Turk, yang juga dikenal sebagai Robot Orang Turki (Mechanical Turk) atau Automaton Pemain Catur (bahasa Jerman: Schachtürke; bahasa Hungaria: A Török), adalah sebuah alat dari akhir abad ke-18 yang diklaim dapat bermain catur sendiri, tetapi nyatanya hanyalah alat tipuan. Dari tahun 1770 hingga kemusnahannya dalam kebakaran pada tahun 1854, mesin ini berpindah tangan di antara beberapa pemilik dan dipamerkan di berbagai tempat.[1] Selama 84 tahun tersebut, mesin ini disebut sebagai sebuah automaton (mesin tanpa listrik yang dapat diprogram dan beroperasi sendiri), dan dipamerkan seolah-olah dapat bermain catur dengan kemahiran tinggi melawan pemain manusia. Setelah kemusnahannnya, salah seorang anak dari pemiliknya menulis artikel tentang rahasia cara kerja alat ini, yang melibatkan pemain manusia yang bersembunyi dan mengendalikannya dari dalam. Sebelumnya, beberapa pihak juga mencurigai keaslian mesin ini tapi tidak pernah terbukti.
Turk dibuat dan ditampilkan perdana pada tahun 1770 oleh Wolfgang von Kempelen (1734–1804) demi mengesankan Permaisuri Austria, Maria Theresia. Selain mampu bermain catur dengan kemahiran tinggi, alat ini juga ditampilkan mampu memecahkan teka-teki perjalanan kuda, yaitu membuat rute menempuh seluruh petak di papan catur dengan hanya gerakan kuda catur (gerakan "L") tanpa mengulangi petak yang sama.
Turk sebenarnya adalah mesin ilusi sulap yang memanfaatkan master catur yang mengendalikannya sambil bersembunyi di dalam alat itu. Kemenangan-kemenangan alat ini saat tampil di berbagai tempat di Eropa dan Amerika, sebenarnya adalah berkat kemahiran para operator tersembunyi ini. Alat ini juga sempat bermain dan mengalahkan para tokoh ternama seperti Napoleon Bonaparte dan Benjamin Franklin. Pengendali Turk saat pertunjukan yang dilakukan oleh Kempelen masih belum diketahui. Ketika mesin tersebut dibeli pada tahun 1804 dan dipamerkan oleh Johann Nepomuk Mälzel, master catur yang mengendalikannya secara tersembunyi antara lain adalah Johann Baptist Allgaier, Boncourt, Aaron Alexandre, William Lewis, Jacques François Mouret, dan William Schlumberger.
Pembuatan
Kempelen terinsiprasi untuk membuat Turk setelah menghadiri undangan Maria Theresia dari Austria di Istana Schönbrunn. Pada saat itu, François Pelletier mempersembahkan pertunjukan sulap. Dalam suatu percakapan ketika pertunjukan usai, Kempelen berjanji untuk kembali ke istana tersebut dengan membawa sebuah penemuan yang mampu mengalahkan pamor sulap tersebut.[2] Hasil dari penepatan janji ini adalah suatu automatonpecatur,[3][4] yang dikenal pada masa kini sebagai Turk. Pada alat itu terdapat sebuah boneka seukuran manusia, berkepala dan berbadan menyerupai manusia, dengan janggut hitam dan mata abu-abu,[5] serta dilengkapi dengan jubah dan serban khas Turki, yang dikatakan oleh Tom Standage—seorang jurnalis dan penulis—sebagai "suatu kostum penyihir-timur tradisional". Tangan kirinya memegang cangklong panjang khas Turki, sementara tangan kanannya diletakkan di atas kotak besar[6] dengan panjang sekitar 3½ kaki (110 cm[a]), lebar 2 kaki (60 cm), dan tinggi 2½ kaki (75 cm). Papan catur berukuran 18 in2 diletakan di atas kotak tersebut. Bagian depan kotak terdiri dari tiga pintu, dan sebuah laci berisi satu set catur berbahan gading yang berwarna merah dan putih.[7]
Bagian dalam mesin amat rumit dan dirancang untuk mengelabui siapa pun yang mengamatinya.[2] Ketika pintu sebelah kiri dibuka, maka tampaklah rangkaian sejumlah gir dan roda yang mirip dengan mesin jam. Bagian ini juga dirancang agar seseorang dapat melihat tembusan seluk-beluk mesin tersebut ketika pintu belakang kotak juga dibuka pada waktu yang sama. Bagian di sebelahnya tidak berisi mesin, melainkan sebuah bantal merah dan beberapa bagian yang dapat dilepas, termasuk struktur berbahan logam. Bagian ini juga dirancang untuk memberikan pandangan yang menembus seluk-beluk mesin tersebut. Di bawah jubah boneka orang Turki, ada dua pintu lain yang disembunyikan. Bagian ini juga menampakkan mesin jam dan memberikan pandangan menembus mesin tersebut. Desainnya memungkinkan demonstran Turk untuk membuka setiap pintu yang ada—demi mempertahankan ilusi—di hadapan khalayak ramai.[8]
Mesin rumit yang terlihat di sisi kiri ataupun laci yang berisi catur tidak dibuat hingga memenuhi bagian belakang kotak, melainkan hanya memenuhi sepertiga bagian dari mesin tersebut. Sebuah kursi geser juga dipasang di dalamnya, agar memungkinkan operator mesin—yang bersembunyi di dalam kotak—untuk berpindah tempat sehingga ia dapat menghindari pandangan pengamat saat beberapa pintu dibuka. Geseran kursi menyebabkan mesin tiruan meluncur dan menggantikan posisi operator sehingga menyembunyikan operator di dalam kotak tersebut.[9]
