Stasiun Cimekar (CMK) adalah stasiun kereta api yang terletak di Cimincrang, Gedebage, Kota Bandung. Halte yang terletak pada ketinggian +668 m (sebelumnya +670 m) ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung. Meskipun stasiun ini dinamai Cimekar, stasiun ini tidak terletak di Desa Cimekar, tetapi terletak di sebelah barat Desa Cimekar itu sendiri. Pada awalnya, stasiun ini merupakan stasiun kereta api yang letaknya paling barat di Kabupaten Bandung sejak tahun 2007. Namun, semenjak bangunan stasiun ini dipindahkan ke sebelah barat yang lokasi geografisnya berada di Kota Bandung, maka stasiun ini merupakan stasiun kereta api yang letaknya paling timur di Kota Bandung.
Sejarah
Stasiun ini merupakan stasiun yang usianya paling muda di lintas Padalarang-Kasugihan karena baru diresmikan pada tanggal 21 Maret 2000.[5] Dalam catatan yang terdapat di Buku Jarak versi 2004, stasiun ini dahulu merupakan pengembangan dari sebuah perhentian yang diberi nama Ciendog (CED).[1]
Sehubungan dengan rencana pengembangan stasiun ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Gubernur Ridwan Kamil mengusulkan agar lokasi Stasiun Cimekar digeser ke arah Masjid al-Jabbar serta diintegrasikan dengan jalur kereta kecepatan tinggi Jakarta–Bandung. Rencana ini dilakukan untuk menyongsong pembangunan yang berorientasi transit (transit-oriented development/TOD) di Bandung Raya.[6][7] Juga untuk mendukung TOD tersebut, sebagai bagian dari proyek jalur ganda segmen Gedebage-Haurpugur, jalur yang melintasi stasiun ini ditingkatkan menjadi jalur ganda.[8]
Stasiun ini menjadi pilihan transportasi masyarakat sekitar karena letaknya yang bersebelahan dengan perumahan. Selain itu, stasiun ini juga merupakan stasiun terdekat menuju Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Masjid Terapung al-Jabbar, Markas Polda Jawa Barat, serta Stasiun Tegalluar yang melayani kereta cepat.[9] Setelah pengoperasian jalur ganda Gedebage-Haurpugur, stasiun Cimekar diturunkan statusnya menjadi halte atau perhentian sehingga tidak memiliki kendali wesel atau persinyalan.
Bangunan dan tata letak
Pada awalnya, stasiun ini memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Pada saat pembangunan jalur ganda, dibangun satu jalur baru di selatan jalur yang lama. Jalur baru tersebut dijadikan jalur 2 yang baru sebagai sepur lurus arah Cicalengka, sedangkan jalur 2 yang lama diubah menjadi jalur 1 yang baru sebagai sepur lurus arah Bandung. Jalur 1 lama dinonaktifkan dan persinyalan stasiun digantikan dengan persinyalan blok intermediet. Sebagai akibatnya, sudah tidak ada lagi persilangan maupun penyusulan antarkereta api di stasiun ini.
Setelah jalur ganda segmen Gedebage–Haurpugur resmi dioperasikan pada pertengahan Desember 2022,[butuh rujukan] awalnya penumpang tetap dilayani di bangunan lama. Namun mulai tanggal 21 Maret 2023, pelayanan penumpang dipindahkan ke bangunan baru halte.