André Trocmé (7 April 1901 – 5 Juni 1971) adalah seorang pendeta Kristen Huguenot di kota Le Chambon-sur-Lignon, Prancis yang menganjurkan anggota jemaatnya untuk menyembunyikan para pengungsi Yahudi dari pencarian tentara Nazi, sehingga selamat dari Holocaust pada masa Perang Dunia II.
Trocmé yang diilhami oleh Charles Guillon, seorang pemimpin rohani, bersama dengan istrinya, Magda, mengorganisasi upaya penyelamatan antara 3000 hingga 5000 orang Yahudi yang melarikan diri dari upaya-upaya deportasi dari tentara-tentara Nazi yang sedang menerapkan Solusi Final mereka. Setelah dibentuknya rezim Vichy pada saat pendudukan Prancis, Trocmé meminta jemaatnya untuk menampung "umat Alkitab". Upaya Trocmé menyebabkan Le Chambon dan desa-desa sekitarnya menjadi sebuah tempat perlindungan yang aman di Prancis yang dikuasai Nazi.
Di bawah pimpinan André dan Magda, mereka mencari keluarga-keluarga yang rela menampung para pengungsi Yahudi, anggota-anggota komunitas itu pergi ke stasiun kereta api untuk mengumpulkan para pengungsi yang datang, sementara sekolah-sekolah di kota itu disiapkan untuk menerima tambahan anak-anak baru.
Kegiatan-kegiatan ini akhirnya mendapatkan perhatian rezim Vichy yang anti Yahudi. Penguasa dan "agen-agen keamanan" dikirim untuk mengadakan pemeriksaan di dalam kota itu, namun semuanya gagal. Ketika George Lamirand, seorang menteri dalam pemerintahan Vichy, mengadakan kunjungan resmi ke Le Chambon pada 15 Agustus 1942, Trocmé mengungkapkan pandangan-pandangannya kepadanya. Beberapa hari kemudian, gendarmes dikirim ke kota itu untuk mencari orang-orang asing yang "ilegal". Di tengah-tengah desas-desus bahwa Trocmé akan segera ditangkap, ia menganjurkan jemaatnya untuk "melakukan kehendak Allah, bukan kehendak manusia". Ia juga berbicara tentang ayat Alkitab dari Kitab Ulangan 19:2-10, yang menyebutkan tentang hak orang yang dianiaya untuk mendapatkan perlindungan. Para gendarmes itu tidak berhasil menemukan orang-orang Yahudi, dan akhirnya mereka meninggalkan kota itu.
Pada Februari 1943, Trocmé, bersama-sama dengan seorang guru, Roger Darcissac, dan Pendeta Edouard Theis, ditangkap. Mereka dikirim ke Saint-Paul d’Eyjeaux, sebuah kamp interniran. Trocmé mengalami tekanan selama lima minggu untuk menandatangani sebuah pernyataan untuk menaati semua perintah pemerintah. Ia menolak, dan setelah dilepaskan, ia bersembunyi di bawah tanah, dan terus melanjutkan upayanya untuk menyelamatkan dan melindungi orang-orang Yahudi.
Pada Januari 1971, pusat peringatan Holocaust di Israel, Yad Vashem, mengakui André dan Magda Trocmé sebagai Orang yang Benar di antara Bangsa-bangsa.[1]
Referensi