Papan catur di atas kotak tersebut cukup tipis sehingga memungkinkan untuk ditembus gaya magnet. Pada bagian bawah buah catur terdapat magnet berukuran kecil namun berdaya tarik kuat. Ketika ditempatkan pada petak papan catur, tiap buah catur akan menarik tiap magnet dalam posisi tertentu yang berada pada suatu rangkaian di bawah papan tersebut. Hal ini memungkinkan operator di dalam mesin untuk melihat pergerakan buah catur di atas papan catur.[10] Di balik papan catur juga terdapat angka-angka dari 1 sampai 64, agar memungkinkan operator untuk mengetahui posisi buah catur yang digerakkan oleh pemain.[11] Magnet-magnet di dalam mesin ditempatkan sedemikian rupa agar tidak terpengaruh oleh gaya magnet lain dari luar mesin, dan Kempelen sering menempatkan magnet besar di sisi papan untuk menunjukkan bahwa mesin tersebut tidak dipengaruhi oleh gaya magnet.[12]
Sebagai pengecoh lainnya, Turk didampingi oleh sebuah kotak kayu mirip peti mati kecil yang diletakkan di atas mesin tersebut oleh demonstrannya.[2]Johann Nepomuk Mälzel, pewaris kepemilikan mesin tersebut, tidak menggunakan kotak itu,[13] tetapi pemilik sebelumnya yaitu Kempelen sering mengintip ke dalam kotak itu saat permainan berlangsung, mengesankan bahwa kotak itu mengendalikan beberapa aspek dari mesin tersebut.[2] Kotak tersebut dipercayai oleh beberapa orang sebagai kotak bertuah, sebagaimana Karl Gottlieb von Windisch menuliskan dalam bukunya Inanimate Reason (1784) bahwa "seorang perempuan tua, pada khususnya, yang tidak melupakan cerita yang dituturkan kepadanya ketika masih muda … pergi bersembunyi di tempat duduk dekat jendela, sejauh mungkin dari [jangkauan] roh jahat, yang ia yakini telah merasuki mesin tersebut."[4]
Di bagian dalam mesin juga terdapat sebuah papan catur berlubang yang terkait dengan rangkaian tuas mirip pantograf untuk menggerakan lengan kiri boneka. Bila pointer pantograf di dalam mesin digerakkan sesuai petak papan catur berlubang tersebut, maka lengan boneka Turk pada papan catur di sebelah atas juga bergerak secara bersamaan. Jangkauan gerak yang diperoleh memungkinkan operator di dalam mesin untuk menggerakan lengan boneka Turk ke atas dan ke bawah. Pengendalian tuas menyebabkan tangan boneka Turk dapat mengepal dan membuka, sehingga memungkinkannya memindahkan buah catur. Semua ini dapat dilihat oleh operator mesin dengan menggunakan lilin sederhana, yang sistem ventilasinya terdapat di dalam boneka tersebut.[14] Bagian lain dari mesin tersebut dapat mengeluarkan suara jarum jam yang akan diputar apabila Turk melakukan pergerakan—demi menguatkan kesan mesin sungguhan—serta ada perangkat lain untuk mengatur berbagai ekspresi wajah Turk.[15][16] Sebuah kotak suara ditambahkan setelah Turk dimiliki oleh Mälzel, yang menyebabkan mesin tersebut dapat bersuara "Échec!" (bahasa Prancis untuk "skak") saat pertandingan berlangsung.[3]
Operator di dalam mesin juga memiliki alat untuk membantunya berkomunikasi dengan demonstran yang berada di luar. Dua cakram kuningan bertuliskan angka-angka ditempatkan secara berlawanan di dalam dan di luar kotak mesin. Sebuah tongkat digunakan untuk memutar cakram ke nomor yang diinginkan, sebagai kode antara operator dan demonstran.[17]
Pameran
Turk tampil perdana pada tahun 1770 di Istana Schönbrunn, sekitar enam bulan setelah pertunjukan sulap Pelletier. Kempelen memperkenalkan diri kepada hadirin, menampilkan apa yang telah ia buat, dan memulai demonstrasi mesinnya. Dalam setiap pertunjukan, Kempelen selalu mengawali dengan membuka pintu dan laci kotak mesin, untuk memungkinkan hadirin memeriksa isi mesin tersebut. Setelah itu, Kempelen mengumumkan bahwa mesin tersebut sudah siap untuk seorang penantang.[19]
Kempelen memberi tahu pemain bahwa Turk menggunakan pion putih sehingga mendapatkan giliran pertama untuk melangkah. Setiap menunggu giliran, Turk meletakkan tangan kirinya pada bantalan. Turk dapat mengangguk dua kali jika dirinya sedang mengancam ratu milik lawan, dan tiga kali apabila raja lawan berada dalam posisi skak. Jika lawan membuat langkah tidak sah, maka Turk akan menggoyangkan kepala dan mengembalikan buah catur lawan ke posisi semula, sehingga memaksa lawannya untuk memilih langkah baru.[20]Louis Dutens, seorang penulis yang mengamati penampilan Turk, berusaha untuk menipu mesin tersebut dengan cara memindahkan ratu menggunakan gerakan kuda, namun Turk tidak terperdaya; mesin itu mengambil ratu lawan dan mengembalikannya ke petak semula.[b] Kempelen mengundang pengamat untuk membawa magnet, besi, dan batu berani ke dekat kotak mesin untuk menguji apakah mesin tersebut dijalankan oleh gaya magnet atau sesuatu yang canggih. Orang pertama yang bermain dengan Turk adalah Johann Ludwig von Cobenzl, seorang abdiAustria di istana. Ia dan para penantang lainnya dikalahkan oleh mesin tersebut dengan cepat, dan para pengamat pertandingan menyatakan bahwa mesin tersebut bermain dengan agresif, mengalahkan lawan-lawannya dalam waktu rata-rata tiga menit.[21]
