Liang Na atau Permaisuri Sun Lie (Hanzi: 順烈 皇后) merupakan seorang permaisuri Dinasti Han. Gelar "Permaisuri Sun Lie", berarti "Permaisuri yang baik dan sukses",
Suaminya adalah Liu Bao, Kaisar Shun. Ia kemudian bekerja sebagai pemangku raja untuk anak tirinya, Kaisar Chong, dan dua kaisar berikutnya dari garis agunan, Kaisar Zhi dan Kaisar Huan.
Sebagai ibu suri dan pemangku raja, ia kelihatan cerdas dan jujur namun terlalu mempercayai saudaranya yang korup Liang Ji. Tabiat autokratis Liang Ji akhirnya menimbulkan sebuah kudeta dari Kaisar Huan. Kudeta yang terjadi setelah kematian Ibu Suri Liang inilah yang menyebabkan hancurnya Klan Liang.
Latar belakang keluarga dan pernikahan dengan Kaisar Shun
Liang Na dilahirkan pada tahun 116, ayahandanya adalah Liang Shang (梁商)—seorang pejabat yang jujur yang juga menjabat sebagai Markis di Chengshi, cucu laki-laki dari saudara Selir Liang, ibunda Kaisar He. Liang Na konon pintar menjahit dan membuat kerajinan tangan, ia juga pintar di dalam sejarah dan Klasik Confusius dimasa mudanya.
Pada tahun 128 ketika ia berusia 12 tahun, ia dan bibinya terpilih sebagai selir kerajaan Kaisar Shun. (Kaisar Shun berusia 13 tahun.) Ia merupakan selir kesayangan namun ia kerap menolak untuk tidur dengan kaisar dengan alasan bahwa seorang kaisar harus adil dan memberikan kesempatan kepada selir-selir lainnya. Kaisar Shun sangat mengaguminya. Pada tahun 131, ketika ia sedang mempersiapkan pengangkatan permaisuri, ia awalnya ingin memohon kepada para dewa untuk membimbingnya dan menarik undian dari empat wanita kesayangannya, tetapi setelah para pejabat menyampaikan keberatan mereka di dalam membuat undian, ia berpendapat bahwa Selir Liang adalah wanita yang paling berbudi luhur, sehingga ia memutuskan untuk menjadikannya permaisuri pada awal tahun 132.
Sebagai permaisuri
Sebagai permaisuri, Permaisuri Liang tidak ikut campur secara langsung di dalam administrasi suaminya. Namun Kaisar Shun menjadi sangat mempercayai kerabat-kerabatnya, dan ayahandanya, Liang Shang dengan cepat naik pangkat beberapa kali dan akhirnya menjadi Marsekal Tinggi (大將軍). Liang Shang adalah seorang pria yang jujur dan berbudi luhur meskipun ia kurang cakap. Namun ia mempercayai beberapa pejabat yang cakap dan jujur, dan selama ia bekerja, politik menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya. Akhirnya saudara-saudara Permaisuri Liang, Liang Ji dan Liang Buyi (梁不疑) juga menjadi pejabat-pejabat penting.
Pada tahun 141, Liang Shang meninggal dan Kaisar Shun memberikan posisinya kepada Liang Ji. Liang Ji tahun demi tahun membasmi semua perbedaan pendapat dan memposisikan dirinya sebagai penguasa yang paling kuat di dalam pemerintahan kekaisaran.
Selama masa pemerintahan suaminya, Permaisuri Liang selalu menjadi wanita kesayangan Kaisar Shun namun ia tidak memiliki keturunan. Kaisar Shun diketahui hanya memiliki seorang putra—Liu Bing (劉炳), yang lahir dari Selir Yu pada tahun 143. Pada tahun 144, ketika Kaisar Shun jatuh sakit ia mengangkat putranya sebagai Putra mahkota. Ia meninggal empat bulan kemudian dan Putra mahkota Bing naik takhta sebagai Kaisar Chong. Permaisuri Liang yang sekarang menjadi janda bekerja sebagai pemangku takhta raja.
