Contoh dari RIF dalam Goodmon & Anderson (2011), Eksperimen 1.[1]
Tipe Item
Rata-rata rekoleksi
Rp+
81%
NRp
68%
Rp-
55%
Ingatan rata-rata item pada tes akhir. Goodmon dan Anderson (2011) menunjukkan tidak hanya bahwa proses mengingat sebelumnya yang dapat meningkatkan aktivitas mengingat berikutnya dari kata-kata yang sama (Rp+ item), tetapi mengingat kata-kata "terkait" dengan kata-kata yang dilatihkan (Rp- item) dapat mengakibatkan kelupaan sebagai akibat dari aktivitas mengingat sebelumnya dibandingkan untuk kata-kata yang tidak terkait (item NRp). Dengan membandingkan penarikan untuk item Rp- dan NRp, eksperimen menunjukkan efek RIF 13%.
Kelupaan mengingat-induksi atau dalam bahasa Inggris disebut Retrieval-induced forgetting (RIF) adalah fenomena memori aktivitas rekoleksi dapat menyebabkan kelupaan informasi lain dalam memori. Fenomena ini pertama kali ditunjukkan pada tahun 1994, meskipun konsep RIF telah dibahas pada tahun-tahun sebelumnya dalam konteks hambatan dalam mengingat.
RIF ditunjukkan dengan percobaan tiga tahap yang terdiri dari tahap pembelajaran, tahap latihan mengingat dari beberapa materi yang dipelajari, dan tes akhir dari semua materi yang dipelajari. Eksperimen ini juga telah menggunakan berbagai macam tes akhir termasuk tes mengingat hanya menggunakan isyarat kategori, mengingat menggunakan kategori yang sesungguhnya dan kata dasar, serta tes pengenalan. Hasilnya didapatkan dengan menggunakan berbagai jenis materi serta dapat diatur menggunakan pengaturan kelompok yang bertujuan untuk memperkecil populasi klinis khusus.
Meskipun RIF terjadi sebagai konsekuensi dari aktivitas mengingat secara sadar melalui tindakan mengingat secara eksplisit dan melupakan yang sebenarnya dianggap terjadi secara implisit, di bawah level kesadaran. Psikolog kognitif terus memperdebatkan mengapa RIF terjadi, dan bagaimana kaitannya dengan gambaran yang lebih besar dari memori dan kognisi umum. Secara khusus, para peneliti terbagi menjadi beberapa kelompok, dengan mereka yang berpendapat bahwa kelupaan disebabkan oleh proses yang secara aktif menghambat informasi, atau mereka yang berpendapat bahwa kelupaan itu terjadi karena gangguan dari informasi lain dalam memori. Hambatan yang terkait dengan RIF juga dipandang mirip dengan bentuk hambatan fisik. RIF juga dikaitkan dengan strategi dalam mengingat, dan dengan gangguan terhadap strategi tersebut dapat mempengaruhi fenomena RIF itu sendiri.
Penelitian sebelumnya dan terkait
Tugas yang membutuhkan kontrol hambatan berdasarkan tempat efek dan intensionalitas [2]
Meskipun istilah "retrieval-induced forgetting" pertama kali digunakan pada tahun 1994,[4][5] istilah itu pada awalnya digunakan dalam tinjauan oleh Robert A. Bjork ketika membahas aktivitas penekanan ingatan yang membuat ingatan tersebut aktif tetapi hasilnya tidak relevan untuk situasi tertentu. Bjork mendeskripsikan sebuah studi oleh Neely dan Durgunoğlu[6] yang menemukan bahwa peserta lebih lambat dalam mengenali kata-kata ketika mereka ditunjukkan kata terkait di saat sebelumnya. Para peneliti berhipotesis bahwa peserta sebenarnya mencoba untuk menekan kata-kata terkait selama tahap pengenalan karena kata-kata tersebut dianggap sebagai informasi yang tidak relevan dan tidak membantu dalam menyelesaikan tugas pengenalan.[7]