Bagian lain dari pameran Turk adalah penyelesaian perjalanan kuda, yaitu salah satu teka-teki catur yang terkenal. Teka-teki tersebut mensyaratkan pemain agar melangkahkan kuda untuk menyentuh seluruh petak papan catur, tetapi setiap petak hanya boleh disentuh sekali. Walaupun banyak pecatur berpengalaman pada masa itu masih berjuang memecahkan teka-teki tersebut, Turk mampu menyelesaikannya tanpa kesulitan meskipun langkah kuda dimulai dari petak mana pun karena operator dalam mesin mengandalkan pemetaan dari teka-teki yang sudah dipecahkan.[18]
Turk juga memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan penonton menggunakan papan huruf. Operator mesin tersebut—yang identitasnya selama periode pameran oleh Kempelen di Istana Schönbrunn tidak diketahui[22]—mampu melakukannya dengan menggunakan bahasa Inggris, Prancis, dan Jerman. Carl Friedrich Hindenburg, seorang matematikawan universitas, mencatat percakapan pada saat pameran Turk di Leipzig dan mempublikasikannya pada tahun 1789 dengan judul Über den Schachspieler des Herrn von Kempelen und dessen Nachbildung (Tentang Pemain Catur Tuan von Kempelen dan Tiruannya). Topik dari pertanyaan yang ditujukan dan dijawab oleh Turk meliputi usia, status perkawinan, dan rahasia cara kerjanya.[23]
Tur keliling Eropa
Setelah kabar tentang debutnya berembus, ketertarikan te[rhadap mesin tersebut menjalar ke seluruh Eropa. Walaupun begitu, Kempelen lebih tertarik dalam proyeknya yang lain dan enggan memamerkan Turk. Ia sering kali berbohong bahwa mesin tersebut sedang diperbaiki untuk calon penantang berikutnya. Menurut Von Windisch, Kempelen menolak permintaan teman-temannya, serta kerumunan orang penasaran dari berbagai negara, yang ingin sekali menyaksikan mesin masyhur tersebut.[24] Pada dasawarsa setelah debutnya di Istana Schönbrunn, Turk hanya meladeni satu pertandingan melawan Sir Robert Murray Keith, seorang bangsawan Skotlandia. Tak lama kemudian, Kempelen membongkar Turk.[25] Kempelen menyatakan bahwa hasil penemuannya merupakan "barang sepele", karena ia tak suka dengan ketenaran yang diperoleh dan lebih tertarik untuk melanjutkan penelitian tentang mesin uap dan mesin yang meniru suara manusia.
Pada tahun 1781, Kempelen dititahkan oleh Kaisar Joseph II untuk merekonstruksi Turk dan menampilkannya di Wina dalam rangka kunjungan kenegaraan Adipati Agung Paul dari Rusia dan istrinya. Penampilan Turk sangat sukses sehingga Adipati Agung Paul menyarankan agar Turk dipamerkan keliling Eropa; sebuah permintaan yang enggan disetujui oleh Kempelen.[26]
Turk memulai pameran keliling Eropa pada tahun 1783, dengan titik awal di Prancis pada bulan April. Sebelum dipamerkan di Paris, Turk berhenti di Versailles dan mengalami kekalahan saat melawan Charles Godefroy de La Tour d'Auvergne, Duc de Bouillon. Setibanya di Paris pada bulan Mei 1783, Turk ditampilkan ke publik dan bermain dengan berbagai lawan, termasuk seorang pengacara bernama Tuan Bernard yang mencapai peringkat kedua dalam permainan catur.[27] Setelah sesi di Versailles, banyak permintaan agar Turk melawan François-André Danican Philidor, yang dianggap sebagai pemain catur terbaik pada masanya.[28] Sesampainya di Café de la Régence, mesin tersebut bermain dengan banyak lawan berkemampuan terampil, tetapi juga sering kalah (misalnya saat melawan Bernard dan Verdoni),[29] sampai akhirnya mampu bertahan dan bertanding dengan Philidor di Académie des Sciences. Setelah Philidor menang melawan Turk, putra Philidor menyatakan bahwa ayahnya menyebut pertandingan tersebut sebagai permainan catur paling melelahkan yang pernah dilakukan.[30] Lawan terakhir Turk saat di Paris adalah Benjamin Franklin, yang menjabat sebagai duta besar Amerika Serikat untuk Prancis. Franklin dikabarkan menikmati permainannya dengan Turk, dan tertarik dengan mesin tersebut selama sisa hidupnya, serta menyimpan sebuah salinan buku buatan Philip Thicknesse berjudul The Speaking Figure and the Automaton Chess Player, Exposed and Detected di perpustakaan pribadinya.[31]
Setelah turnya di Paris, Kempelen memindahkan Turk ke London, tempat ia dipamerkan setiap hari dengan tarif lima shilling. Thicknesse, yang dikenal pada masanya sebagai seorang skeptis, meneliti Turk demi membongkar cara kerja mesin tersebut.[32] Meskipun ia menghormati Kempelen sebagai orang yang sangat cerdik,[2] ia menegaskan bahwa Turk adalah sebuah tipuan canggih dengan memanfaatkan anak kecil yang bersembunyi dalam mesin tersebut, dan mendeskripsikan mesin ini sebagai "sekelumit mesin rumit … yang tak lebih dari salah satu dari sekian banyaknya alat cerdik, yang dipakai untuk mengelabui dan menipu pengamatnya."[33]