Sebagai pemangku raja Kaisar-kaisar Chong dan Zhi
Ibu suri Liang tampaknya rajin di dalam pemerintahan dan ia mempercayai beberapa pejabat penting dengan integritas untuk memberinya nasihat atas urusan penting. Namun ia juga sangat percaya dengan saudaranya Liang Ji, dan Liang menggunakan posisinya untuk menguatkan kekuasaannya. Namun ia berani menentang pendapatnya beberapa kali, misalnya, melindungi pejabat yang jujur, Li Gu (李固) dengan menentang permintaan Liang Ji untuk mengeksekusi Li pada tahun 145.
Pada tahun 145, Kaisar Chong yang masih muda meninggal, Ibu suri Liang secara terang-terangan mengumumkan berita kematiannya kepada rakyat. Ia memanggil sepupu ketiga mendiang kaisar Liu Suan (劉蒜), Pangeran Qinghe, dan Liu Zuan (劉纘), putra Liu Hong (劉鴻) Pangeran Bohai, ke ibu kota Luoyang, untuk diperiksa sebagai ahli waris yang menjanjikan. Pangeran Suan kemungkinan sudah dewasa, ia digambarkan sebagai orang yang serius dan sebagian besar pejabat penting suka padanya. Namun Liang Ji menginginkan seorang kaisar muda yang dapat dikendalikan, sehingga ia meyakinkan Ibu suri Liang untuk menjadikan Liu Zuan yang berusia tujuh tahun sebagai kaisar (sebagai Kaisar Zhi). Ibu suri Liang melanjutkan jabatannya sebagai pemangku raja.
Pada tahun 146, setelah Kaisar Zhi menunjukkan signal bahwa ia telah mengetahui sepak terjang Liang Ji dan mulai menghina Liang Ji dengan blak-blakan memanggilnya "jenderal congkak," Liang Ji meracuninya tanpa sepengetahuan Ibu suri Liang. Para pejabat penting sekali lagi mengajukan Pangeran Suan sebagai ahli waris, tetapi Liang Ji sekali lagi menentang gagasan tersebut, dan sebaliknya mendesak Ibu suri Liang untuk menjadikan Liu Zhi (劉志) yang berusia empat belas tahun, Markis Liwu, yang dijodohkan oleh Ibu suri Liang dan saudari Liang Ji Permaisuri Liang Nüying, kaisar (sebagai Kaisar Huan). Ibu suri Liang melanjutkan kerjanya sebagai pemangku raja.
Sebagai pemangku raja untuk Kaisar Huan
Bekerja sebagai pemangku raja untuk Kaisar Huan, Ibu suri Liang melanjutkan kebijakannya seperti sebelumnya, tetapi Liang Ji menjadi lebih berkuasa dan akhirnya dapat mendorong Li Gu keluar dari pemerintah pada tahun 146 setelah Li Gu terang-terangan menentang aksesi Kaisar Huan.
Pada tahun 147, Kaisar Huan menikahi saudari Ibu suri Liang, Liang Nüying dan mengangkatnya sebagai permaisuri. Kemudian pada tahun itu, Liang Ji memfitnah Li Gu dan Pangeran Suan berkomplot untuk memberontak. Pangeran Suan diturunkan jabatannya sebagai Markis Weishi, dan kemudian ia bunuh diri. Li, dan beberapa pejabat penting yang menentang Liang Ji, Du Qiao (杜喬), dieksekusi.
Pada tahun 150, Ibu suri Liang mengumumkan bahwa ia akan mengundurkan diri sebagai pemangku raja dan mengembalikan kekuasaan kekaisaran kepada Kaisar Huan. Ia meninggal kemudian pada tahun itu dan dimakamkan bersama suaminya Kaisar Shun. Namun Liang Ji tetap menguasai pemerintahan dan sekarang tanpa saudarinya ia menjadi lebih korup dan sadis. Hal ini akhirnya menimbulkan reaksi dari Kaisar Huan yang berkomplot dengan beberapa kasim untuk menggulingkan Liang Ji di dalam sebuah kudeta pada tahun 159. Marga Liang seluruhnya dibasmi.