Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Jalur trem Karawang–Rengasdengklok

Jalur trem Karawang-Rengasdengklok
Ikhtisar
JenisJalur trem lintas cabang
SistemJalur trem
StatusTidak Beroperasi
LokasiJawa Barat
TerminusKarawang
Rengasdengklok
Stasiun10
Operasi
Dibuka15 Juni 1919
Ditutup1972-1984
PemilikDirektorat Jenderal Perkeretaapian
OperatorPT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi I Jakarta
Karakteristik lintasLintas datar
Data teknis
Panjang lintas36 km
Peta rute
ke Cikampek,Cirebon
ke Jatinegara RJW-CKP
KW Karawang
KWTR Karawang Trem
CNA Cinango
LMR Lamaran
ke Wadas,Cikampek KW-CKP
TSW Tegalsawah
RWD Rawagede
KBM Kobokkarim
PAM Pataruman
BKJ Babakanjati
RDK Rengasdengklok

Jalur trem Karawang–Rengasdengklok adalah salah satu jalur trem uap nonaktif di Jawa Barat yang berada di Karawang. Jalur ini seluruhnya termasuk dalam Wilayah Aset I Jakarta dan memiliki panjang sekitar 36 km.

Jalur ini memiliki 10 perhentian, yakni, Stasiun awal;Karawang,Karawang Trem, Cinango, Lamaran, Tegalsawah, Rawagede, Kobokkarim, Pataruman, Babakanjati, dan stasiun akhir;Rengasdengklok, Jalur ini digunakan untuk pengangkutan padi, dan menghubungkan Karawang ke Rengasdengklok. Jalur ini ditutup karena kalah bersaing dengan kendaraan-kendaraan pribadi.

Sejarah

Pembangunan jalur kereta api Jakarta-karawang sepanjang 63 km dilaksanakan oleh perusahaan kereta api swasta Bataviasche Ooster Spoorweg Matschappij (BOS) dengan lebar jalur 1.067 mm. Pembangunan dilakukan secara bertahap dan dapat diselesaikan sampai Karawang tanggal 20 Maret 1898. Namun dalam prosesnya, BOS mengalami kekurangan modal sehingga meminta bantuan kepada pemerintah Belanda. BOS berhasil mendapatkan suntikan dana dengan syarat setelah jalur kereta api berhasil diselesaikan, pihak BOS harus menyerahkan pengelolaan jalur tersebut kepada pemerintah. Setelah jalur kereta selesai sampai di Karawang, jalur tersebut dibeli oleh perusahaan kereta api pemerintah Staatssporwegen (SS).

Untuk semakin memperluas ruang pengangkutan, maka dibuat jalur simpang berupa trem dengan menggunakan lebar jalur 600 mm ke beberapa daerah yang dianggap potensial. Hal ini bertujuan untuk semakin mempercepat proses pengangkutan dari pusat-pusat produksi yang sebagian terdapat di daerah pedalaman, jauh dari jalur utama kereta api yang sudah dibangun. Selain itu, SS sebagai perusahaan pemerintah memiliki kewajiban membuka transportasi untuk memudahkan mobilitas masyarakat. Salah satu daerah yang dibangun jalur simpang adalah karawang, meliputi Cikampek-Wadas, Karawang-Wadas dan Karawang-Rengasdengklok.

Jalur trem Karawang-Rengasdengklok sepanjang 36 km diresmikan tanggal 15 Juni 1919. Sebagai tempat naik-turun penumpang dan barang, SS membangun tempat pemberhentian yakni di Karawang, Tjinangoh (Cinango), Lamaran, Tegalsawah, Rawagedeh (Rawagede), Kobakkarim, Pataroeman (Pataruman), Babakandjati (Babakanjati), dan Rengasdengklok. Menurut laporan Residen Karawang, Poliver pada Okteber 1928, pembangunan trem Karawang-Rengasdengklok dimaksudkan untuk memperlancar pengangkutan padi ke Karawang. Wilayah Rengasdengklok, Karawang, dan Cikampek merupakan daerah yang memiliki penggilingan padi terbanyak di Karesidenan Karawang dengan jumlah 70.