Setelah setahun di London, kemudian Kempelen dan Turk mengunjungi Leipzig, berhenti di berbagai kota di Eropa dalam setiap perjalanan. Dari Leipzig, Turk menuju ke Dresden. Di sana, Joseph Friedrich Freiherr von Racknitz menyaksikan Turk dan mempublikasikan pengamatannya dalam Über den Schachspieler des Herrn von Kempelen, nebst einer Abbildung und Beschreibung seiner Sprachmachine, beserta ilustrasi yang menunjukkan dugaannya tentang cara kerja mesin tersebut. Kemudian Turk berpindah ke Amsterdam, setelah dikabarkan bahwa Kempelen menerima undangan ke Istana Sanssouci di Potsdam dari Friedrich Agung, Raja Prussia. Dikabarkan bahwa Frederick sangat menyukai Turk sehingga ia bersedia memberikan uang dalam jumlah sangat besar kepada Kempelen asalkan Kempelen mau membeberkan rahasia cara kerja Turk. Frederick tidak pernah membocorkan rahasia Turk, namun ia dikabarkan kecewa setelah mengetahui bagaimana cara kerja mesin tersebut.[34] Kisah ini hampir pasti merupakan apokrifa; tidak ada bukti pertemuan antara Turk dengan Frederick, yang [kisah ini] pertama kali diceritakan pada awal abad ke-19, masa ketika Turk juga dikatakan pernah bermain melawan George III dari Inggris namun ternyata tidak benar.[35] Tampaknya, ada kemungkinan besar bahwa mesin tersebut disimpan di Istana Schönbrunn selama dua dekade, meskipun Kempelen tidak sukses untuk menjualnya hingga akhir hidupnya. Kempelen wafat pada usia 70 pada tanggal 26 Maret 1804.[36]
Kepemilikan oleh Mälzel
Setelah kematian Kempelen, Turk tetap terbengkalai selama beberapa waktu. Akhirnya pada tahun 1804, putra Kempelen memutuskan untuk menjualnya kepada Johann Nepomuk Mälzel, seorang musikus dari Bavaria yang memiliki minat terhadap berbagai mesin dan peralatan. Mälzel—yang pernah sukses dalam mematenkan suatu bentuk metronom—sempat mencoba untuk membeli Turk sebelum kematian Kempelen. Penawaran awal gagal, karena harga yang diminta Kempelen adalah sebesar 20.000 franc. Putra Kempelen menjual mesin tersebut kepada Mälzel dengan harga setengah dari yang diminta Kempelen.[37]
Setelah mendapatkan Turk, Mälzel harus mempelajari rahasianya dan melakukan beberapa perbaikan agar mesin itu dapat beroperasi kembali. Tujuan lainnya adalah membuat tantangan yang lebih besar untuk Turk. Sementara penyelesaian tujuannya membutuhkan waktu sepuluh tahun, Turk masih sempat dipertandingkan, dan penantang yang terkemuka adalah Napoleon Bonaparte.[38]
Pada tahun 1809, Napoleon mengunjungi Istana Schönbrunn untuk bermain dengan Turk. Menurut laporan saksi mata, Mälzel bertanggung jawab atas pengoperasian mesin saat mempersiapkan pertandingan tersebut, dan Turk (Johann Baptist Allgaier) memberi hormat kepada Napoleon sebelum memulai pertandingan. Jalannya pertandingan telah dipublikasikan selama bertahun-tahun dalam berbagai catatan, namun banyak yang bertentangan.[39] Menurut Bradley Ewart, konon Napoleon duduk di meja catur yang terpisah dengan mesin Turk. Meja Napoleon berada dalam wilayah yang dipasangi tali dan ia tidak diperkenankan untuk melangkahi area Turk. Sementara itu, Mälzel bolak-balik ke area dua belah pihak untuk memberi tahu langkah lawan masing-masing, sehingga memberi pertunjukan yang jelas bagi para penonton. Tak dinyana, Napoleon mengambil giliran pertama, tidak mengizinkan Turk membuat gerakan pertama seperti biasanya; Mälzel tetap membiarkan permainan tersebut berlanjut. Tak lama kemudian, Napoleon mencoba langkah tidak sah. Setelah mengetahui langkah tersebut, Turk mengembalikan buah catur lawannya ke posisi semula dan melanjutkan permainan. Napoleon mencoba langkah tidak sah untuk kedua kalinya, sehingga Turk menanggapi dengan menyingkirkan buah catur tersebut lalu melanjutkan permainan. Kemudian Napoleon melangkah tidak sah untuk ketiga kalinya, dan Turk menanggapinya dengan sapuan lengan, mengubrak-abrik seluruh buah catur di atas papan. Konon Napoleon merasa terhibur, lalu ia bermain kembali dengan sungguh-sungguh, melakukan sembilan belas langkah sebelum akhirnya menyerah.[40] Ada berbagai versi lain dari cerita tersebut: Napoleon merasa tidak senang karena berhasil mengalahkan mesin tersebut; Napoleon bermain lagi dengan mesin tersebut di kemudian hari; Napoleon bertanding dengan sebuah magnet diletakkan di papan tersebut; Napoleon bertanding dengan melilitkan selendang di kepala dan tubuh Turk demi menghalangi pandangan boneka tersebut.[41]
Pada tahun 1811, Mälzel membawa Turk ke Milan demi pertunjukan di hadapan Eugène de Beauharnais, Pangeran Venesia dan Yuwaraja Italia. Beauharnais menyukai mesin tersebut sehingga ia ingin membelinya dari Mälzel. Setelah melakukan beberapa perundingan serius, Beauharnais mengakuisisi Turk seharga 30.000 franc—tiga kali lipat dari harga yang dibayar Mälzel untuk memiliki Turk—dan menyimpannya selama empat tahun. Pada tahun 1815, Mälzel menemui Beauharnais di Munich dan menyatakan untuk mengambil Turk kembali. Ada dua versi tentang harga yang harus dibayarnya, yang pada akhirnya tidak sesuai dengan kesepakatan.[42] Satu versi muncul di Surat Prancis Palamede.[c] Kisah lengkap tidak dibuat lagi sejak Mälzel mengunjungi Paris lagi, dan ia juga mengimpor "Konflagrasi Moskow"-nya.[d]
