Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Luís Vaz de Torres

Luís Vaz de Torres (bahasa Galicia atau bahasa Portugis), juga Luis Váez de Torres dalam ejaan Spanyol, (lahir kira-kira pada tahun 1565; dan wafat pada tahun 1607) adalah penjelajah samudera yang mengabdikan dirinya bagi Spanyol, diketahui melalui navigasi tertulis pertama selat yang memisahkan benua Australia dari Pulau Papua, yang menggunakan namanya, (Selat Torres).

Permulaan kehidupan

Tiada yang diketahui tentang asal usul Torres.[1] Tahun dan tempat kelahirannya tidak diketahui; diduga usia 30-an tahun atau 40-an tahun ia alami pada tahun 1606, tahun kelahirannya diduga sekitar tahun 1565.

Sejak abad ke-19, Torres dinyatakan oleh sejarawan Portugis dan beberapa sejarawan Inggris sebagai orang Portugis, tanpa memberikan bukti selain daripada namanya; yang juga merupakan bahasa Galicia.[2][3][4] Tetapi, semua tulisannya, yang menghubungkannya dengan pengabdian kepada Spanyol, berbahasa Spanyol dan tidak ada catatan yang menyatakannya sebagai orang Portugis; catatan yang amat sama yang begitu jelas menuliskan perkataan yang dibuat oleh anggota kru bahtera, selama penjelajahan panjang, tentang petugas komando penjelajahan yang berasal dari Portugal, de Queirós. Torres dicatat pernah dijuluki "Breton" selama penjelajahannya, yang menunjukkan asal mulanya dari provinsi timur laut Spanyol, Galisia.[5][6][7]

Torres, pada beberapa hal, memasuki tugas pengabdian bagi Spanyol dan menemukan jalannya atas kepemilikan Amerika Selatan. Pada penghujung tahun 1605 dia mulai memasuki catatan sejarah sebagai calon komandan bahtera kedua dalam penjelajahan menuju Pasifik yang diajukan oleh navigator kelahiran Portugis, Pedro Fernandes de Queirós, untuk mencari Terra Australis.

Penjelajahan Queirós

Pedro Fernandes de Queirós ialah seorang navigator kelahiran Portugis yang mengomandoi rombongan tiga bahtera Spanyol, San Pedro y San Pablo (150 ton), San Pedro (120 ton), dan tender (patache) Los Tres Reyes. Tiga bahtera ini meninggalkan Callao di Peru Spanyol, pada 21 Desember 1605, dengan Torres di bawah komando "San Pedro." Pada bulan Mei 1606 mereka berjaya mencapai pulau-pulau yang dinamai oleh Queirós sebagai La Austrialia (sic)[8] del Espiritu Santo (kini Vanuatu); Austrialia merupakan pujian bagi Rumah Austria, yang dimiliki Raja Spanyol.[9]

Setelah enam pekan bahtera-bahtera yang dikomandoi Queirós melaut kembali untuk menjelajahi pesisir itu. Pada malam tanggal 11 Juni 1606 Queirós di dalam San Pedro y San Pablo menjadi terpisah dari bahtera-bahtera lain karena cuaca buruk dan tidak mampu (atau apa yang terkemudian dia katakan) kembali melabuhkan jangkarnya di Espiritu Santo. Dia kemudian berlayar ke Acapulco di Meksiko, dia tiba pada bulan November 1606. Dalam catatan Prado, yang merupakan kritik tajam bagi Queirós, pengelakan dan kepemimpinan yang buruk adalah penyebab absennya Queirós.[10] Torres tetap saja membisu selain daripada menulis “kondisi begitu berbeda dari apa yang dialami Kapten Queirós.” [11][12]

Torres memegang komando

Torres tetap berada di Espritu Santo selama 15 hari sebelum membuka pesan bersegel yang diberikan kepadanya oleh Raja Muda Peru. Pesan itu berisi perintah tentang hal-hal yang harus dilakukan apabila rombongan bahtera menjadi saling terpisah dan tentang siapa orang yang akan mengambil alih komando apabila rombongan kehilangan Queirós. Pesan itu tampaknya memunculkan nama Prado sebagai pengganti Queirós, karena dia merupakan capitan-entretenido (asisten kapten) selama perjalanan.[13] Tetapi, terdapat bukti kuat yang menunjukkan bahwa Torres masih memegang komando, termasuk catatan yang ditulis oleh Prado sendiri.[14][15]