Pada jalur trem di Kerawang, Lokomotif yang digunakan adalah lokomotif uap tipe TC10 buatan pabrik Hartman, Jerman dan TD10 pabrikan Werkspoor, Belanda. Kedua lokomotif tersebut memiliki perbedaan pada susunan roda, diameter roda, dan besarnya silinder. Saat ini kita masih dapat menjumpai kedua lokomotif tersebut. Lokomotif uap TC10 tersisa tiga buah, yakni TC1008, TC1011, dan TC1015. Lokomotif TC1008 dijadikan monumen di depan Stasiun bandung, TC1011 menjadi koleksi museum TMII, dan TC1015 dipajang sebagai monumen di dalam Balai Yasa Manggarai. Lokomotif uap TD10 hanya bersisa satu buah, yakni TD1002 yang dipajang sebagai monument di depan Kantor Pusat PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Sekitar tahun 1970-an sampai dengan 1980-an, jalur trem di Karawang mulai tidak beroperasi lagi. Trem di Karawang kalah bersaing dengan mobil yang keberadaanya mulai banyak bermunculan, sehingga PJKA mengalami kerugian, Karena kerugian, Maka terpaksa Trem Uap Karawang-Rengasdengklok harus ditutup. Demikianlah riwayat trem uap Karawang-Rengasdengklok, sisa-sisa keberadaan trem jalur Karawang-Rengasdengklok masih bisa ditemui.

Jalur terhubung

Jalur Aktif

Jalur kereta api Rajawali-Cikampek

Jalur Nonaktif

Jalur trem Karawang–Cikampek

Daftar stasiun

Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
KarawangRengasdengklok
oleh Staatspoorwegen
Termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta
Segmen KarawangRengasdengklok
Panjang segmen 36 km
Diresmikan pada tanggal 15 Juni 1919
0520 Karawang KW Nasional 1 di {{Rute/Kode daerah Jalan Arif Rahman Hakim, Nagasari, Karawang Barat, Karawang km 62+710 lintas Rajawali-Cikampek
km 0+000 lintas Karawang-Rengasdengklok
+16 m Beroperasi
0609 Karawang Trem KWTR km 0+000 trem Tidak beroperasi
0608 Cinango CNA JL. Otto Iskandar Dinata No.21, Karawang Wetan, Karawang Timur, Karawang km 1+753 Tidak beroperasi
0607 Lamaran LMR Palumbonsari, Karawang Timur, Karawang km 3+568 Tidak beroperasi
0606 Tegalsawah TSW Tegalsawah, Karawang Timur, Karawang km 7+519 Tidak beroperasi
0605 Rawagede RWD Balongsari, Rawamerta, Karawang km 10+458 Tidak beroperasi
0604 Kobokkarim KBM Kalangsuria, Rengasdengklok, Karawang km 13+437 Tidak beroperasi
Jembatan Sungai
0603 Pataruman PAM Karyasari, Rengasdengklok, Karawang km 15+216 Tidak beroperasi
0602 Babakanjati BKJ Karyasari, Rengasdengklok, Karawang km 16+800 Tidak beroperasi
0601 Rengasdengklok RDK Rengasdengklok Selatan, Rengasdengklok, Karawang km 20+561 Tidak beroperasi

Keterangan:

  • Stasiun yang ditulis tebal merupakan stasiun kelas besar dan kelas I.
  • Stasiun yang ditulis biasa merupakan stasiun kelas II/menengah, III/kecil, dan halte.
  • Stasiun yang ditulis miring merupakan halte atau stasiun kecil yang nonaktif.

Referensi:

  • Stasiun aktif: [1]
  • Stasiun nonaktif: [2][3]
  • Pengidentifikasi stasiun: [4]
  • Penomoran lintas:
  • Tanggal pembukaan jalur: [5]:106-124


Referensi

  1. ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Sumatra Bagian Selatan Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023. 
  2. ^ Subdirektorat Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  3. ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa. 
  4. ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
  5. ^ Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co. 


Kembali kehalaman sebelumnya