Sungai Imjin

Sungai Imjin adalah nama sebuah aliran sungai di Semenanjung Korea. Sungai ini berhulu dari Korea Utara, mengalir dan bermuara di Korea Selatan. Di Korea Selatan disebut Imjin-gang (임진강) sementara dalam dialek Korea Utara disebut Rimjin-gang (림진강).

Kondisi geografi

Sungai Imjin berhulu dari pegunungan di Korea Utara, mengalir melalui perbatasan Zona Demiliterisasi Korea, memasuki wilayah Gyeonggi di Korea Selatan, bertemu dengan Sungai Han sebelum bermuara ke Laut Kuning. Panjang Sungai Imjin 273,50 km.^[1] Kota terdekat dengan Sungai Imjin adalah Paju, Gyeonggi. Daerah demarkasi militer di sisi Korea Selatan walau dijaga ketat, sering menjadi tempat tujuan wisata.^[2] Sekitar Sungai Imjin dikenal akan pemandangan alam yang indah, situs-situs bersejarah serta habitat fauna langka. Mintongseon (Garis Kontrol Sipil) di Baegun-ri, merupakan habitat gorani (rusa besar) dan burung-burung.^[2] Pusat Penelitian Eco DMZ dibangun untuk memantau fauna di DMZ. Setelah melewati Sungai Imjin, terdapat Stasiun Dorasan, yakni titik pemberhentian terakhir dan paling utara di Korea Selatan sebelum mencapai Korea Utara.^[2]

Perang Sungai Imjin (1592)

Sungai Imjin adalah latar belakang dari satu seri dari Perang Tujuh Tahun yang terjadi pada tahun 1592 dimana pasukan Jepang dibawah pimpinan Kato Kiyomasa berperang dengan pasukan Korea. Pasukan Jepang bertujuan untuk merebut kota-kota di bagian utara sekaligus melakukan pengejaran terhadap Raja Seonjo yang telah mengungsi setelah ibu kota direbut oleh Jepang. Pertempuran dimenangkan oleh pihak Jepang dikarenakan pihak Joseon lemah dan tidak berpengalaman dalam berperang. Setelah menyeberangi Sungai Imjin, pasukan Jepang merebut Gaeseong dan menuju Pyeongyang. Raja Joseon mengungsi lagi dari Pyeongyang ke Uiju, utara perbatasan Joseon dengan Tiongkok. Dengan datang bantuan dari Dinasti Ming, Pyeongyang kembali direbut. Pasukan Jepang kembali mundur menyeberangi Sungai Imjin menuju Hanseong.

Pertempuran Sungai Imjin (22-25 April 1951)

Sungai Imjin merupakan tempat pecahnya salah satu babak di dalam Perang Korea, Pertempuran Sungai Imjin, yang terjadi dari tanggal 22-25 April 1951.^[3] Pertempuran ini merupakan peristiwa yang paling berdarah yang dihadapi Militer Britania Raya sejak Perang Dunia ke-2.^[3] Selama tiga hari British Independent Infantry Brigade Group ke-29 berhasil mengalahkan para pasukan komunis Tiongkok yang jumlahnya berkali-kali lipat.^[3]

Banjir Sungai Imjin tahun 2009

Pada tanggal 6 September 2009 terjadi banjir di wilayah hulu Sungai Imjin akibat dibukanya Bendungan Hwanggang di Korea Utara secara tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan, mengakibatkan 6 orang warga Korsel menjadi korban tenggelam di dekat muara sungai.^[4]

Para pejabat Korea Utara memberikan pernyataan dukacita kepada keluarga korban pada perundingan antar Korea di kota Gaeseong (Oktober 2009).^[4]

Lagu Sungai Imjin

Lagu Sungai Imjin adalah lagu propaganda yang dirilis oleh Korea Utara pada tahun 1957.^[5] Lagu ini menjadi populer di Korea Utara dan warga Korea-Jepang melalui sekolah-sekolah Korea (Chōsen Gakkō). Penulis musik Jepang Matsuyama Takeshi mengenal lagu ini dari seorang teman Korea lalu menulis liriknya dalam Bahasa Jepang untuk rekaman pada tahun 1968.^[5] Chongryon, (sebuah asosiasi Korut di Jepang) mencoba memanfaatkan kesempatan ini sebagai propaganda Korut. Pemerintah Korea Selatan menyatakan penolakan terhadap lagu Korea Utara yang dipopulerkan di Jepang sehingga rekaman lagu itu ditarik.^[5] Namun, banyak orang Jepang yang tersentuh dengan lirik lagu itu yang menceritakan Sungai Imjin serta kampung halaman yang terpisah menjadi dua negara. Baik musisi Jepang maupun Korea masih sering menyanyikan lagu Sungai Imjin.^[5]