AbuyaKiaiHajiHasan Mustofa bin Abah Saenan (1890 - 1975) atau yang lebih dikenal sebagai Abuya Cilember adalah seorang ulama pendiri Pondok Pesantren Darul Huda di Cisarua, Bogor, Jawa Barat.[1] Dia dikenal sebagai ulama ahli Nahwu, Sharaf, dan Balagah di wilayah Bogor dan sekitarnya.[2]
Setelah melakukan perjalanan keilmuan dari satu pesantren ke pesantren lainnya, Mama Cilember kemudian kembali lagi ke Pesantren Gentur untuk memperdalam ilmunya kepada Syekh Ahmad Syathibi. Di Pesantren Gentur, Syeikh Hasan Mustofa menetap cukup lama dibandingkan menetap di pesantren lainnya.[3]
Aktivitas
Mendirikan pesantren
Pada tahun 1918, Abuya Cilember mendirikan sebuah pesantren di daerah Kopo, Cisarua, Bogor. Namun pada tahun 1925, Abuya Hasan mendirikan pesantren baru di daerah Cilember, Cisarua, Bogor dan mewakafkan pesantrennya di daerah Kopo kepada Kiai Haji Muhiddin (yang kemudian menjadi Pesantren Nurul Haq, Kopo).[3] Pendirian pesantren baru tersebut dilatarbelakangi oleh permintaan dua orang muridnya, Haji Sidiq dan Haji Mansur karena melihat keadaan masyarakat Cilember yang saat itu masih kurang dalam menjalankan nilai-nilai keislaman.[6]
Pada tahun 1980, Kiai Haji Rahmatullah, putra bungsu Abuya Hasan sebagai penerus Pesantren Cilember mengganti nama pesantren menjadi Pesantren Nurul Huda.[6] Bidang keilmuan yang diajarkan di pesantren ini di antaranya adalah akidah, tauhid, fikih, tasawuf, alquran, hadis, nahwu, sharaf, balaghah, dan falak.[7] Sejak didirikan, pesantren ini telah mencetak para santri berkualitas yang kemudian menjadi ulama hingga pejabat.[7][8]
Sebagai seorang ulama, Syekh Hasan Mustofa kemudian diberi gelar "Abuya" (kemudian dikenal sebagai Abuya Cilember) oleh masyarakat sekitar.[4] Nama Abuya adalah gelar kehormatan suku Banten yang disematkan kepada ulama berpengetahuan tinggi yang menjadi gurunya para ulama di daerah Banten dan daerah tujuan diaspora para keturunan Banten, seperti Jawa Barat, Jakarta, dan Lampung.
Wafat
Mama Cilember wafat pada tahun 1975 di Cilember, Cisarua, Bogor.[6] Pasca wafatnya, Pesantren Cilember kemudian dipimpin oleh anak bungsunya, Kiai Haji Rahmatullah pada tahun 1979, setelah sebelumnya dipimpin oleh anaknya yang lain selama 4 tahun.[6]Haul atau Peringatan hari kematiannya selalu diperingati setiap tahun di Pesantren Nurul Huda yang dihadiri ratusan jamaah dari Bogor dan daerah sekitarnya.[4]
^Kholil, Lutfy (2017-11-06). "KH. Ahmad Syathibi Cianjur". Nahdlatululama.id. Jakarta: Lembaga Ta'lif wan Nasyr Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-14. Diakses tanggal 2018-01-14.