Latrosinium sering disebut sebagai Konsili Penyamun.[1]Paus Leo I (440-461) menyebut Konsili Efesus sebagai Konsili Penyamun karena Konsili itu dilakukan dengan menggunakan kekerasan dan tidak menggunakan prosedur yang jelas, sehingga hak Paus untuk mengadili dirampas.[2] Nama ini diberikan kepada Konsili yang diadakan di Efesus pada tahun 449.[1] Kaisar Theodosius II adalah orang yang memerintahkan diadakannya Konsili ini.[1] Konsili ini bertujuan untuk menyelesikan pertikaian yang terjadi akibat adanya pengutukan atas Eutykhes dalam Sinode Konstatinopel November 448.[1] Konsili ini dipimpin oleh Dioskorus, uskup Alexandria, ia adalah salah satu orang yang membela ajaran Eutykhes.[1] Uskup yang menghadiri Konsili ini berjumlah 130 orang, mereka semua berada dalam tekanan karena tidak mempunyai kebebasan untuk bersuara.[1] Ia berjuang keras demi Eutykhes dengan cara membawa sejumlah biarawan bersenjata untuk mengintimidasi konsili agar kedudukan Eutykhes dipulihkan kembali.[1] Perkara Eutykhes sempat dimenangkan, tetapi Santo Leo Agung segera mengadakan Konsili di Roma pada tahun yang sama untuk mencegahnya.[3] Konsili ini kemudian dianggap tidak sah oleh gereja.[1]
Referensi
^ abcdefghF.D.Wellem. 2006. Kamus Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm 257.
^Gerald 'O Collins, Edward G. Farrugia. 1996. Kamus Teologi. Yogyakarta:Kanisius. Hlm 155.