Penyampaian yang dicatat di pasal ini terjadi sewaktu bangsa Israel berkumpul di kaki gunung Sinai pada tanggal 6 bulan Siwan, 49 hari setelah ke luar dari tanah Mesir.[3] (~1447 SM)
Struktur
Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):
[Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:]: "Kemah Suci itu haruslah kaubuat dari sepuluh tenda dari lenan halus yang dipintal benangnya dan dari kain ungu tua, kain ungu muda dan kain kirmizi; dengan ada kerubnya, buatan ahli tenun, haruslah kaubuat semuanya itu."[4]
kai tēn skēnēn poiēseis deka aulaias ek bussou keklōsmenēs kai uakinthou kai porphuras kai kokkinou keklōsmenou cheroubim ergasia uphantou poiēseis autas
Ayat 1 catatan
Kain tenda bagian terdalam Kemah Suci itu ditenun dari empat macam benang kain, yaitu lenan halus yang dipintal (putih), [kain] ungu tua, [kain] ungu muda, dan [kain] (merah) kirmizi. Untuk keterangan selanjutnya lihat Bagian "Empat Warna Kain".
[Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:]: "Haruslah kaubuat tabir dari kain ungu tua, dan kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya; haruslah dibuat dengan ada kerubnya, buatan ahli tenun."[5]
Tabir pemisah Ruang Kudus dan Ruang Mahakudus dibuat dari empat macam benang/kain, yaitu [kain] ungu tua, [kain] ungu muda, [kain] (merah) kirmizi dan lenan halus yang dipintal (putih). Untuk keterangan selanjutnya lihat Bagian "Empat Warna Kain".
Ayat 33
Bahasa Ibrani: ונתתה את־הפרכת תחת הקרסים והבאת שמה מבית לפרכת את ארון העדות והבדילה הפרכת לכם בין הקדש ובין קדש הקדשים׃
Terjemahan Baru: [Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:]: "Haruslah tabir itu kaugantungkan pada kaitan penyambung tenda itu dan haruslah kaubawa tabut hukum ke sana, ke belakang tabir itu, sehingga tabir itu menjadi pemisah bagimu antara tempat kudus dan tempat maha kudus."[6]
Sehelai tabir (bahasa Ibrani: פרכת, pā·rō·ḵeṯ, "tirai") memisahkan Tempat Kudus (bahasa Ibrani: ha·qo·desh, yaitu tempat imam berdoa dan memanjatkan syukur atas nama umat) dengan Tempat Mahakudus (bahasa Ibrani: qo·desh ha·qo·da·shim, yaitu yang dianggap sebagai tempat tinggal Allah). Tabir itu menggambarkan kebenaran yang penting bahwa karena dosa mereka manusia tidak bisa sembarangan menghampiri Allah.
Memasuki Tempat Mahakudus sangat dibatasi. Imam besar hanya diizinkan masuk satu hari dalam setahun untuk mewakili umat itu, dan itu pun hanya apabila ia membawa bersamanya darah dari korban pendamaian (bandingkan Keluaran 30:10; Imamat 16:12–16 dan seterusnya; Ibrani 9:6–8). Jalan agar seluruh umat Allah dapat memasuki kehadiran-Nya dengan leluasa belum disediakan (Ibrani 9:8).
