I Am Not Girl atau dalam bahasa Indonesia yang artinya "Aku Bukan Gadis" merupakan novel terbaru dari penulis Yissa Luthana yang pernah meluncurkan novel Seruni and The Black Butterfly dan Alma De Amor pada tahun 2010. I Am Not Girl bercerita tentang karma dan penebusan dosa pada masa lalu yang dibalut kisah cinta terlarang.
Sinopsis
Oesman Raja dan istrinya Latifah Hanurada memiliki dua orang anak laki-laki kembar tak identik (wajah keduanya berbeda), yakni Aditya Raja yang berprofesi sebagai pengacara, dan Bramana Raja yang berprofesi sebagai pembalap profesional. Pada masa lalu, Oesman dan keluarganya yang hari itu baru pulang dari liburan, menabrak sepasang suami istri berserta anak mereka yang mengendari motor tuanya di jalanan yang sepi. Dalam kecelakaan itu, seluruh anggota keluarga Oesman selamat, sedangkan sepasang suami istri yang ditabraknya tewas di tempat. Anak laki-laki mereka terlempar ke sungai, hanyut dan hilang ditelan arus sungai yang deras. Keluarga Oesman lalu kabur dan tak pernah mengakui dosanya itu sampai sekarang.
Dua puluh tahun kemudian, Bramana Raja menyiksa lalu memperkosa seorang waria bernama Senja, yang dituduh mencuri dompetnya saat berkemah di dalam hutan di pedalaman Dieng. Takut aksi bejatnya dilaporkan polisi, Bramana lalu melempar tubuh Senja ke sungai dan setelah itu ia kabur ke Jakarta.
Setahun kemudian, Aditya Raja yang kariernya sedang melejit sebagai pengacara, harus menelan pil pahit karena membongkar perselingkuhan istrinya sendiri. Depresi dan patah hati, Aditya lalu menyepi untuk menenangkan diri di daerah Dieng. Di sana takdir mempertemukannya dengan Senja. Setelah banyak kisah yang dilalui bersama, keduanya akhirnya jatuh cinta meski cintanya terlarang.
Senja tak pernah tahu jika Aditya adalah kakak kembar Bramana, pria yang pernah memperkosanya dan membuangnya ke sungai. Ia baru tahu jika keduanya bersaudara saat Senja menghadiri pesta pernikahan Bramana dengan Marina. Tanpa berpikir panjang, Senja menembak Bramana dengan brutal hingga pria itu tewas di altar gereja.
Hukum bicara. Aditya dihadapkan pada dilema dimana ia harus menuntut Senja hukuman mati karena telah membunuh adik kembarnya, Bramana. Namun disisi lain, Senja adalah kekasihnya meskipun dunia tak mengetahuinya. Sampai akhirnya pengadilan menetapkan hukuman mati pada Senja, dan Aditya yang hampir gila melarikannya (kabur) dari penjara.
Pelarian Senja dan Aditya berakhir ketika polisi menemukan lokasi persembunyian mereka. Senja tewas tertembak lantaran menjadi tameng ketika polisi berniat menembak Aditya. Tak mau ditinggal mati kekasihnya, Aditya lalu bunuh diri.
Setelah itu tabir masa lalu terbuka. Senja adalah anak laki-laki dari pasangan suami istri yang tewas tertabrak mobil keluarga Oesman. Dosa masa lalu itu bagaikan karma yang terus mengejar. Garis keturunan keluarga Oesman Raja berhenti, karena kini kedua anaknya sudah tewas. Tak ada lagi yang tersisa selain penyesalan.
Penghargaan
SEA Write Award 2012 di Denpasar Bali: Karya Fiksi Terbaik 2012