RIF mirip dengan beberapa fenomena memori lainnya. RIF dapat disamakan dengan efek isyarat bagian-pasangan di mana keduanya menunjukkan kinerja memori yang lebih rendah ketika diberikan beberapa informasi yang dipelajari sebelumnya. Dalam sebuah contoh efek isyarat bagian-pasangan, orang diminta untuk mengingat negara bagian AS. Dalam hal ini, orang-orang akan dapat mengingat lebih banyak negara bagian daripada mereka yang diminta untuk menyebut negara-negara bagian tersebut setelah diperlihatkan beberapa nama dari negara bagian sebelumnya. Apabila seseorang telah diberi isyarat dengan sebagian informasi yang akan diingat selanjutnya, kinerja ingatan orang tersebut kemudian menjadi memburuk.[8] RIF juga terkait dengan kelupaan yang disebabkan oleh perubahan konteks seseorang di mana kelupaan itu terjadi secara otomatis dan di luar kesadaran.[2][3]Output interference adalah fenomena terkait dengan RIF, di mana pembentukan kata-kata dari suatu kategori seperti buah-buahan dapat membuat kata-kata lain dari kategori yang sama lebih sulit untuk diingat, atau dapat menyebabkan kemandegan yang mana peserta mengulangi kata-kata yang sudah diingat.[9]
Paradigma latihan mengingat
RIF diteliti dalam eksperimen paradigma latihan mengingat, dengan instruksi dan prosedur yang sedikit berbeda dari satu eksperimen ke eksperimen lain. Dalam versi awal percobaan,[5] buklet digunakan untuk menyajikan stimulus yang dipergunakan untuk menyelesaikan pengujian. Sejak saat itu, prosedur ini sering dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak komputer seperti Microsoft PowerPoint atau E-Prime. Eksperimen ini biasanya terdiri dari bagian pembelajaran, latihan mengingat, dan tahap uji.[4]
Tahap pembelajaran
Pada tahap pembelajaran, peserta diminta untuk mempelajari pasangan kata yang terdiri dari nama kategori dan kata yang termasuk dalam kategori tersebut, misalnya BUAH–jeruk. Biasanya beberapa pasangan kata di sejumlah kategori, katakanlah 48 item dibagi rata menjadi 8 kategori yang akan digunakan. Di antara beberapa lainnya, peserta dapat mempelajari pasangan kata seperti berikut:[4]
LOGAM–besi
POHON–betula
LOGAM–perak
POHON–elm
Tahap latihan mengingat
Sebuah himpunan bagian dari item kemudian diuji menggunakan tes isi-kosong. Untuk item tertentu, peserta diperlihatkan nama kategori dan dua huruf pertama dari kata yang dipelajari dari kategori itu (mis LOGAM–be______). Peserta diinstruksikan untuk mengisi bagian yang kosong dengan kata yang dipelajari yang sesuai dari kategori tersebut. Peserta biasanya akan berlatih untuk mengingat item beberapa kali.[4][10] Tahap latihan mengingat menggunakan pembagian item menjadi tiga jenis berbeda yang menarik selama tes akhir, dan sering dilambangkan dengan menggunakan notasi berikut:[4]
Item yang dilatihkan (item Rp+) adalah kata-kata yang dipelajari yang coba diingat oleh peserta selama latihan mengingat.
Item yang tidak dilatihkan tapi terkait (Rp- item) adalah kata-kata yang dipelajari yang tidak dilatihkan, tetapi terkait (berdasarkan kategori) dengan kata-kata yang dilatihan.
Item yang tidak dilatihkan dan tidak terkait (NRp item) dipelajari kata-kata dalam kategori yang tidak pernah dilatihkan. Kategori-kategori ini biasanya tidak terkait dengan kategori yang dilatihkan. Item-item ini juga berfungsi sebagai dasar untuk dibandingkan dengan item-item terkait yang tidak dilatihkan.