Pantai selatan Pulau Papua dan Selat Torres

Pada tanggal 26 Juni 1606 San Pedro dan Los Tres Reyes di bawah komando Torres berlayar ke Manila. Angin yang berlawanan arah menghambat rombongan bahtera mengambil rute terdekat sepanjang pesisir utara Pulau Papua. Catatan Prado menyatakan bahwa mereka melihat daratan pada tanggal 14 Juli 1606, yang barangkali Pulau Tagula di Kepulauan Louisiade, di tenggara Pulau Papua. Perjalanan berlanjut hingga dua bulan berikutnya di sepanjang pesisir tenggara, dan sejumlah pendaratan dilakukan untuk menambah cadangan air dan makanan orang-orang di bahtera. Penjelajahan ini berhasil menemukan Teluk Milne termasuk Pulau Basilaki yang mereka namai dengan Tierra de San Buenaventura, mengambilalih kepemilikan pulau itu untuk Spanyol pada bulan Juli 1606.[11] Kejadian ini menggiring Spanyol berhubungan lebih dekat bahkan disertai tindak kekerasan dengan penduduk asli pulau ini. Prado dan Torres masing-masing mencatat penangkapan dua puluh orang, termasuk seorang perempuan hamil yang kemudian melahirkan pada beberapa pekan berikutnya.[10] Dari kepulauan ini, Torres melayari sepanjang pesisir selatan Pulau Papua dan tiba di Teluk Orangerie, yang dia namai dengan Bahía de San Lorenzo sebab dia mendarati pulau ini pada tanggal 10 Agustus, sebagai perayaan Santo Laurensius atau San Lorenzo. Rombongan kemudian berlayar ke Teluk Papua, menyelidiki dan memetakan garis pantai. Prado melukis sejumlah sketsa peta pelabuhan di Teluk Papua, beberapa di antaranya masih terpelihara.[16]

Selama beberapa tahun dipercaya bahwa Torres mengambil rute yang berhampiran dengan pesisir Pulau Papua untuk mengarungi selat sejauh 150 kilometer yang kini mengabadikan namanya, tetapi pada tahun 1980 seorang pelaut besar Queensland, Kapten Brett Hilder memeragakan bahwa kelihatannya lebih masuk akal jika Torres mengambil rute yang lebih selatan melalui terusan yang kini disebut Selat Endeavour, pada tanggal 2–3 Oktober 1606.[17] Menurut penulis Australia, George Collingridge, Torres "telah menemukan Australia tanpa menyadari fakta ini."[18] Dari tempat ini, dia melihat Tanjung York, titik paling utara Australia. Terlepas dari benar atau tidaknya, Torres tidak pernah mengaku bahwa dia melihat benua selatan (Australia). "Di sini terdapat pulau-pulau yang sangat luas, lebih-lebih lagi di selatannya" demikian dia tulis.[11]

Torres menelusuri pesisir Pulau Papua, dan mengambil alih kepemilikan pulau ini atas nama Raja Spanyol pada tanggal 18 Oktober 1606. Pada tanggal 27 Oktober dia berhasil mencapai titik terbarat Pulau Papua dan kemudian meneruskan perjalanannya ke utara Pulau Seram dan Pulau Misool menuju Laut Halmahera. Pada permulaan bulan Januari 1607 dia berhasil mencapai Pulau Ternate, bagian dari Kepulauan Maluku. Dia berangkat pada tanggal 1 Mei menuju Manila, dan tiba di sana pada tanggal 22 Mei. Penjelajahan membuktikan bahwa Pulau Papua bukanlah bagian benua yang dicari-cari.

Hasil penjelajahan

Torres berniat secara pribadi menyerahkan tawanannya, senjata rampasan, dan riwayat perincian penjelajahan kepada raja sekembalinya dia ke Spanyol. Riwayat pendek yang dia tulis tentang penjelajahan menunjukkan hal ini.[11] Tetapi, tampaknya tidak ada minat di Manila baginya untuk mempersiapkan perjalanan kepulangannya ke Spanyol, dan dia mengatakan bahwa bahtera-bahteranya dan orang-orangnya diperlukan secara lokal untuk melayani raja.[19]

Pada tanggal 1 Juni 1607, dua bahtera tiba di Manila dari Amerika Selatan, salah satunya pernah dikomandoi Queirós, San Pedro y San Pablo, kini namanya diganti, tetapi masih mengikutsertakan beberapa kru lamanya. Mengetahui bahwa Queirós masih hidup, Torres segera menulis laporan penjelajahannya kepada Queirós. Meskipun riwayat catatan itu tidak lagi terpelihara, Queirós sendiri merujuknya dalam beberapa dari banyak memoarnya kepada raja, mengagitasi penjelajahan lainnya.

