Mama Hengky atau nama aslinya Hengki Untoro (21 Juli 1948 - 2002) adalah seorang pelawak sekaligus pemain ludruk indonesia. Ia juga bergabung dalam grup lawak, Nusantara Group. Kerap kali dirinya berperan sebagai seorang encim tua, kira-kira berusia 50 tahun. Mengenakan celana dan kebaya Cina, berkacamata. Rambutnya yang telah memutih dikonde. Gerak langkah serta jalannya memberikan kesan tipe hoakiao Shantung. Gaya, logat dan kostumnya menjadi “trade mark” Mama Hengky.[1]
Biografi
Mama Hengky terlahir dengan nama asli Hengki Untoro. Ia lahir di Surabaya pada 21 Juli 1948, dan merupakan anak ke-7 dari 8 bersaudara. Ayah dan ibunya berjualan karung bekas di Jl. Kyai Haji Mansur, Surabaya. Sejak dalam kandungan ia sudah diminta bibinya untuk jadi anak angkat. Bersama Bibi dan Pamannya, Hengky tinggal di daerah Bongkaran, Semut Surabaya. Pamannya bekerja sebagai lurah.
Sejak usia 11 tahun Hengky sudah ikut latihan menari Jawa. Ketika duduk di kelas 8, bibinya meninggal. Hengky merasa kehilangan. Untuk menghibur diri, ia sering ikut rombongan grup Sandiwara bernama “Misri”. Bakatnya di atas panggung kian terasah. Karena terlalu fokus di dunia kesenian, dia tidak semat menamatkan SMA-nya. Meskipun begitu ia sudah berpenghasilan dari dunia kesenian yang ditekuninya.
Ketika Brimob membuat sandiwara ludruk Gema Tri Brata, Hengky bergabung. Ia menjadi pemain wanita. Di awal penampilannya di acara lawak, ia selalu di posisi sebagai pelempar umpan, baru pelawak-pelawak profesional yang menyambut umpannya dan tertawalah penonton.
Pengalamannya selama 5 tahun dalam sandiwara ludruk memberikan banyak pengetahuan dan pengalaman pada dunia lawak. Maka ketika teman-temannya mengajak mendirikan grup lawak Topaz di Surabaya, ia pun menyetujui. Bersama Tohir, Parman, Djoddy dan Boreng ia pun berganti haluan dari Ludruk ke grup lawak.
Tapi sosok Mama Hengky ini hanya ada di atas panggung, di kaset atau di televisi hingga era tahun 1980-an. Namanya mulai popular di layar kaca televisi dengan membawakan lawakan-lawakan dengan gaya berbeda bersama pembawa acara Eddy Sud. Saat itu bukan saja penampilan si encim yang dianggap angin baru di dunia hiburan tanah air, tetapi sisi humornya pun terbilang segar dan memberikan nuansa yang berbeda.
Sebelum menjadi pelawak di televisi, ia sering manggung di RRI Jakarta bersama kelompok lawak Nusantara dengan membawakan lagu dan lawak.[2][3]
Mama Hengky meninggal dunia di usia 54 tahun pada tahun 2002, tak lama setelah merampungkan sinetron Mandragade yang menjadi sinetron terakhirnya.
Filmografi
Film
Serial televisi
- Jali Jali
- Enjot Enjotan
- Kicir Kicir
- Ondel Ondel
- Ngibing
- Serindo Rindo
- Pantun Cinta
- Bulbul Efendi
- Kopi Tubruk
- Es Lilin
Referensi