Setelah dikembalikan, Mälzel membawa Turk kembali ke Paris, tempatnya berkenalan dengan banyak pemain catur terkemuka di Café de la Régence. Mälzel tinggal di Prancis bersama mesin tersebut sampai 1818, tahun saat ia pindah ke London dan mengadakan sejumlah pertunjukan dengan Turk dan mesin-mesin yang lainnya. Di London, Mälzel dan pertunjukannnya disambut oleh sejumlah besar pers, dan ia terus memperbaiki mesin tersebut,[44] untuk memasang sebuah kotak suara sehingga mesin tersebut dapat berkata "Échec!" ketika menempatkan lawannya dalam keadaan skak.[45]
Pada tahun 1819, Mälzel membawa Turk untuk tur di Britania Raya. Terdapat beberapa pengembangan baru dalam aksinya, contohnya memungkinkan lawan untuk memulai langkah pertama dan menghilangkan salah satu pion di depan raja atau gajah (chess handicap; pion gasal) di antara buah catur Turk. Permainan dengan pion gasal tersebut menimbulkan ketertarikan akan Turk, dan menyebabkan W. J. Hunneman menulis sebuah buku yang mencatat pertandingan Turk dengan menggunakan pion gasal.[46] Meskipun memakai pion gasal, mesin Turk (yang dikendalikan oleh Mouret pada waktu itu)[47] mencatat empat puluh lima kemenangan, tiga kekalahan, dan dua remis.[48]
Pameran di Amerika
Pertunjukan Turk telah memberi keuntungan bagi Mälzel, dan ia melanjutkan bisnis tersebut dengan membawa Turk dan mesinnya yang lain ke Amerika Serikat. Pada tahun 1826, ia membuka sebuah pameran di New York City yang ketenarannya tumbuh perlahan, memunculkan banyak cerita pada surat kabar dan memicu ancaman pembongkaran rahasia dari kalangan anonim. Masalah yang dihadapi Mälzel adalah mencari operator yang tepat untuk menjalankan mesin tersebut,[49] meski pernah melatih seorang wanita tak dikenal di Prancis sebelum berkunjung ke Amerika Serikat. Akhirnya, ia memutuskan untuk memanggil kembali seorang mantan operator, William Schlumberger, dari Elsass (Eropa) ke Amerika agar bekerja lagi untuknya setelah Mälzel mampu mendanai biaya transportasi Schlumberger.
Setelah kedatangan Schlumberger, Turk melangsungkan debutnya di Boston. Mälzel berbagi cerita bahwa para pecatur New York tidak mampu bertanding secara penuh, dan para pecatur Boston adalah lawan yang jauh lebih baik.[e] Pertunjukan ini berlangsung sukses selama beberapa minggu, dan tur berlanjut ke Philadelphia selama tiga bulan. Setelah di Philadelphia, Turk berpindah ke Baltimore untuk bermain selama beberapa bulan, dan dikalahkan dalam sebuah pertandingan melawan Charles Carroll, salah seorang penanda tangan Deklarasi Kemerdekaan. Dari pameran di Baltimore berembus kabar bahwa dua bersaudara telah membuat mesin pecatur buatan mereka sendiri, yaitu Walker Chess-player. Mälzel pun menyaksikan mesin saingan Turk tersebut dan berusaha untuk membelinya, namun tawaran tersebut ditolak. Mesin peniru tersebut sempat melakukan tur selama beberapa tahun, tetapi tidak pernah menerima ketenaran sebagaimana mesin milik Mälzel dan nasib akhirnya pun tidak jelas.[50]
Mälzel melanjutkan pameran kelilingnya di Amerika Serikat sampai tahun 1828, karena mengambil cuti beberapa waktu dan mengunjungi Eropa, hingga kembali lagi pada tahun 1829. Sepanjang tahun 1830-an, ia melanjutkan pameran kelilingnya di Amerika Serikat, memperkenalkan mesin tersebut hingga jauh ke barat, sampai kawasan Sungai Mississippi, dan mengunjungi Kanada. Di Richmond, Virginia, Turk diobservasi oleh Edgar Allan Poe, yang menulis Southern Literary Messenger. Esai Poe berjudul "Maelzel's Chess Player" dipublikasikan pada bulan April 1836 dan merupakan esai mengenai Turk yang paling terkenal, meskipun banyak hipotesis Poe yang tidak benar (contohnya tentang sebuah mesin pemain catur yang selalu menang).[51]
Akhirnya, Mälzel membawa Turk pada tur keduanya di Havana, Kuba. Di Kuba, Schlumberger wafat akibat demam kuning, menyebabkan Mälzel kehilangan operator mesinnya. Karena sedih, Mälzel wafat di kapal laut pada tahun 1838 (usia 66 tahun) ketika sedang melakukan pejalanan pulang, sehingga meninggalkan mesin tersebut kepada kapten kapal.[52][53]
Riwayat selanjutnya
Setelah kembalinya kapal tempat Mälzel wafat, berbagai mesin peninggalannya (termasuk Turk) jatuh ke tangan John Ohl, seorang pengusaha, teman dari Mälzel. Ia berusaha melelang Turk, namun karena penawaran rendah akhirnya ia sendiri yang membelinya dengan harga $400.[54] Ketika Dr. John Kearsley Mitchell dari Philadelphia (dokter pribadi Edgar Allan Poe dan seorang pengagum Turk) membujuk Ohl, akhirnya Turk berpindah tangan lagi.[2] Mitchell membentuk sebuah kelompok restorasi dan melakukan upaya perbaikan Turk agar dapat dipamerkan lagi. Restorasi tersebut selesai pada tahun 1840.[55]
Seiring minat terhadap Turk bertumbuh di lokasi tersebut, Mitchell dan klubnya memilih untuk menyumbangkan mesin tersebut ke Museum ChinaCharles Willson Peale. Setelah Turk memberikan pertunjukan sesekali, benda tersebut akhirnya teronggok di pojok museum dan terlupakan sampai 5 Juli 1854, ketika sebuah kebakaran yang dimulai dari Teater Nasional di Philadelphia merambat ke museum dan melenyapkan Turk.[56] Mitchell yakin bahwa di tengah kobaran api, sayup-sayup terdengar suara echec! echec!![57]
