Menurut Takashi Osada Manajemen 5S adalah prinsip manajemen yang merupakan barometer yang dapat menunjukan bagaimana perusahaan dikelola dan merupakan tolok ukur bagaimana partisipasi para pekerja secara total. Manajemen 5S merupakan prototype program partisipasi totalitas pekerja dan perusahaan. Takashi osada juga mengaskan bahwa “manajemen 5S adalah manajemen yang beroperasi dalam prinsip perbuatan lebih meyakinkan daripada hanya kata-kata”. Definisi lain yang lebih luas dari 5S adalah memanfaatkan tempat kerja (yang mencakup peralatan, dokumen, bangunan dan ruang serta sistem) untuk melatih kebiasaan para pekerja dalam usaha meningkatkan disiplin kerja.
Isi dari 5S antara lain:
整理 (Seiri), Pemilihan, merupakan kegiatan menyingkirkan barang-barang yang tidak diperlukan sehingga segala barang yang ada di lokasi kerja hanya barang yang benar-benar dibutuhkan dalam aktivitas kerja.[1][2]
整頓 (Seiton), Penataan, segala sesuatu harus diletakkan sesuai posisi yang ditetapkan sehingga siap digunakan pada saat diperlukan.[1][2]
清掃 (Seisou/Seisō), Pembersihan, merupakan kegiatan membersihkan peralatan dan daerah kerja sehingga segala peralatan kerja tetap terjaga dalam kondisi yang baik.[1][2]
清潔 (Seiketsu), Pemantapan, merupakan kegiatan menjaga kebersihan pribadi sekaligus mematuhi ketiga tahap sebelumnya.[1][2]
躾 (Shitsuke), Pembiasaan, yaitu pemeliharaan kedisiplinan pribadi masing-masing pekerja dalam menjalankan seluruh tahap 5S.[1][2]
Penerapan 5S harus dilaksanakan secara bertahap sesuai urutannya.[1][3] Jika tahap pertama (seiri) tidak dilakukan dengan baik, maka tahap berikutnya pun tidak akan dapat dijalankan secara maksimal, dan seterusnya.[1][3]
Rujukan
^ abcdefgMasaaki Imai. 1998. Genba Kaizen: Pendekatan Akal Sehat, Berbiaya Rendah Pada Manajemen. Jakarta, Pustaka Brinaman Pressindo.
^ abcdeOxford Beginner's Japanese Dictionary. 2000. Oxford University Press.
^ abMasaaki Imai & Brian Heymans. 2000. Collaborating for Change: Gemba Kaizen. San Francisco, Berrett-Koehler Publishers.