Tahap uji
Setelah latihan mengingat, peserta diberikan tes akhir, dimana mereka diminta untuk mengingat semua item yang dipelajari. Tujuan dari tahap pengujian adalah untuk menilai apakah latihan mengingat sebelumnya dapat mempengaruhi peserta dalam memunculkan kata-kata terkait yang tidak dilatihkan diingat dibandingkan dengan kata-kata yang tidak dilatihkan dan tidak terkait. RIF pada akhirnya diukur sebagai perbedaan antara proporsi item yang diingat antara kedua jenis ini.[4]
Dalam tes isyarat kategori, satu kategori yang dipelajari ditampilkan pada satu waktu dan peserta diminta untuk mengingat semua item yang dipelajari dari kategori itu. Meskipun jumlah waktu yang ditetapkan diberikan untuk setiap kategori dapat bervariasi di seluruh pembelajaran. Misalnya, Anderson dan rekan penelitinya pada tahun 1994, memberi peserta 30 detik untuk setiap isyarat kategori (dan mengingat bahwa ada 6 kata di setiap kategori, ini berarti peserta memiliki rata-rata 5 detik, untuk mengingat setiap item). Penelitian lain selain dari penelitiannya Anderson telah menggunakan durasi yang lebih lama.[11]
Category-plus-stem-cued tests umumnya menambahkan dasar kata ke isyarat kategori. Biasanya, untuk setiap kategori, peserta diberikan sejumlah huruf tertentu yang sesuai dengan kata unik yang dipelajari dari kategori tersebut. Karena isyarat ini khusus untuk kata tertentu, peserta diberikan waktu yang relatif lebih sedikit untuk menanggapi setiap isyarat dibandingkan dengan tes isyarat kategori. Waktu respons untuk setiap isyarat bervariasi dari satu penelitian ke penelitian lain, meskipun banyak eksperimen menggunakan interval 10 detik.[12] Akan tetapi beberapa penelitian menggunakan waktu respons sedikitnya 3 detik.[13] Biasanya, Category-plus-stem-cued tests hanya menyertakan huruf awal pertama dari kata,[10][14] tetapi beberapa penelitian menyertakan lebih banyak huruf.[5]
Tes pengenalan tidak mengharuskan peserta untuk menyebutkan sebuah kata dari ingatan. Sebaliknya peserta secara harfiah diperlihatkan sebuah kata, dan diminta untuk melaporkan apakah kata itu adalah kata yang muncul selama tahap pembelajran. Tes pengenalan biasanya menunjukkan semua kata yang dipelajari dan sejumlah kata yang tidak dipelajari atau yang biasa disebut sebagai umpan. Peneliti mengukur seberapa sering peserta dengan benar mengenali item yang dipelajari, dan seberapa sering mereka salah dalam mengenali umpan. Perbedaan antara kedua proporsi ini adalah statistik yang mengukur kemampuan seseorang untuk membedakan antara item yang dipelajari dan yang tidak dipelajari, dan telah digunakan untuk sebagai representasi dari fenomena RIF.[15][16] Kronometri mental juga digunakan untuk merepresentasi RIF, di mana kronometri mental yang lebih lambat dianggap mewakili lebih banyak munculnya fenomena RIF karena kesulitan dalam mengenali item yang dipelajari.[15][17]
Temuan umum
Penelitian mengenai RIF umumnya memberikan hasil, di mana rata-rata kata-kata terkait yang tidak dilatihkan diingat dengan kurang baik daripada kata-kata dasar yang tidak terkait dengan kata-kata yang tidak dilatihkan.[18][19]
Keadaan umum dalam RIF
Penelitian mengenai RIF umumnya menggunakan kata-kata dari kategori dasar dan mudah dikenali, tetapi efeknya telah muncul ketika diberi stimulus seperti;
Homograf: Mengambil makna non-dominan dari sebuah kata dapat menyebabkan seseorang lupa akan makna dominannya.[20][21]
Informasi visuo-spasial: Ketika rangsangan dikategorikan berdasarkan lokasinya, RIF kemudian muncul dari latihan yang diberikan dari subset item pada bagian tertentu.[22]
Informasi Proposisional: Mengingat satu set pernyataan proposisional yang dipelajari dapat memunculkan RIF pada pernyataan proposisional lain yang memiliki kesamaan hubungan, bahkan jika subjek kalimatnya berbeda.[23]
Rincian TKP tiruan: Mengingat informasi tentang satu jenis barang yang sebelumnya dilihat di TKP tiruan dapat mengakibatkan terjadinya RIF untuk barang serupa di TKP yang sama.[24]
Ciri-ciri kepribadian orang lain: Mengingat beberapa ciri kepribadian untuk orang tertentu telah menyebabkan RIF untuk ciri-ciri lain dari orang yang sama.[25]
Modifikasi pada tahap latihan mengingat