John Gaughan, seorang produsen peralatan sulap Amerika yang berbasis di Los Angeles, menghabiskan $US120,000 untuk membuat mesin Kempelen versinya sendiri selama lima tahun dari tahun 1984.[58] Mesin tersebut memakai papan catur bekas Turk, yang tersimpan secara terpisah dari Turk sehingga tidak hancur dalam kebakaran. Pertunjukan Turk buatan Gaughan yang pertama pada bulan November 1989 di sebuah konferensi sejarah sulap. Mesin tersebut memperlihatkan penampilan sebagaimana yang pernah dibuat Kempelen, kecuali lawannya yang digantikan oleh komputer yang menjalankan program catur.[59]
Pembongkaran rahasia
Ketika Turk belum hancur, ada banyak buku dan artikel yang ditulis tentang bagaimana caranya bekerja, tetapi banyak yang sangat tidak akurat, yang menarik kesimpulan keliru dari pengamatan luar.
Rahasia Turk berakhir saat artikel Dr. Silas Mitchell dalam The Chess Monthly mengungkapkan rahasia tersebut secara keseluruhan. Mitchell, putra dari pemilik terakhir Turk, John Kearsley Mitchell,[61] menulis bahwa "tidak ada rahasia yang disimpan saat Turk masih ada. [meski] Diterka—pada sebagian—berkali-kali, tiada satu pun dari beberapa penjelasan [yang ada] … dapat memecahkan teka-teki menarik tersebut." Ketika Turk lenyap dimakan api pada waktu mempublikasikan ini, Silas Mitchell merasa bahwa "tiada lagi alasan untuk menyembunyikan [rahasia] dari para pecatur amatir, [tentang] penjelasan untuk enigma kuno ini."[57]
Catatan biografi terutama mengenai Mälzel dan pemain caturnya terdapat dalam Buku Kongres Catur Amerika Pertama, dipublikasikan oleh Daniel Willard Fiske pada 1857.[53] Catatan tersebut, "Automaton Pecatur di Amerika," ditulis oleh Profesor George Allen dari Philadelphia, dalam bentuk surat kepada William Lewis, salah satu mantan operator automaton tersebut.
Pada tahun 1859, sebuah surat yang dipublikasikan di Philadelphia Sunday Dispatch oleh William F. Kummer (seseorang yang bekerja sebagai direktur di bawah John Mitchell) mengungkapkan salah satu rahasia lainnya: lilin di dalam kotak. Rangkaian pipa yang terbentang dari alat penerangan sampai serban Turk digunakan sebagai ventilasi. Asap yang mengepul dari serban akan disamarkan oleh asap yang datang dari tempat lilin lainnya di sekitar tempat permainan berlangsung.[62]
Kemudian pada tahun 1859, sebuah artikel anonim muncul di Littell's Living Age yang diduga merupakan kisah mengenai Turk dari pesulap Prancis Jean Eugène Robert-Houdin. Artikel ini memiliki banyak kesalahan, dari tanggal kejadian hingga cerita tentang seorang perwira Polandia yang kakinya diamputasi namun akhirnya diselamatkan oleh Kempelen dan diselundupkan ke Rusia dengan cara bersembunyi dalam mesin [Turk] tersebut.[63]
Artikel baru tentang Turk tidak muncul sebelum tahun 1899, ketika The American Chess Magazine mempublikasikan informasi mengenai pertandingan Turk dengan Napoleon Bonaparte. Pada dasarnya cerita tersebut merupakan ulasan dari catatan yang telah ada sebelumnya. Informasi substantif tidak muncul sampai tahun 1947, ketika Chess Review mempublikasikan artikel buatan Kenneth Harkness dan Jack Straley Battell yang berisi tentang sejarah dan deskripsi Turk yang komprehensif, lengkap dengan diagram baru yang merupakan sintesis informasi dari publikasi sebelumnya. Artikel lain ditulis pada tahun 1960 dalam American Heritage oleh Ernest Wittenberg, dengan diagram baru yang menggambarkan bagaimana pengendalinya duduk dalam kabin.[64]
Pada publikasi Henry A. Davidson yang berjudul A Short History of Chess (1945), pertimbangan signifikan terhadap esai karya Poe secara keliru menyatakan bahwa operator [mesin] duduk dalam boneka Turk, bukan pada kursi bergerak di dalam kotak. Sebuah kesalahan juga terjadi dalam buku karya Alex G. Bell, The Machine Plays Chess (1978), yang secara keliru menyatakan bahwa operator mesin tersebut adalah anak laki-laki terlatih (atau orang dewasa bertubuh kecil) yang mengikuti arahan master catur yang bersembunyi di tempat lain di sekitar panggung atau tempat pertunjukan.[65]
Banyak buku mengenai Turk yang dipublikasikan menjelang akhir abad ke-20. Seperti halnya buku Bell, The Great Chess Automaton (1975) karya Charles Michael Carroll lebih berfokus pada studi tentang Turk. Chess: Man vs. Machine (1980) karya Bradley Ewart membahas Turk serta automaton catur lainnya.[66]
Setelah pembuatan Deep Blue (upaya IBM untuk menciptakan komputer yang dapat mengalahkan para pecatur terbaik di dunia), ketertarikan akan Turk kembali lagi, dan dua buku lain dipublikasikan: The Turk, Chess Automaton (2000) karya Gerald M. Levitt, dan The Turk: The Life and Times of the Famous Eighteenth-Century Chess-Playing Machine karya Tom Standage, dipublikasikan pada tahun 2002.[67] Turk digunakan sebagai personifikasi Deep Blue dalam film dokumenter tahun 2003 Game Over: Kasparov and the Machine.