Torres, kru-nya, dan tawanannya menghilang dari catatan sejarah pada titik ini, dan nasib mereka berikutnya tidaklah diketahui. Prado kembali ke Spanyol, mungkin membawa salah seorang Papua yang menjadi tawanannya.[20] Sebagian besar dokumen temuan Torres tidaklah diterbitkan, tetapi ketika mencapai Spanyol, terbundel dalam arsip-arsip Spanyol, termasuk riwayat yang ditulis Prado secara panjang-lebar dan sketsa peta yang menyertainya.

Di antara tahun 1762 dan 1765, riwayat tertulis penjelajahan Torres dilihat oleh Hidrografer Angkatan Laut Britania Raya, Alexander Dalrymple. Dalrymple memberikan sketsa peta yang menyertakan perjalanan Queirós - Torres kepada Joseph Banks, yang tidak diragukan menyampaikan keterangan ini kepada James Cook.[21][22]

Periwayatan penjelajahan

Terdapat sejumlah dokumen terpelihara yang menggambarkan penjelajahan Queirós – Torres. Di antara yang paling penting adalah

  • Beberapa memoar Queirós yang diserahkan kepada Raja Felipe III tentang perjalanan dan penjelajahan berikutnya,[23]
  • Catatan ringkas Torres kepada raja (ditulis pada bulan Juli 1607),[11]
  • Narasi Prado, Relacion Sumaria (pertama ditulis pada tahun 1608) dan 4 sketsa peta Pulau Papua [24]
  • Memoar Juan Luis Arias de Loyola kepada Raja Felipe IV (ditulis kira-kira pada tahun 1630 dan didasarkan perbincangan antara Queirós dan Loyola) [25]

1617 mungkin menjadi tahun pertama penerjemahan pertama bahasa Inggris bagi salah satu memoar Queirós, sebagai Terra Australis Incognita, atau A New Southerne Discoverie atau Temuan Baru di Selatan.[26] Catatan ringkas Queirós tentang perjalanan dan penemuannya diterbitkan dalam bahasa Inggris oleh Samuel Purchas pada tahun 1625 dengan judul Haklvytvs posthumus, atau, Pvrchas his Pilgrimes, jilid iv, hal.  1422-1432. Catatan ini juga muncul berdasarkan sebuah surat dari Queirós kepada Raja pada tahun 1610, yang kedelapan mengenai hal ini.[23]

Catatan

  1. ^ Kamus Biografi Australia dalam jaringan
  2. ^ Alan Villiers, The Coral Sea, Whittlesey House, 1949, hal. 99.: "Komando kedua, atau jabatan petugas bahtera kedua, sebagai pilot Portugis bernama Luis Vaz de Torres".
  3. ^ William A. R. Richardson, Was Australia charted before 1606? The Java la Grande inscriptions, National Library Australia, 2006, hal. 20. ISBN 0-642-27642-0, 9780642276421: "Pedro Fernandes de Quirós dan Luis Vaz de Torres, kedua-duanya orang Portugis dalam komando rombongan Spanyol..."
  4. ^ Kenneth Gordon McIntyre, Rahasia penemuan Australia: spekulasi Portugis 250 tahun sebelum Captain Cook, Pan Books, 1987, hal. 181. ISBN 0-330-27101-6, 9780330271011:"Dalam penjelajahan Spanyol ini ke Lautan di Selatan, penjelajah Portugis, Pedro Fernandes de Queiros dan Luis Vaz de Torres memainkan peran terdepan. ..." - Ditemukan dalam hasil-hasil pencarian.
  5. ^ Estensen, M. (2006) Terra Australis Incognita: Penaklukan Spanyol atas Pulau Besar di Selatan yang misterius, hal. 115. Allen & Unwin, Australia. ISBN 978 174175 0546. Estensen mengaku bahwa Don Diego de Prado y Tovar, seorang ningrat Spanyol yang menemani Torres, menyebutnya dalam risalahnya sebagai "Breton" - Estensen mengemukakan bahwa ini digunakan untuk merujuk orang Galisia pada masa itu, sehingga, Torres hampir pasti berasal dari Galisia. (Nama Latin "Galisia" berasal dari orang Iberia barat laut ketika ia ditaklukkan oleh orang Romawi - bahasa keltiknya adalah Gallaeci.)
  6. ^ 'Penjelajahan Torres: penemuan pesisir selatan Pulau Papua dan Selat Torres oleh Kapten Luis Vaez de Torres pada tahun 1606' Brett Hilder, University of Queensland Press, 1980, ISBN 0-7022-1275-X
  7. ^ 'Sejarah Spanyol dari permulaan hingga kini' karya Rafael Altamira ; dialihbahasakan oleh Muna Lee, 1966

