Banteay Srei atau Banteay Srey (bahasa Khmer: ប្រាសាទបន្ទាយស្រី) adalah candiKhmer yang dibangun pada abad ke-10 Masehi. Candi ini dipersembahkan kepada dewa Siwa, dewa utama dalam agama Hindu. Candi ini terletak di kawasan kota purbakala Angkor di Kamboja. Candi ini terletak dekat bukit Phnom Dei, berjarak sekitar 25 km (16 mi) timur laut gugusan utama bangunan yang merupakan kawasan ibu kota kuno Yasodharapura dan Angkor Thom.[1] Banteay Srei dibangun dari bahan batu pasir berwarna merah dengan ukiran yang halus dan rumit, dilestarikan dan dapat dilihat pengunjung hingga kini. Ukuran bangunan ini terbilang kecil jika dibandingkan standar ukuran bangunan di Angkor, akan tetapi keistimewaannya adalah pada keindahan detail ukiran relief dan ornamennya. Karena faktor inilah maka candi ini menjadi sangat mahsyur di kalangan wisatawan dan disanjung sebagai "permata seni Khmer."[2]
Sejarah
Pembangunan dan persembahan
Diresmikan pada 22 April 967 Masehi,[4] Bantãy Srĕi saat itu adalah satu-satunya candi utama di Angkor yang bukan dibangun oleh raja penguasa; pembangunannya disebutkan diprakarsai oleh seorang pejabat istana beranama Yajnawaraha / Yajñavarāha (bahasa Khmer: យជ្ញវរាហៈ), yang menjabat sebagai penasihat raja Rajendrawarman II (bahasa Khmer: ព្រះបាទរាជេន្រ្ទវរ្ម័ន).Pembangunan stela menyatakan Yajñavarāha, cucu raja Harsawarman adalah seorang cendekiawan dan orang yang dermawan yang membantu rakyat dari wabah penyakit, ketidakadilan, dan kemiskinan.[5] Muridnya adalah pangeran yang kelak menjadi raja Jayawarman V (r. 968- ca. 1001) Aslinya candi ini dikelilingi bangunan permukiman, sebuah kota yang disebut Iswarapura.
Candi yang dibangun Yajñavarāha ini dipersembahkan untuk dewa utama Hindu yaitu dewa Siwa, dengan nama asli Tribhuvanamaheśvara—Penguasa Agung Tiga Buana (Dunia)—sebuah julukan bagi linggaSiwa sebagai benda pemujaan suci di candi utama.[6] Bangunan ini tampaknya terbagi atas poros timur-barat, bangunan yang terletak di selatan poros dipersembahkan untuk Siwa, sementara di sebelah utaranya dipersembahkan untuk dewa Wisnu.
Candi ini kini dikenal warga setempat sebagai Bantãy Srĕi—benteng perempuan, atau benteng keindahan—sangat mungkin terkait dengan kehalusan dan keindahan ukiran bas relief di dindingnya serta ukuran bangunan yang relatif lebih kecil.[6] Beberapa pihak beranggapan bahwa nama itu terkait dengan banyaknya ukiran perempuan cantik, yaitu para apsara, pada dinding candi ini.[7]
Perluasan dan persembahan ulang
Bantãy Srĕi kemudian diperluas dan dipugar pada abad ke-11. Beberapa kali candi ini berubah dewa yang dimuliakan disini; prasasti K 194 dariPhnoṃ Sandak, bertarikh Senin, 14 atau 28 Juli, 1119 Masehi, mencatat (baris B 13) candi ini diberikan kepada pendeta Divākarapaṇḍita dan dipersembahkan kembali kepada Siwa.[8] Candi ini tetap digunakan sampai setidaknya abad ke-14 Masehi berdasarkan prasasti terakhir terkait candi ini yaitu prasasti K 569, bertarikh Kamis, 8 Agusut 1303 Masehi[9]
Pemugaran
Candi ini ditemukan kembali pada tahun 1914, dan menjadi sumber penjarahan benda seni. Misalnya André Malraux mencuri empat arca dewata pada tahun 1923 (ia kemudian ditangkap dan relief ini dikembalikan.[10] Kasus ini memicu ketertarikan khalayak akan situs ini, yang satu tahun kemudian dibersihkan dari tumbuhan. Pada 1930 Banteay Srei dipugar dengan pertama kali menerapkan metode anastilosis di Angkor. Sebelum ditemukan prasasti (stela) pada 1936, diduga candi ini berumur lebih muda atau dibangun pada masa kemudian, karena ukiran di candi halus dan dalam kondisi bagus.[11] Untuk mencegah kerusakan candi akibat air, program kerja sama antara Kamboja dan Swiss memasang sistem drainase baru pada kurun 2000 dan 2003.[12] Upaya pemugaran juga dilakukan untuk mencegah kerusakan candi akibat pepohonan besar yang tumbuh di dekatnya.[13] Sayang sekali candi ini pernah dijarah dan menjadi korban vandalisme. Hingga akhir abad ke-20 otoritas menyelapatkan arca-arca asli dan menggantinya dengan replika, sehingga penjarah yang terkecoh malah merusak replika ini. Demi keamanan, arca utama Siwa dan saktinya (istrinya) Uma, dipindahkan dan kini disimpan di Museum Nasional Kamboja di Phnom Penh.[14]
Referensi
Cœdès, George / Dupont, Pierre: «Les stèles de Sdok Kăk Thoṃ, Phnoṃ Sandak et Práḥ Vihằr», BEFEO XLIII, 1943, pp. 56-154.
Finot, Louis / Parmentier, Henri / Goloubew, Victor: Le temple d’Īçvarapura, Paris: G. Vanoest 1926 (Mémoires archéologiques I).
Freeman, Michael and Jacques, Claude (1999). Ancient Angkor. River Books. ISBN 0-8348-0426-3.
Glaize, Maurice (2003 edition of an English translation of the 1993 French fourth edition). The Monuments of the Angkor Group. Retrieved 14 July 2005.
Inscriptions du Cambodge Éditées et traduites par G[eorge] Cœdès. Vol. I, Hanoi 1937
Jessup, Helen Ibbetson (2004). Art & Architecture of Cambodia. Thames & Hudson. pp. 99-104.
Polkinghorne, Martin (2008). Khmer decorative lintels and the allocation of artistic labour, in Arts Asiatiques 63: 21–35.
Roveda, Vittorio (1997). Khmer Mythology: Secrets of Angkor. New York: Weatherhill. (This work should be used with caution. While it is thorough in its treatment of Angkorian representational art, and contains many useful photographs, it is sometimes inaccurate in its characterization of the underlying Indian myths, and does not reflect a thorough investigation of sources for those myths.)
^Glaize, The Monuments of the Angkor Group p. 183.
^ yang disebutkan dalam prasasti K 842 pada fondasi stela: lihat Inscriptions du Cambodge, Éditées et traduites par G[eorge] Cœdès. Vol. I, Hanoi 1937, pp. 147-157, line 20 of the Khmer portion
^Cœdès, George / Dupont, Pierre: «Les stèles de Sdok Kăk Thoṃ, Phnoṃ Sandak et Práḥ Vihằr», BEFEO XLIII, 1943, pp. 56-154, on pp. 141-150; Higham, The Civilization of Angkor, p. 114.
^see Finot / Parmentier / Goloubew 1926, pp. 79-82; Pou, Nouvelles inscriptions, II & III, pp. 166-171