Budaya populer
Karena popularitas dan misteri Turk, pembuatannya menginspirasi sejumlah penemuan dan peniruan,[2] termasuk Ajeeb, atau "Si Orang Mesir" (The Egyptian; sebuah tiruan dari Amerika buatan Charles Hopper yang bermain dengan PresidenGrover Cleveland pada tahun 1885), dan Mephisto, yang mengakui dirinya sebagai mesin "paling terkenal", namun hanya sedikit yang diketahui.[68][69][70][71] Imitasi pertama dibuat saat Mälzel berada di Baltimore. Dibuat oleh Walker Bersaudara, "American Chess Player" memulai debutnya pada bulan Mei 1827 di New York.[72]El Ajedrecista dibuat pada tahun 1912 oleh Leonardo Torres y Quevedo sebagai automaton catur dan memulai debut publiknya saat Paris World Fair pada tahun 1914. Mesin tersebut mampu memainkan permainan akhir benteng+raja vs raja dengan menggunakan elektromagnetik, dan merupakan automaton catur sejati yang pertama, perintis bagi jenisnya sebelum Deep Blue.[69]
Turk pernah dikunjungi oleh Edmund Cartwright di London pada tahun 1784. Ia begitu tertarik dengan Turk sehingga mempertanyakan apakah lebih sulit untuk mengkonstruksi sebuah mesin tenun daripada sebuah mesin yang dapat melakukan berbagai variasi langkah yang dibutuhkan dalam suatu permainan rumit. Pada saat itu, Cartwright akan mematenkan prototipe untuk mesin alat tenun.[73]Sir Charles Wheatstone, seorang penemu, menyaksikan pertunjukan Turk saat mesin itu dimiliki oleh Mälzel. Ia juga melihat beberapa mesin suara milik Mälzel, dan Mälzel kemudian mendemonstrasikan sebuah mesin suara kepada seorang peneliti dan putra remajanya. Alexander Graham Bell memperoleh sebuah salinan buku buatan Kempelen mengenai mesin suara setelah terinspirasi dengan mesin yang sama yang dibuat oleh Wheatstone; Bell melanjutkannya dengan mengajukan paten telepon pertama yang sukses.[2]
Sebuah sandiwara, The Automaton Chess Player, ditampilkan di New York City pada tahun 1845. Sebuah iklan, serta sebuah artikel yang muncul dalam The Illustrated London News, mengklaim bahwa sandiwara tersebut menampilkan Turk buatan Kempelen, tapi sebetulnya itu adalah tiruan Turk yang dibuat oleh J. Walker, yang sebelumnya menampilkan mesin catur Walker.[74]
Film bisu karya Raymond Bernard berjudul Le joueur d'échecs (The Chess Player, Prancis 1927) menyusun unsur-unsur dari kisah nyata Turk menjadi sebuah kisah petualangan yang berlatar masa setelah awal Pemisahan Polandia pada tahun 1772. Dalam film tersebut, "Baron von Kempelen" membantu seorang pemuda nasionalis Polandia yang sedang menghindari pendudukan Rusia—yang juga seorang pecatur yang cakap—dengan menyembunyikannya dalam suatu automaton catur yang disebut Turk, berdasarkan pada boneka buatan Kempelen yang sebenarnya. Saat mereka hampir berhasil melintasi perbatasan, Baron dipanggil ke Sankt Peterburg untuk memperlihatkan Turk di hadapan Maharani Yekaterina II. Seperti halnya yang dilakukan Napoleon, Yekaterina mencoba untuk menipu Turk, yang ditanggapi oleh Turk dengan mengacak-acak buah catur di atas papan.[75]
Turk juga menginspirasi karya sastra fiksi. Pada tahun 1849, hanya beberapa tahun sebelum Turk musnah, Edgar Allan Poe mempublikasikan kisah "Von Kempelen dan Penemuannya".[76] Cerita pendek buatan Ambrose Bierce yang berjudul "Moxon's Master", dipublikasikan pada tahun 1909, adalah kisah mengerikan tentang automaton pecatur yang menyerupai Turk. Pada tahun 1938, John Dickson Carr mempublikasikan The Crooked Hinge,[77] sebuah misteri ruang terkunci dalam seri novel detektif Dr. Gideon Fell. Di antara teka-teki yang disajikan ada automaton yang beroperasi dengan cara yang tak dapat dijelaskan kepada para tokoh.[78] Sebuah cerpenfiksi ilmiah tahun 1977 kerya Gene Wolfe, "The Marvellous Brass Chessplaying Automaton", juga menceritakan suatu mesin yang sangat mirip dengan Turk.[79] Cerita karya F. Gwynplaine MacIntyre pada tahun 2007 berjudul "The Clockwork Horror" mereka ulang pertemuan nyata Edgar Allan Poe dengan mesin catur Mälzel, dan juga menetapkan (dari iklan kontemporer di surat kabar Richmond) kapan tepatnya pertemuan itu berlangsung.[80]
Pada tahun 2005, Amazon.com meluncurkan Amazon Mechanical Turk. Situs berbasisaplikasi perangkat lunak mengkoordinasi tugas pemprograman dengan kecerdasan manusia yang terinspirasi dari sebagian cara Kempelen dalam mengoperasikan Turk.[82] Program ini dirancang untuk melakukan tugas-tugas manusia, seperti memperbandingkan warna, dengan cara kerja komputer.[83]
Sebuah perangkat keras dan perangkat lunak berbasis AI platform catur bernama aneh adalah plot elemen alur kunci dalam drama televisi 2008 Terminator: The Sarah Connor Chronicles, pertama kali disebutkan dalam episode ketiga.
