Provinsi Gyeonggi.[5] Putra Mahkota Munhyo dimakamkan di sebelah pamannya, Putra Mahkota Uiso, sedangkan Seong Ui-bin dimakamkan di makam para selir kerajaan yang berada 2 km dari makam Putra Mahkota. Makamnya dikenal dengan nama Uibinmyo (의빈묘, 宜嬪墓).
Batu peringatan Nyonya Seong diabadikan di Uibingung (의빈궁, 宜嬪宮), di Chilgung (juga dikenal dengan nama "Istana Tujuh Selir Kerajaan"; Situs Sejarah No. 149).
Pada tahun 1908, tahun ke-2 pemerintahan Kaisar Yunghui, Uibingung ditutup. Namun, nama tersebut tetap dipertahankan dan ritual tahunan kemudian digelar di Hyochangwon dan Uiryeongwon, makam Putra Mahkota Munhyo dan Putra Mahkota Uiso.
Keluarga
Kakek dari pihak ayah: Seong Soo-san (성수산, 成壽山) (1668 – 1749)
Nenek tiri dari pihak ayah: Nyonya Kim dari klan Gimhae Kim (김해 김씨, 金海 金氏) (1674 – 1698)[c]
Nenek dari pihak ayah: Nyonya Hwang dari klan Changwon Hwang (창원 황씨, 昌原 黄氏) (1677 – 1747)[d]
^Makam kerajaan digolongkan ke dalam dua jenis: neung (untuk Raja dan Ratu atau untuk siapapun yang diberikan gelar tersebut secara anumerta) dan won (untuk Putra Mahkota dan istrinya). Jenis myo merupakan makam untuk anggota keluarga kerajaan selain yang disebutkan di atas, termasuk di dalamnya para selir kerajaan.