Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Enam guru sesat

Pandangan enam guru sesat
Pandangan dari enam samaṇa dalam Tripitaka Pali, juga dikenal sebagai enam guru sesat, sesuai Sāmaññaphala Sutta (DN 2).[1]
Pūraṇa Kassapa
Amoralisme
(akiriyavāda; natthikavāda)
Tidak ada pahala atau hukuman atas perbuatan baik maupun buruk.
Makkhali Gosāla (Ājīvika)
Fatalisme
(ahetukavāda; niyativāda)
Kita tak berdaya; penderitaan sudah ditakdirkan.
Ajita Kesakambalī (Carwaka)
Materialisme
(ucchedavāda; natthikavāda)
Hiduplah bersenang-senang; dengan kematian, semuanya akan musnah.
Pakudha Kaccāyana
Eternalisme dan kategorialisme (sassatavāda; sattakāyavāda)Empat unsur, kesenangan, kesakitan, dan jiwa adalah abadi dan tidak berinteraksi.
Nigantha Nātaputta (Jainisme)
Brata
(mahāvrata)
Diberkahi, dibersihkan oleh, dan dipenuhi [hanya] dengan penghindaran terhadap segala kejahatan.[2]
Sañjaya Belaṭṭhiputta (Ajñana)
Agnostisisme
(amarāvikkhepavāda)
"Aku tak berpikir begitu. Aku tak berpikir demikian pula atau sebaliknya. Aku tak berpikir tidak atau bukan-tidak." Penundaan penilaian.

Enam guru sesat, enam kesesatan, enam tīrthika, enam samaṇa, atau enam śramaṇa adalah enam pendiri ajaran sektarian (Pāli: titthakara; Sanskerta: tīrthaṅkara) sezaman Buddha Gotama yang masing-masing mempunyai pandangan yang bertentangan dengan ajaran Buddha.[3][4] Selain Nigantha Nātaputta atau Mahāvīra, tīrthaṅkara ajaran Jainisme ke-24, lima guru sesat lainnya dianggap sebagai penganut beberapa atau bentuk pandangan yang menyatakan bahwa perbuatan baik atau buruk tidak signifikan (akiriyavāda).[5]

Dari sudut pandang tradisi Buddhisme, enam guru sesat dikalahkan oleh Buddha dalam kontes perdebatan penuh mukjizat yang dikenal dengan "Mukjizat di Savatthi".

Enam guru sesat dan pandangan mereka terhadap filsafat India dijelaskan secara rinci dalam Samaññaphala Sutta dari Digha Nikaya dalam Tipitaka Pali.[6]

Referensi

  1. ^ "DN 2 Sāmaññaphala Sutta; The Fruits of the Contemplative Life". www.dhammatalks.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 10 July 2024. 
  2. ^ Bhikku, Ñāṇamoli; Bhikku, Bodhi (9 November 1995). The Middle Length Discourses of the Buddha: A Translation of the Majjhima Nikaya (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-Fourth). Simon and Schuster. hlm. 1258–59. ISBN 978-0-86171-072-0. Diakses tanggal 10 July 2024. 
  3. ^ Green, Arnold L.; Coomaraswamy, Ananda (1965). "Buddha and the Gospel of Buddhism". The Journal of Asian Studies. 24 (3): 547. doi:10.2307/2050403. hdl:2027/hvd.32044010328052. ISSN 0021-9118. JSTOR 2050403. 
  4. ^ "Six heretical teachers | Encyclopedia.com". www.encyclopedia.com. Diakses tanggal 2019-01-02. 
  5. ^ "Six Contemporary Teachers During The Time Of The Buddha" (PDF). stylomilo.com. Diakses tanggal 2021-04-21. 
  6. ^ Alex., Wayman (1997). Untying the knots in Buddhism : selected essays. Motilal Banarsidass Publishers. ISBN 978-8120813212. OCLC 925708140. 
Kembali kehalaman sebelumnya