Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Corona Rintawan

Corona Rintawan
Lahir1 Januari 1975 (umur 49)
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
AlmamaterUniversitas Brawijaya
PekerjaanDokter

Corona Rintawan (lahir 1 Januari 1975) adalah seorang dokter spesialis kedaruratan medis berkebangsaan Indonesia. Corona sudah aktif di bidangnya sejak 2003, dan ia telah memimpin tim medis Muhammadiyah dalam beberapa bencana. Ia sempat menjadi koordinator untuk upaya medis Muhammadiyah dalam menangkal pandemi koronavirus.

Biografi

Corona lahir tanggal 1 Januari 1975 di Surabaya, Jawa Timur, dan ia merupakan anak ketiga dari empat bersaudara.[1] Nama "Corona" diberikan ayahnya yang terinspirasi dari merek mobil produksi Toyota, yakni Toyota Corona yang terkenal di Indonesia pada saat Corona lahir.[2]

Ia lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, dan memperoleh gelar SpEM pada tahun 2018.[1][3][4] Ia mulai bekerja dalam struktur organisasi Muhammadiyah mulai tahun 2006.[1]

Dokter bencana

Corona mulai aktif di bidang kedaruratan medis tahun 2003, yakni saat ia ditugaskan ke Aceh.,[5] Seusai tsunami 2004 ia juga membantu upaya medis disana.[6]

Pada tahun 2013, Corona dikirim ke Filipina bersama tim medis untuk membantu korban Topan Haiyan.[7] Kemudian, pada tahun 2015, ia dikirim ke Nepal seusai gempa bulan April 2015.[8] Corona juga dikirim ke Cox's Bazar, Bangladesh pada tahun 2017 untuk membantu pengungsi Rohingya sebagai pemimpin tim "Muhammadiyah Aid" dan koordinator tim bantuan Indonesia.[9][10]

Pandemi koronavirus

Seiring merebaknya koronavirus di Indonesia, Muhammadiyah membentuk pusat komando untuk mengarahkan rumah-rumah sakit di bawah naungan Muhammadiyah (sejumlah 20 RS di Jawa dan Sumatra, didukung 30,000 titik yang digunakan untuk tujuan amal), dan Corona ditunjuk sebagai pemimpin pusat komando tersebut.[3][11] Corona mengajukan dua program: "SAFARI" (SAdar FAktor RIsiko) yang bertujuan untuk mengenalkan masyarakat ke faktor-faktor risiko coronavirus dan pentingnya isolasi mandiri,.[12] dan "GEMES" (GErakan MEmberi maSker) yang mendorong masyarakat yang membeli banyak masker untuk berbagi.[13]

Referensi

  1. ^ a b c "Sosok dr Corona, Ketua Tim Dokter Muhammadiyah yang Perangi Virus Corona". Kumparan. 9 March 2020. Diakses tanggal 13 March 2020. 
  2. ^ Sudjarwo, Eko (9 March 2020). "Di RS Lamongan, Antisipasi Penyebaran Virus Corona Dipimpin Dokter Corona". detikcom. Diakses tanggal 13 March 2020. 
  3. ^ a b Rizki, Ramadhan (10 March 2020). "Dokter Muhammadiyah Bernama Corona, Pimpin Tim Tangani Virus". CNN Indonesia. Diakses tanggal 13 March 2020. 
  4. ^ "FK UB Lantik Dokter Spesialis". Universitas Brawijaya. 29 November 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-21. Diakses tanggal 13 March 2020. 
  5. ^ "Cerita Dokter Corona Ditunjuk PP Muhammadiyah Pimpin Tim Lawan Corona". TIMES Jatim. 8 March 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-21. Diakses tanggal 13 March 2020. 
  6. ^ "Interestingly Named Doctor Heading Up Virus Outbreak for Muhammadiyah Hospitals". Indonesia Expat. 12 March 2020. Diakses tanggal 13 March 2020. 
  7. ^ "Muhammadiyah Desak Pemerintah Indonesia Bantu Rumah Sakit Lapangan Bagi Korban Haiyan". SatuHarapan.com. 2 December 2013. Diakses tanggal 13 March 2020. 
  8. ^ Sitanggang, Hisar (25 May 2015). "Nepal Beri Penghargaan Dokter Indonesia". ANTARA News. Diakses tanggal 13 March 2020. 
  9. ^ "Indonesian Muslims provide healthcare to Rohingya refugees". UCA News (dalam bahasa Inggris). 12 October 2017. Diakses tanggal 13 March 2020. 
  10. ^ "Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Bagi Pengungsi Rakhine". BNPB. 29 January 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-04-06. Diakses tanggal 13 March 2020. 
  11. ^ "Doctor called Corona helps Indonesia battle coronavirus". The Star. 11 March 2020. Diakses tanggal 13 March 2020. 
  12. ^ "Langkah-langkah Dokter Corona Antisipasi Penyebaran Virus Corona di RI". Kumparan. 10 March 2020. Diakses tanggal 13 March 2020. 
  13. ^ "Melalui Gerakan GEMAS, dr Corona Ajak Masyarakat Cegah Virus Corona". Pikiran Rakyat. 13 March 2020. Diakses tanggal 13 March 2020. 
Kembali kehalaman sebelumnya