Satu-satunya jalan masuk yang sempurna kepada Allah adalah dengan menyobek tirai itu dan menyingkirkan sistem Kemah Suci yang berlaku. Hal ini dilakukan YesusKristus dengan mencurahkan darah-Nya di salib. Tubuh-Nya melambangkan tirai yang tersobek ketika Ia mati (Matius 27:51; Kolose 1:20–22; Ibrani 10:20) dan tirai itu pun secara fisik tersobek pada saat kematian-Nya. Kini semua orang percaya dapat "masuk ke dalam tempat kudus" oleh darah Yesus (Ibrani 10:19; versi Inggris NIV—tempat Maha Kudus).[7]
Meja itu haruslah kautaruh di depan tabir itu, dan kandil itu berhadapan dengan meja itu pada sisi selatan dari Kemah Suci, dan meja itu haruslah kautempatkan pada sisi utara."[8]
B: Dinormalkan ke [0–255] (bita) H: Dinormalkan ke [0–100] (ratusan)
Allah memerintahkan untuk membuat tiga kain pembatas pada Kemah Suci yang terdiri dari empat macam benang atau kain, yaitu lenan halus yang dipintal (putih), [kain] ungu tua (atau lebih dekat ke biru), [kain] ungu muda (atau secara umum: ungu), dan [kain] (merah) kirmizi. Ketiga kain pembatas tersebut adalah
kain tenda untuk penutup bagian terdalam dari Kemah Suci (Keluaran 26:1)
tabir pembatas Ruang Kudus dan Ruang Mahakudus (paling dalam) (Keluaran 26:31)
Selanjutnya juga kain dengan empat warna itu menjadi bagian dari baju jubah efod yang dipakai oleh Imam Besar (Keluaran 39:2–3)
Ungu tua (Biru)
Istilah "kain ungu tua" diterjemahkan dari kata "ṯə·ḵê·leṯ" (תכלת) yang dapat berarti "ungu kebiru-biruan" (bahasa Inggris: violet; "nila"; atau bahasa Inggris: turquoise/blue; "biru") Menurut bahasa Ibrani modern, kata tekelet berarti "biru langit" (bahasa Inggris: azure) dan koordinat warnanya seperti pada tabel "Tekelet", yang dipakai dalam bendera Israel modern. Dalam terjemahan bahasa Yunani dari abad ke-3 SM, Septuaginta, digunakan kata "ὑακίνθινος" (hyakinthinos), yang bermakna "biru", seperti bunga hyacinth Romawi (jenis yang berwarna biru dengan sedikit ungu). Kata Yunani ini dipakai dalam Wahyu 9:17.
Warna "tekelet" ini didapatkan dari sejenis kerang yang disebut "Khilazon"[9][10][11] yang pada zaman sekarang diidentifikasi sebagai spesies siput laut Hexaplex trunculus. Secara khusus digunakan untuk pakaian efodImam Besar, kain tenda di Kemah Suci dan jumbai tzitzit (bahasa Ibrani: ציצית, jamak: tzitziot) yang dipasang di punca-punca jubah dari selendang sembahyang tallit dari dahulu sampai sekarang.[10]
B: Dinormalkan ke [0–255] (bita) H: Dinormalkan ke [0–100] (ratusan)
Merah kirmizi
Istilah "kain kirmizi" diterjemahkan dari kata-kata "ṯō·la·‘aṯshā·nî" (תלעת שני), yaitu nama sejenis serangga berbentuk ulat, Kermes ilicis, atau nama bahan pewarna "merah kirmizi" (bahasa Inggris: scarlet) yang dihasilkan oleh ulat tersebut, maupun benang/kain yang diwarnai oleh bahan itu. Menurut bahasa Ibrani modern, koordinat warnanya seperti pada tabel "Shani".
Sejumlah komentator Kristen menafsirkan empat warna kain tersebut melambangkan YesusKristus. Kain-kain dengan empat warna itu secara khusus merupakan pembatas atau pintu jalan masuk. Dalam Injil Yohanes 14:6 Yesus mengatakan bahwa diri-Nya adalah "jalan" kepada Allah Bapa:[12]
"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku"[13]
...Oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.[15]
Keempat warna tersebut juga melambangkan karakter YesusKristus:[16]
^W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
^J. Blommendaal. Pengantar kepada perjanjian lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
^Amir, Nina. "Lost thread of blue, tekhelet color reestablished". Religion & Spirituality. Clarity Digital Group LLC d/b/a Examiner.com.Tidak memiliki atau membutuhkan |url= (bantuan); Parameter |access-date= membutuhkan |url= (bantuan)