Dasawarsa yang Hilang atau Sepuluh Tahun yang Hilang (失われた10年, Ushinawareta Jūnen) adalah masa setelah pecahnya gelembung harga aset Jepang. Istilah ini awalnya mengacu pada tahun 1991 hingga 2000,[1] tetapi baru-baru ini tahun 2001 hingga 2010 juga dimasukkan,[2] sehingga periode ini secara keseluruhan disebut Dua Dasawarsa yang Hilang atau Dua Puluh Tahun yang Hilang (失われた20年, Ushinawareta Nijūnen). Antara tahun 1995 hingga 2007, Produk Domestik Bruto nominal Jepang jatuh dari $5,33 menjadi $4,36 triliun,[3] gaji riil turun 5%,[4] sementara harga tetap stagnan.[5] Meskipun perihal kemunduran ekonomi Jepang masih diperdebatkan,[6][7] dampak ekonomi dasawarsa yang hilang masih terasa dan para pembuat kebijakan di Jepang berusaha mencari solusi untuk masalah ini.
Catatan kaki
Bacaan lanjut
- Fletcher III, W. Miles, and Peter W. von Staden, eds. Japan's 'Lost Decade': Causes, Legacies and Issues of Transformative Change (Routledge, 2014)
- Funabashi, Yoichi, and Barak Kushner, eds. Examining Japan's Lost Decades (Routledge, 2015) excerpt Diarsipkan 2016-03-04 di Wayback Machine.
- Hayashi, Fumio, and Edward C. Prescott. "The 1990s in Japan: A lost decade." Review of Economic Dynamics (2002) 5#1 pp: 206-235. online Diarsipkan 2016-03-04 di Wayback Machine.