    "Zona-zona Keltik yang menakjubkan, tetapi, berlanjut sebagai Galisia dan Portugal."

  8. ^ Bukan, bukan sebuah salah cetak! Lihatlah riwayat penjelajahan yang mengisahkan, misalnya Estensen, M (2006)
  9. ^ Hilder, B.(1980) Penjelajahan Torres. hal. 17. University of Queensland Press, St. Lucia. ISBN 07022 1275x
  10. ^ a b "Catatan Prado dapat dibaca secara daring". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-01-22. Diakses tanggal 2011-08-08. 
  11. ^ a b c d e Terjemahan laporan Torres kepada raja di Collingridge, G. (1895) Penemuan Australia hal. 229-237. Golden Press Edition 1983, Gradesville, NSW. ISBN 0 855589566
  12. ^ Brett Hilder menyatakan bahwa ada “paling sedikit satu lusin (surat dalam arsip berbahasa Spanyol) dari beberapa petugas yang mencela Queirós (sebagai) pemimpin yang tidak kompeten.” Hilder, B. (1980) p.175
  13. ^ Klaim yang menyatakan bahwa dia mengambil alih komando, dibuat oleh Prado sendiri, dinyatakan sah oleh beberapa penulis pada dasawarsa 1930-an, termasuk Stevens, H.N. (Ed) New Light on the Discovery of Australia as Revealed by the Journal of Captain Don Diego de Prado y Tovar. Hakluyt Society, London, 1930
  14. ^ Hilder, B. (1980) hal. 17+
  15. ^ Estensen, M. (2006) hal. 186-189
  16. ^ Empat foto sketsa peta berwarna, lihatlah Hilder, B. (1980). Juga lihatlah First Discovery of Australia and New Guinea karya Collingridge, 1905, yang menyertakan salinan tiga sketsa peta milik Collingridge sendiri [1]. Sketsa peta adalah berwarna 5, 6, dan 9. Peta 9 dijuduli secara salah “Peta Moresby Kepulauan di ujung Tenggara Pulau Papua.” Yang sebenarnya didasarkan pada Mappa III milik Prado - yang menunjukkan Teluk Orangerie, Pulau Papua
  17. ^ Hilder, B.(1980) p.89-101
  18. ^ George Collingridge (1905) Penemuan Pertama Australia dan Pulau Papua. [2]
  19. ^ Hilder, B. (1980). hal. 130
  20. ^ Hilder, B (1980) hal. 132-133. Prado menulis surat dari Goa pada bulan Desember 1613, menunjukkan bahwa dia mengambil rute Portugis. Kemudian kadang-kadang dia digambarkan sebagai “seorang rahib bapa kita, Santo Basilus, Kebesaran Madrid.” Estensen, M. (2006) hal. 219
  21. ^ Hilder, B (1980) hal. 31
  22. ^ Estensen, M. (2006) hal. 222
  23. ^ a b Sebuah salinan di Perpustakaan Kongres dapat dibaca secara daring
  24. ^ Empat foto berwarna sketsa peta, lihatlah Hilder, B. (1980). Juga lihatlah Penemuan Pertama Australia, karya Collingridge, 1895, yang menyertakan salinan pribadi Collingridge tiga dari empat peta. [3] Sketsa peta itu berupa peta berwarna 5, 6, dan 9.(Peta 9 dijuduli secara salah “Peta Moresby Kepulauan di ujung tenggara Pulau Papua” . Fakta ini didasarkan pada Mappa III Prado - menunjukkan Teluk Orangerie, Pulau Papua.)
  25. ^ Hilder, B (1980) hal. 175-176
  26. ^ Perpustakaan Negara Bagian Victoria menyertakan salinan ini sebagai salah satu buku terlangka yang dimiliki perpustakaan itu [4] Diarsipkan 2007-09-03 di Wayback Machine.

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya