Jamaica Cafe adalah sebuah grup vokal akapela di Indonesia. Jamaica Cafe yang terbentuk pada tahun 1991, dan telah malang melintang tampil di berbagai cafe, stasiun televisi dan acara-acara khusus di berbagai kota di Indonesia dan di Esplanade Concert HallSingapura pada Februari dan Desember 2005.
Grup vokal ini beranggotakan enam orang, yaitu Prihartono "Anton" Mirzaputra (Bariton 1, Falsetto, Perkusi), Michael "Biyik" da Lopez (Bariton 2), Hekko Wicaksono (Tenor 1, Beat Box, Trompet, Perkusi), Enriko "Iko" Simangunsong (Tenor 2), Pambudi "Bayu" Bayuseno (Bass), Jimmy (Bariton 3, Falsetto, Trompet).[1]
Jamaica Cafe mendapatkan penghargaan dari MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai grup musik mulut pertama yang mengemas album seluruhnya dengan mulut, bersamaan dengan peluncuran album perdana bertajuk Musik Mulut. Jamaica Cafe juga mendapatkan penghargaan "Supporter of Honor" dari World Wildlife Fund.
Jamaica Cafe juga terlibat dengan album kompilasi Erwin Gutawa – Salute to Koes Bersaudara Plus, 2003, ketika mereka bernyanyi ”Nusantara II” dengan masukan bunyian alat musik tradisional. Jamaica Café juga telah melakukan kolaborasi dengan beberapa musisi Indonesia dan mancanegara seperti Glenn Fredly, Andre Hehanussa, Erwin Gutawa, Neri Per Caso (Italia), INSPI (Jepang), Nash (Malaysia) dan lain-lain.
Pada tahun 2011, grup ini mengalami perombakan formasi. Jimmy mundur dari grup; yang kemudian posisinya digantikan oleh Dito; kemudian disusul dengan hengkangnya Hekko dari grup. Namun, pada tahun yang sama, dengan formasi baru, mereka mendapat kesempatan lagi untuk tampil di Esplanade Concert Hall. Membawakan lagu-lagu keroncong a cappella pada acara "Keroncong Gala", bersama beberapa artis Indonesia dan Malaysia.
Pada bulan Desember 2012, Jamaica Cafe merilis album kedua mereka, bertajuk "Twenty One"; menunjukkan usia karier mereka di bidang music a cappella.
Sejarah
Jamaica Cafe berawal dari sebuah kantin SMA Kolese Gonzaga, sebuah kantin yang sangat berarti buat Jamaica Cafe, selain tempat untuk berkumpul pada saat tidak ada kegiatan di kelas, kantin juga merupakan tempat berkumpul dan menumpahkan kreativitas iseng.
Saat itu tren musik tahun 1991 menyisipkan reggae sebagai salah satu genre musik yang sangat digandrungi anak muda saat itu, dan di kantin tersebut terdengarlah musik reggae dari senandung anak-anak nongkrong di kantin itu, yang kemudian mereka sebut sebagai "Cafe".
Acara tahunan di SMA Lab School merupakan awal dari penampilan Jamaica Cafe di panggung hiburan. Sebagai pengisi acara, mereka harus memiliki merk, hingga diambillah nama "Jamaica" yang me-representasikan 'tongkrongan' meski musik yang dibawakan tidak semuanya bernuansa reggae, ditambah dengan istillah tempat anak-anak kantin yang diubah menjadi "Cafe", maka jadilah sebuah merk atau nama grup "Jamaica Cafe".
Dalam perjalanannya, Jamaica Cafe sempat bergonta-ganti personel, sempat pula menjadi sebuah grup musik lengkap dengan alat musiknya. Dari konsep yang sering gonta ganti personel tersebut, pada tahun 1996 hingga sekarang, Jamaica Cafe bertahan dengan enam personel. Jamaica Café memulai kiprahnya di dunia panggung dengan membawakan berbagai jenis musik, seperti reggae, rock, disko, etnik, bahkan dangdut, dengan melakukan eksplorasi suara atau bunyi-bunyian dalam berbagai jenis musik.
Pada tahun 1996, mereka memutuskan untuk menjadikan Jamaica Cafe sebagai grup acapella profesional. Bermodalkan kreativitas dalam meng-aransemen lagu, kehadiran Jamaica Cafe memberikan penyegaran di panggung-panggung pertunjukan. Keinginan untuk mempelajari dan mengeksplorasi sesuatu yang baru membuat mereka tetap eksis sampai sekarang.
Konser
Esplanade Concert Hall Singapura, Februari 2005 [2]