Bang Bang Club adalah nama yang disematkan media kepada empat fotograferAfrika Selatan pada periode 1990 hingga 1994, atau pada masa transisi pemerintahan yang berpaham apartheid ke pemerintahan yang demokratis. Pada masa ini banyak sekali insiden kekerasan utamanya antara ANC dan loyalis Inkhata setelah pencabutan pencekalan terhadap kedua partai tersebut.
Nama "The Bang Bang Club" muncul pertama kali di sebuah artikel dalam majalah Afrika Selatan, Living. Awalnya dinamakan Bang Bang Paparazzi, tetapi diubah menjadi "Club" karena anggotanya merasa bahwa kata paparazzi sama sekali tidak mewakili apa yang mereka kerjakan. Nama bang-bang sendiri muncul karena budaya setempat, dimana bang-bang merujuk kepada penyebutan insiden kekerasan yang sering terjadi. Namun secara harfiah bang-bang ini adalah suara dari senjata api dan merupakan istilah populer dikalangan para fotografer.
Pada 18 April1994, pada pertempuran antara Pasukan penjaga perdamaian dan pendukung African National Congress di kota Thokoza, salah tembak terjadi dan menewaskan Oosterbroek dan melukai Marinovich. Sebuah penyelidikan diadakan mengenai kematian Oosterbroek pada tahun 1995. Hasilnya adalah tidak ada golongan yang mesti disalahkan dalam insiden ini. Pada tahun 1999 seorang pasukan penjaga perdamaian, Brian Mkhize bercerita pada Marinovich dan Silva bahwa ia percaya bahwa peluru yang membunuh Oosterbroek datang dari senjata Pasukan penjaga perdamaian.
Dua anggota di antara mereka mendapatkan Pulitzer Prize untuk karya fotografi mereka. Greg Marinovich memenangkan kategori foto serta-mertanya pada 1991 yang mengabadikan pembunuhan Lindsaye Tshabalala di 1990. Kevin Carter memenangkan kategori feature photography pada tahun 1994 untuk foto seekor burung bangkai yang muncul didekat seorang anak yang tersiksa kelaparan di bagian selatan Sudan.