Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
Tambahkan pranala wiki. Bila dirasa perlu, buatlah pautan ke artikel wiki lainnya dengan cara menambahkan "[[" dan "]]" pada kata yang bersangkutan (lihat WP:LINK untuk keterangan lebih lanjut). Mohon jangan memasang pranala pada kata yang sudah diketahui secara umum oleh para pembaca, seperti profesi, istilah geografi umum, dan perkakas sehari-hari.
Sunting bagian pembuka. Buat atau kembangkan bagian pembuka dari artikel ini.
Kalo adalah kerajinan tangan yang terbuat dari anyaman bambu. Yang berfungsi sebagai alat untuk menyaring, khususnya santan kelapa.
Proses Pembuatan
Tingkat kerapatan anyaman Kalo sangat tinggi. Pembuatannya pun cukup sulit, dan membutuhkan ketelatenan yang cukup tinggi.[1]
Pembuatan kalo dimulai dengan memilih batang bambu atau ruas bambu. Jenis bambu yang dipilih yakni “Bambu Tali” (bambu Apus).
Dalam pemilihan bagian yang digunakan, bagian paling ujung (baik ujung bawah maupun ujung atas) biasanya tidak digunakan, karena kualitasnya yang kurang bagus. Umumnya, tiap ruas bambu bisa menjadi satu sampai dua kalo.
Setelah memilih bambu, langkah selanjutnya yaitu membelah-belah (suwir) bambu tersebut menjadi lembaran-lembaran kecil, sesuai dengan kebutuhan. Lembaran-lembaran kecil tersebut, nantinya digunakan sebagai bahan untuk dianyam
Dari suwiran (lembaran kecil) bambu tersebut, kemudian dianyam menyesuaikan pola dan bentuk yang diinginkan.
Anyaman dibuat setengah jadi, kemudian anyaman tersebut diberi bingkai.
Bagian finishing, anyaman tersebut dijahit menggunakan tali dari serabut kelapa.
Kerajinan Kalo merupakan alat saring tradisional, yang ilmunya didapatkan secara turun-temurun dari nenek moyang. Sampai saat ini, hanya masyarakat desa yang masih produktif dalam melestarikan kerajinan tersebut.
Kondisi zaman sekarang, lebih miris lagi dengan sedikitnya para regenerasi dari para pengrajin. Ditambah lagi dengan adanya pabrik yang memproduksi barang dengan bahan plastik, yang lebih praktis, dan mudah didapatkan.