Meskipun paradigma tipikal mencakup latihan mengingat kata-kata yang dipelajari sebelumnya, beberapa penelitian telah menunjukkan adanya fenomena RIF bahkan ketika peserta diminta untuk mengingat sesuatu yang lain. Misalnya, fenomena RIF telah terjadi bahkan ketika peserta menghasilkan item baru yang belum dipelajari dari kategori yang dipelajari sebelumnya dalam apa yang disebut "latihan mengingat dari daftar ekstra".[14][26] Dalam metode yang disebut "latihan mengingat yang tidak mungkin", fenomena RIF juga telah ditemukan ketika peserta diminta untuk membuat kata untuk suatu kategori, meskipun kata tersebut sebenarnya tidak ada.[26][27] RIF juga masih ditemukan pada tes akhir dalam kasus di mana aktivitas untuk mengingat ingatan sebelumnya tidak berhasil dilakukan, seperti di mana setelah mempelajari beberapa buah, seorang peserta diminta untuk menghasilkan kata yang diberi isyarat yang menyerupai Buah–wu.[26] Beberapa penelitian juga meneliti efek pada RIF ketika peserta, alih-alih diminta untuk melakukan latihan mengingat memori, mereka diberikan uji coba studi tambahan yang membuat mereka mempelajari kembali materi daripada mengingat informasi sebelumnya. Dalam kasus ini, peserta tidak menunjukkan efek RIF apa pun.[10]
Studi RIF pada populasi khusus
Karena RIF adalah efek yang terkait dengan aksesibilitas informasi, peneliti telah mempelajari apakah efek itu ada pada populasi yang memiliki gangguan tertentu yang berkaitan dengan memori. Dalam sebuah penelitian yang meneliti siswa yang didiagnosis mengidap ADHD, tingkat efek RIF sangat tinggi dibandingkan dengan populasi kontrol, meski hal itu dapat tergantung pada jenis tes akhir yang digunakan. Saat menggunakan uji isyarat kategori, tidak ada perbedaan tingkat RIF antara siswa yang mengidap ADHD dengan populasi kontrol. Namun, ketika tes isyarat-menambahkan-kategori-dasar digunakan, peserta dengan ADHD, rata-rata menunjukkan efek RIF lebih sedikit daripada populasi kontrol.[28] Pasien dengan depresi tidak menunjukkan efek RIF dibandingkan dengan populasi kontrol saat menggunakan tes isyarat-menambahkan-kategori-dasar.[29] Pasien dengan skizofrenia menunjukkan efek RIF yang sebanding dengan populasi kontrol ketika tes kategori-isyarat digunakan, tetapi terdapat pengurangan efek RIF ketika menggunakan tes pengenalan.[29]
RIF yang dibagikan secara sosial
Para peneliti juga meneliti efek kelompok ketika mempelajari atau mengingat informasi. Ketika kelompok individu mengalami suatu peristiwa bersama-sama, dan kemudian bersama-sama mengingat peristiwa tersebut, maka tercipta suatu kondisi yang dapat meningkatkan keberadaan fenomena RIF. Ingatan selektif dalam percakapan dapat mendorong baik pembicara maupun pendengar untuk melupakan sesuatu yang tidak disebutkan, tetapi terkait dengan yang disebutkan. Ingatan dari sesuatu yang tidak disebutkan tapi terkait (Rp-) dapat menuju ke tingkat yang lebih besar daripada sebelumnya, tetapi tidak terkait dengan ingatan yang disebutkan (NRp). Efek ini disebut RIF yang dibagikan secara sosial atau dalam bahasa Inggris disebut socially-shared RIF (SSRIF),[30][31] dan efek ini bahkan dapat terjadi dengan flashbulb memories, yang mana itu merupakan ingatan tentang keadaan di mana seseorang belajar tentang peristiwa-peristiwa yang sifatnya konsekuensial. Salah satu contoh fenomena ini adalah ketika orang Amerika mempengaruhi ingatan sesama mereka perihal Serangan 11 September dengan berkomunikasi satu sama lain perihal ingatan akan peristiwa ini. Lebih khusus lagi, mengingat himpunan bagian detail tentang peristiwa tersebut menyebabkan efek RIF untuk informasi penting terkait lainnya tentang acara tersebut. Yang penting, hanya dengan mendengarkan seseorang yang mengingat ingatannya pada 11 September menghasilkan efek kelupaan yang diinduksi dalam ingatannya sendiri.[32]
Sebagai catatan, fenomena khusus SSRIF ini sering dikaitkan dengan bagaimana komunitas individu membentuk ingatan kolektif pada masa lalu dengan mengambil informasi secara selektif dalam interaksi percakapan.[33]
Penjelasan teoretis
Interferensi
