Brigadir Jenderal TNI (Purn.) Jos Buce Wenas (lahir 22 Mei 1945) adalah seorang perwira militer dan politikus yang menjabat sebagai Bupati Jayawijaya dari tahun 1989 hingga 1998 dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara dari tahun 1998 hingga 2000.
Kehidupan awal dan pendidikan militer
Jos Buce Wenas lahir pada tanggal 22 Mei 1945 di kota Tomohon.[1] Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, Wenas menempuh pendidikan di Akademi Angkatan Bersenjata Indonesia Bagian Darat (AKABRI Bagian Darat) pada tahun 1965. Wenas lulus dari AKABRI Bagian Darat dan diwisuda menjadi perwira dengan pangkat letnan dua pada tanggal 10 Januari 1968.[2]
Bupati Jayawijaya
Wenas dilantik sebagai Bupati Jayawijaya oleh Gubernur Barnabas Suebu pada tanggal 13 April 1989.[3] Setelah dilantik menjadi Wakil Gubernur, Wenas merangkap jabatan sebagai Bupati Jayawijaya selama hampir sebulan.[4] Jabatannya sebagai Bupati Jayawijaya akhirnya diserahterimakan kepada Basyir Bachtiar selaku penjabat bupati pada tanggal 24 Februari 1998.[5]
Kinerja
Selama memimpin Jayawijaya, Wenas membangun Museum Pilamo yang menampung alat dan barang-barang tradisional dan kebudayaan yang berasal dari penduduk asli Jayawijaya. Wenas juga mendirikan pusat pendidikan vokasi Silimo Pemuda yang berfungsi sebagai tempat pengajaran mengenai kebudayaan setempat bagi para pemuda Jayawijaya.[1]
Salah satu keputusan terkenal yang ditetapkan oleh Wenas selaku bupati Jayawijaya adalah pada saat pembuatan lambang Kabupaten Jayawijaya, yang ditetapkan melalui Keputusan Bupati No. 14 tahun 1995. Pada saat itu, Wenas menolak untuk menggunakan Bahasa Indonesia sebagai motto untuk lambang kabupaten dan memilih untuk menggunakan Bahasa Dani, bahasa daerah yang digunakan oleh penduduk Jayawijaya. Motto yang akhirnya digunakan untuk lambang Kabupaten Jayawijaya adalah Yogotak Hubuluk Motok Hanorogo (Hari Esok Harus Lebih Baik Dari Hari Ini).[1]
Wenas juga menerapkan kebijakan hari bebas kendaraan bermotor di depan jalan rumah dinas bupati setiap hari Jumat dan menjadikan jalan tersebut sebagai trek papan luncur bagi anak-anak Jayawijaya. Wenas membelikan papan luncur kepada anak-anak tersebut dari penghasilan pribadinya.[1]
Kritik
Front Pembela Pembangunan Jayawijaya yang didirikan pada tahun 2013 mengkritik kinerja Bupati JB Wenas dan menyatakan bahwa hasil-hasil pembangunan di kabupaten tersebut tidak pernah terlihat selama ia memimpin kabupaten tersebut.[6]
Wakil Gubernur Sulawesi Utara
Pasca pengambilan sumpah Achmad Nadjamuddin, Wakil Gubernur Sulawesi Utara, sebagai Anggota DPRD Sulawesi Utara pada tanggal 18 Juli 1997, jabatan Wakil Gubernur Sulawesi Utara menjadi lowong. Wenas dicalonkan untuk menempati jabatan sebagai Wakil Gubernur Sulawesi Utara.[7] Ia pun disetujui oleh Menteri Dalam Negeri untuk menempati jabatan Wakil Gubernur Sulawesi Utara Bidang Kesejahteraan.[8] Pelantikan Wenas sebagai Wakil Gubernur Sulawesi Utara akhirnya dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 1998.[4]
Kehidupan pribadi
Wenas menikah dengan Jeanne Maria Moniaga pada tanggal 19 Desember 1970. Pernikahannya tersebut melahirkan seorang putera dan dua orang puteri.[1]
Referensi
- ^ a b c d e Okawa, Seiichi (2 Juni 1999). "インタビューシリーズ【イリアンジャヤ】(5) 『ジャヤウイジャヤ元県知事J.B.ウエナス氏が語る21世紀のイリアンジャヤ中央高地" [Seri Wawancara (5): Mantan Bupati Jayawijaya, J. B. Wenas, berbicara tentang Wilayah Pegunungan Tengah Irian Jaya pada Abad ke-21]. Graha Budaya Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Oktober 2020. Diakses tanggal 11 Maret 2021.
- ^ Kenang2an Taruna Angkatan ke-XII Akademi Militer Nasional (AKABRI Bag. Darat) 1965-1968. Akademi Militer Nasional. 1968.
- ^ "Letkol Inf. Yos Buce Wenas Bupati Jayawijaya". Mimbar Kekaryaan (220). April 1989. hlm. 65. Diakses tanggal 11 Maret 2021.
- ^ a b FR (29 Januari 1998). "Mendagri: Kelemahan Kinerja Birokrasi adalah Kelambanan". Kompas. hlm. 15. Diakses tanggal 11 Maret 2021.
- ^ TOV (25 Februari 1998). "Daerah Sekilas: Wamena - Gubernur Irja Melantik Bupati Jayawijaya". Kompas. Wamena. hlm. 11. Diakses tanggal 11 Maret 2021.
Gubernur Irian Jaya, J Patippi hari Selasa (24/2) di Wamena, melantik Brigjen TNI Basyir Bachtiar, sebagai Pejabat Bupati Jayawijaya, menggantikan Kolonel (Inf) JB Wenas yang menjadi Wakil Gubernur Sulawesi Utara.
- ^ Belau, Arnold (28 November 2013). "Front Pembela Pembangunan Jayawijaya Dideklarasikan". Suara Papua. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-11. Diakses tanggal 11 Maret 2021.
- ^ ZAL (20 Agustus 1997). "Daerah Sekilas: Manado- Proses pengisian jabatan Wakil Gubernur Sulut yang lowong satu bulan lebih". Kompas. hlm. 9. Diakses tanggal 11 Maret 2021.
Proses pengisian jabatan Wakil Gubernur Sulut yang lowong satu bulan lebih sebagai akibat tarik menarik antara "kepentingan" pusat dan daerah. Jabatan Wagub kini dirangkap Gubernur EE Mangindaan. Menurut Ketua DPRD Sulut Rolly Tanos di Manado, Selasa (19/8), proses itu sangat wajar dalam rangka mencari profil wakil gubernur yang lebih baik. Jabatan Wakil Gubernur Sulut lowong, karena Drs Nadjamuddin dilantik menjadi anggota DPRD Sulut. Calon wagub yang diusulkan ke pusat, menurut EE Mangindaan adalah Drs Frans Lapananda (Ketua BKPMD) dan Wenas (Bupati Jayawijaya).
- ^ ZAL (9 Desember 1997). "Sekwilda Jadi "Caretaker" Wali Kota Gorontalo". Kompas. hlm. 8. Diakses tanggal 11 Maret 2021.
Gubernur yang didampingi Ketua DPRD Rolly Tanos, Kakanwil Deperindag Piet Kaawoan, dan Kahumas David Bobihoe, juga mengungkapkan tentang persetujuan Depdagri terhadap usulan Letkol (Inf) JB Wenas, Bupati Jayawijaya, Irian Jaya, menjadi salah satu Wakil Gubernur Sulut mengganti(kan) Nadjamuddin.