Lerak (terutama Sapindus rarak, dapat pula S. mukorossi) atau dikenal juga sebagai rerek atau lamuran adalah tumbuhan yang dikenal karena kegunaan bijinya yang dipakai sebagai detergen tradisional. Batik biasanya dianjurkan untuk dicuci dengan lerak karena dianggap sebagai bahan pencuci paling sesuai untuk menjaga kualitasnya (warna batik).
Ciri-ciri batang, daun, dan bunga/buah
Tumbuhan lerak berbentuk pohon dan rata-rata memiliki tinggi 10 m walaupun bisa mencapai 42 m dengan diameter 1 m,[2] karena itu pohon lerak besar dengan kualitas kayu yang setara kayu jati banyak ditebang karena memiliki nilai ekonomis. Bentuk daunnya bulat-telur berujung runcing, bertepi rata, bertangkai pendek, dan berwarna hijau. Biji terbungkus kulit cukup keras bulat seperti kelereng, kalau sudah masak warnanya cokelat kehitaman, permukaan buah licin, dan mengilat.[2]
Manfaat
Biji lerak mengandung saponin, suatu alkaloid beracun, saponin inilah yang menghasilkan busa dan berfungsi sebagai bahan pencuci, dan dapat pula dimanfaatkan sebagai pembersih berbagai peralatan dapur, pakaian sehari-hari, kain batik, lantai, bahkan memandikan dan membersihkan binatang peliharaan.[2]
Kandungan racun biji lerak juga berpotensi sebagai insektisida.
Ekstrak metanol buah lerak, ekstrak air buah lerak, serta campuran ekstrak sirih hutan dan ekstrak lerak berpotensi digunakan sebagai salah satu alternatif pengendalian hama kubis Crocidolomia pavonana.
[3]
Selain itu, pencampuran ekstrak metanol buah lerak dengan ekstrak etil asetat daun kacang babi juga berpotensi dalam mengendalikan hama yang sama.
[4]
Penambahan ekstrak buah lerak juga memberikan pengaruh nyata sebagai pelindung Ultraviolet bagi SlNPV untuk mengendalikan hama Spodoptera litura.
[5]
Kulit buah lerak dapat digunakan untuk mengurangi jerawat pada wajah dan kudis. Buah lerak relatif mudah didapatkan di pasar-pasar tradisional. Saat ini di pasaran telah juga tersedia produk lerak cair dalam kemasan yang lebih praktis sehingga bisa langsung dipakai.
Catatan kaki