Banyak contoh kelupaan sering dianggap sebagai gangguan dari aksesibilitas yang lebih tinggi dari informasi terkait hal lain dalam memori. Para peneliti menjelaskan bagaimana interferensi dapat menjelaskan RIF dalam beberapa cara. Misalnya, teori pemblokiran menunjukkan bahwa karena kata-kata yang dilatihkan lebih mudah diingat saat ujian, kata-kata itu dapat menempati "saluran respons" dalam ingatan dan secara efektif mencegah seseorang untuk memunculkan kata-kata terkait yang tidak dilatihkan dalam memori untuk diingat. Kata-kata yang tidak dilatihkan dan juga tidak terkait akan kurang terpengaruh oleh efek pemblokiran ini karena mengingat kata-kata yang dilatihkan tidak akan memblokir item dari kategori yang berbeda.[5][34] Teori lain seperti difusi sumber daya dan pengurangan respons mirip dengan teori pemblokiran. Teori-teori ini menggambarkan proses mengingat sebagai satu set terbatas dalam hal sumber daya sehingga tidak dapat didistribusikan dengan cukup memadai untuk item terkait yang tidak dipraktikkan di tes.[5]
Model interferensi lain juga diusulkan dan memiliki kelebihan akurasi untuk mendefinisikan gagasan tentang kekuatan item dalam memori melalui pemisahan kekuatan item itu sendiri dan informasi kontekstual yang terkait dengannya.[35] Model tersebut dapat menjelaskan mengapa metode penguatan tertentu dapat memprediksi efek RIF dan yang lainnya tidak.[36]
Hambatan
Secara umum, teori hambatan mengasumsikan adanya serangkaian proses yang memungkinkan penekanan memori.[37][38] Inti dari sebab hambatan RIF adalah bahwa akses ke item terkait yang tidak dilatihkan secara aktif ditekan oleh proses penghambatan selama latihan mengingat. Misalnya, ketika peserta melakukan latihan mengingat, isyarat kategori dapat mengaktifkan banyak item terkait. Kata-kata terkait yang tidak dilatihkan, menjadi dapat diakses dan berfungsi sebagai pengganggu dalam memutuskan respons yang sesuai, meski kata-kata itu tidak tepat. Untuk mengatasi permasalahan ini, proses penghambatan ikut terlibat untuk menekan aksesibilitas ke item tersebut. Selanjutnya, penekanan ini memfasilitasi ingatan item yang sesuai dan mencegah untuk mengingat item yang tidak sesuai konteks. Item dari kategori yang tidak terkait, yaitu item yang tidak dilatihkan dan tidak terkait, kurang dianggap sebagai masalah selama latihan mengingat dan dengan demikian, penghambatan akan lebih sedikit diperlukan. Pada tes akhir, konsekuensi dari penekanan tetap ada dan item yang menjadi masalah sebelumnya telah dihambat dan kemudian menjadi lebih sulit untuk diingat.[19][39][40]
Pengurangan aksesibilitas ini konsisten dengan definisi hambatan yang diusulkan oleh Robert A. Bjork: bahwa hambatan adalah bentuk penekan langsung yang bersifat aktif dan berfungsi untuk mengurangi akses ke satu respons atau beberapa respons untuk beberapa tujuan adaptasi.[6][39]
Penghambatan memori yang mengacu pada RIF kadang-kadang disamakan dengan proses penghambatan yang terkait dengan kontrol motorik, seperti pada kasus penghambatan kontrol motorik pada pemain bisbol dalam menghentikan ayunan mereka ketika mereka berusaha mengantisipasi bola agar tidak mengenai dirinya.[40] Demikian pula, ketika respons dominan dalam memori tidak tepat, proses penghambatan harus dilibatkan untuk menekan sementara respons tersebut sehingga respons yang lebih tepat dapat diambil.[40]
Sebab lain
Strategi individu dalam mengingat juga dianggap sebagai salah satu cara RIF mungkin terjadi, dalam praktik mengingat mungkin tidak konsisten dengan cara peserta mengingat item yang dipelajari dari kategori tersebut. Jika latihan mengingat mengganggu strategi memori peserta, hal itu dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengingat item tertentu pada tes akhir.[41] Jika peserta bersiap untuk mengingat item selama latihan berdasarkan beberapa strategi, urutan penyajian tertentu dapat mengganggu strategi tersebut sedangkan yang lain mungkin tidak. Misalnya, ketika peserta berlatih item dalam urutan yang sama seperti yang disajikan selama studi, efek RIF akan menjadi lebih rendah dibandingkan ketika presentasi acak selama latihan mengingat. Hasil ini sama bahkan ketika peserta secara eksplisit diinstruksikan untuk mengingat urutan item yang disajikan selama pembelajaran.[42][43]