Mayor JenderalTNI (Purn.) Achmad Yusuf (19 Oktober 1919 – 4 Mei 1982) merupakan seorang perwira tinggi angkatan darat dan diplomat dari Indonesia. Ia menjabat sebagai Menteri Perdagangan Dalam Negeri merangkap Kuasa Menteri Perdagangan Luar Negeri dari tahun 1965 hingga 1966. Ia lalu bertugas di Thailand sebagai Duta Besar Indonesia untuk Thailand dari tahun 1967 hingga 1969.
Karier militer
Achmad dilahirkan pada tanggal 19 Oktober 1919.[1] Achmad telah berkiprah dalam militer di kesatuan Tentara Keamanan Rakyat sejak tahun 1945.[2] Pada tahun 1952, Achmad yang berpangkat mayor dikirim ke Belanda untuk menempuh pendidikan militer lanjutan di Sekolah Tinggi Militer (Hogere Krijgsschool [nl]). Ia menyelesaikan pendidikannya pada tahun 1953 dan ditempatkan di Markas Besar Angkatan Darat setelah kembali ke Indonesia.[3]
Pada bulan Januari 1959, Achmad yang bertugas di seksi rencana, operasi, dan latihan diangkat menjadi anggota Panitia Material Angkatan Darat, suatu panitia yang dibentuk untuk meninjau dan mengusulkan perubahan terhadap sistem logistik angkatan darat.[4] Satu bulan kemudian, Achmad diangkat mesnjadi sekretaris Dewan Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat yang merupakan cikal bakal dari Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat.[5]
Misi dagang ke Belanda
Achmad mencapai pangkat kolonel pada awal tahun 1960an. Pada bulan Juli 1963, Achmad diangkat menjadi Ketua Gabungan IV pada Staf Komando Operasi Tertinggi dengan bidang tugas logistik. Dengan jabatannya tersebut, pada pertengahan bulan November 1963 Achmad memimpin misi ekonomi ke Belanda untuk memulihkan hubungan dagang antara kedua negara dan mempromosikan Indonesia kepada investor asing.[6][7][8] Achmad meyakinkan para investor bahwa kebijakan konfrontasi yang diambil oleh Indonesia bertujuan untuk memacu pertumbuhan jalur dagang yang baru.[9]
Misi ekonomi yang dipimpin oleh Achmad berhasil menarik investasi perusahaan Belanda di Indonesia. Perusahaan otomotif Belanda DAF Trucks mulai membangun pabrik perakitan di Indonesia, sedangkan perusahaan transportasi Koninklijke Luchtvaart Maatschappij dan Koninklijke Paketvaart Maatschappij mengirimkan tenaga ahli dan penasehat ke Indonesia untuk membantu Pelni dan Garuda Indonesia. Achmad kemudian kembali ke Belanda pada bulan April 1964 untuk mengesahkan investasi-investasi yang dilakukan.[10]
Menteri dan duta besar
Keberhasilan Achmad dalam menarik investor Belanda mendorong Menteri Perdagangan Luar Negeri Soebandrio untuk mengangkat Achmad sebagai stafnya. Pada tanggal 18 Maret 1965, Achmad yang sudah menyandang pangkat brigadir jenderal diangkat menjadi Kuasa Menteri Perdagangan Luar Negeri[11] dan dilantik lima hari kemudian.[12] Portofolio Achmad semakin bertambah dengan penunjukannya sebagai Menteri Perdagangan Dalam Negeri pada tanggal 1 April 1965.[13]
Hanya beberapa bulan setelah diangkat menjadi menteri, Presiden Soekarno mengusulkan pengangkatan Achmad sebagai wakil perdana menteri yang membawahi para menteri. Usulan ini ditentang oleh para wakil perdana menteri Soebandrio dan Chaerul Saleh serta oleh Menteri/Panglima Angkatan Darat Letnan Jenderal Achmad Yani, yang merasa tidak nyaman dengan status Achmad Yusuf sebagai atasannya. Meskipun Soekarno sudah menetapkan 24 Agustus 1965 sebagai tanggal pengangkatan Achmad Yusuf sebagai wakil perdana menteri, Achmad Yani berhasil menggagalkan upaya tersebut dengan mengeluarkan "mosi tidak percaya".[14][15]
Achmad mengakhiri masa jabatannya sebagai menteri pada tanggal 30 Maret 1966.[16] Pada tahun 1967, Presiden Soeharto menggantikan Soekarno dan mengangkat Achmad menjadi duta besar Indonesia untuk Thailand hingga tahun 1969.[17] Achmad wafat pada tanggal 4 Mei 1982.[1]
^Wibisono, Christianto (2019-04-22). Kencan Dengan Karma (dalam bahasa Arab). Gramedia pustaka utama. hlm. 48. ISBN978-602-06-2896-7.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)