^Ukuran dari catatan Jay's Journal, yang memperkirakan ukuran-ukurannya mendekati setengah kaki. Versi metrik mendapatkan presisi mendekati kelipatan lima belassentimeter. Jika secara konvensional kita membulatkan hasil kelipatan lima yang paling mendekati, kira-kira ukuran kotak tersebut 110×60×75 cm dan ukuran papan catur kira-kira 50 cm per segi.
^Louis Dutens, dari selembar surat yang dipublikasikan di Le Mercure du France (Paris, Oktober 1770; kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan dicetak ulang di Gentleman's Magazine (London); terjemahan diambil dari Levitt 2000.
^"The writer in the Palamede makes the result a kind of partnership in an exhibitiontour – the title of the Automaton was to remain in the princely owner, and Maelzel was to pay the interest of the original cost as his partner's fair proportion of the profits. But another account – current, I believe, at Munich – makes the transaction to have been a sale: Maelzel bought back the Automaton for the same thirty thousand francs, and was to pay for it out of the profits of his exhibitions – " Provided, nevertheless", that Maelzel was not to leave the Continent to give such exhibitions. The latter account I believe to be the more correct one". The Book of the first American Chess Congress, page 427
^"Mr. Maelzel, who had already experienced some regret at parting with his protegi, requested the favour to be again reinstated in the charge, promising to pay Eugene (he interest of the thirty thousand francs Mr. M. hod pocketed. This proposition was graciously conceded by the gallant Beauharnois, and Maelzel thus had the satisfaction of finding he had made a tolerably good bargain, getting literally the money for nothing at all! Leaving Bavaria with the Automaton, Maelzel was once more en ramie, as travelling showman of the wooden genius. Other automata were adopted into the family, and a handsome income was realised by their ingenious proprietor. Himself an inferior player, he called the assistance of first-rale talent to the field as his ally. On limits compel us to skip over some interval of time here, during which M. Boncourt (we believe) was Slaelzel's chef in Paris, where the machine was received with all its former favour; and we take up the subject in 1819, when Maelzel again appeared with the Chess Automaton in London". Fraser's magazine for town and country, Band 19, James Fraser, 1839
^Di Boston (1826), automaton pecatur tersebut melangsungkan pertunjukan di Gedung Julien. (cf. Boston Commercial Gazette, 14 September 1826)
^ abKarl Gottlieb von Windisch, Briefe über den Schachspieler von Kempelen nebst drey Kupferstichen die diese berühmte Maschine vorstellen, atau Inanimate Reason; or, A Circumstantial Account of that Astonishing Piece of Mechanism, M. de Kempelen's Chess-Player, Now Exhibiting at No. 9 Savile-Row, Burlington Gardens (London, 1784); terjemahan diambil dari Levitt.
^"Salinan arsip". Time. 31 Oktober 1938. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-07-21. Diakses tanggal 14 Februari 2007.Parameter |chapter= akan diabaikan (bantuan)
Furniss, Maureen (Musim Semi 2004), "The Moving Image", Le Joueur d'Echecs/The Chess Player (review), 4 (1)Periksa nilai tanggal di: |date= (bantuan)Pemeliharaan CS1: Tanggal dan tahun (link)
Hankins, Professor Thomas L; Silverman, Robert J. (1995), Instruments and the Imagination, Princeton, N.J.: Princeton University Press, ISBN978-0-691-02997-9
Hooper, David; Whyld, Kenneth (1992), The Oxford Companion to Chess
Hsu, Feng-hsiung (2002), Behind Deep Blue: Building the Computer that Defeated the World Chess Champion, ISBN978-0-691-09065-8
Hunneman, W. J. (1820), Chess. A Selection of Fifty Games, from Those Played by the Automaton Chessplayer, During Its Exhibition in London
Löhr, Robert (2007-07-05), The Chess Machine, Penguin Group USA, ISBN1-59420-126-9Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)
Mitchell, Silas Weir (Januari 1857), "The Chess Monthly", The Last of a Veteran Chess PlayerPemeliharaan CS1: Tanggal dan tahun (link)
Poe, Edgar Allan (April 1836), "Maelzel's Chess-Player", Southern Literary Journal, Maryland: Edgar Allan Poe Society of Baltimore, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-08-13, diakses tanggal 19 Desember 2006
Rice, Stephen Patrick (2004), Minding the Machine: Languages of Class in Early Industrial America, University of California Press, ISBN978-0-520-22781-1
Sova, Dawn B. (2001), Edgar Allan Poe: A to Z(tersedia di Wikisource)Parameter |format= membutuhkan |url= (bantuan), New York: Checkmark Books, ISBN0-8160-4161-X
Schaffer, Simon (1999), Clark; et al., ed., The Sciences in Enlightened Europe, Chicago & London: The University of Chicago PressTidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan); Parameter |chapter= akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Penggunaan et al. yang eksplisit (link)