Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Muhammad As'ad al-Bugisi

Muhammad As'ad
Al-Alimu Al-Allamah[1] As-Syekh[1] Anregurutta Haji
Muhammad As'ad
al-Bugisi
Nama dan Gelar
Semua Gelar
Gelar (Islam)Al-Alimu Al-Allamah[1] As-Syekh[1] Anregurutta Haji
Gelar BangsawanPuang Aji Sa'de
Nama
NamaMuhammad As'ad
Nisbahal-Bugisi
Kelahirannya
Tanggal lahir (H)12
Tanggal lahir (M)6
Bulan lahir (H)Rabiul Akhir
Bulan lahir (M)Mei 1908
Tahun lahir (H)1326
Tahun lahir (M)1908
Tempat lahir-
Negara lahir
(penguasa wilayah)		 Kesultanan Utsmaniyah
Nama ayahSyekh Abdul Rasyid al-Bugisi
Nama ibuSitti
Nama lahirJunaihil Namli
Agama, Identitas, Kebangsaan
Agama: Islam (Muslim)
Etnis (Suku bangsa)
Etnis
(Suku bangsa)		Bugis
Kewarganegaraan
KewarganegaraanIndonesia Indonesia
Panduan Infobox
Tarikh singkat
Keterangan kolom
M Tahun Masehi
H Tahun Hijriah
UM ± Perkiraan umur dalam tahun masehi
UH ± Perkiraan umur dalam tahun hijriah
Catatan Catatan tarikh singkat
Penting Perkiraan umur akan terhitung secara otomatis apabila tahun lahir diisikan !!
M H UM ± UH ± Catatan
1908 1326 0 0 Kelahiran
1924 1343 16 17 Berguru kepada al-Allamah al-Syekh Abbas Abd al-Jabbar
1925 1344 17 18 Berguru kepada Syekh Mallawa
1928 1347 20 21 Pulang ke Wajo
1929 1348 21 22 Arung Matoa Wajo ke-44 meminta nasihat Anre Gurutta H. M. As’ad tentang pembangunan kembali Masjid Jami'
1930 1349 22 23 Selesainya pembangunan Masjid Jami'
1930  ? 22 ? Mendirikan MAI Wajo
1952 1372 44 46 Kewafatan

Al-Alimu Al-allamah[2] As-Syekh[2] AGH. Muhammad As'ad al-Bugisi atau dikenal di tanah Bugis dengan nama Anregurutta, Puang Aji Sade, atau Gurutta Sade. [3] Anregurutta Sade adalah ''al-Muallim al-Awwal'', atau maha guru dari hampir semua ulama Bugis [4] yang paling berpengaruh di abad ke-20. Begitupun dengan pesantren di Sulawesi Selatan yang sejak pertengahan abad ke-20, hampir semuanya memiliki jaringan intelektual serta kiblat yang sama ke AGH. Muhammad As'ad atau madrasah yang beliau dirikan, yaitu al-Madrasah al-Arabiyah al-Islamiyah (disingkat MAI) di kota Sengkang, Kapubaten Wajo, Sulawesi Selatan. MAI ini kemudian berubah nama dan lebih dikenal dengan nama Madrasah As’adiyah yang belakangan menjadi Pesantren As'adiyah.[4] MAI kala itu sebagai Pusat Islam di Sulawesi Selatan dan Sengkang sebagai Ka'batul ilmi.[Wahyuddin Halim, "As’ adiyah Traditions: The Construction and Reproduction of Religious Authority in Contemprary South Sulawesi" (Disertasi, belum terbit, The Australian National University, 2015) dalam Darlis (2017-07-11). "PERAN PESANTREN AS'ADIYAH SENGKANG DALAM MEMBANGUN MODERASI ISLAM DI TANAH BUGIS". Al-Mishbah | Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi. IAIN Palu. 12 (1): 121. doi:10.24239/al-mishbah.vol12.iss1.68. ISSN 2442-2207. 1]

AGH. Muhammad As'ad dilahirkan di Makkah pada tahun 1907 dalam keluarga Bugis yang merantau ke Saudi Arabia sejak akhir abad ke-19[5] Beliau pertama-tama dididik oleh ayahnya sendiri, AGH Abdur Rasyid sebelum mendapatkan pengajaran agama secara tradisional dari para ulama yang membawakan pengajaran di Masjid al-HaramMakkah. Penguasaan ilmu pengetahuan AGH As'ad di bidang agama dipandang sangat mumpuni oleh para murid-murid beliau. Bahkan, baliau telah menghafal Al-Qur'an 30 juz sejak masih berusia beliau, yaitu 14 tahun.[6] Mengaji kepada sejumlah ulama hingga dipercaya menjadi Imam Masjidil Haram Makkah, sebelum ke Wajo.[7] Kota Sengkang yang dikenal kota santri menjadi daerah tujuan para santri seiring kehadiran AGH. Muhammad As'ad.[2] Beliau memberi pengajian halaqah kitab kuning dan membangun madrasah yang kelak menjadi cikal bakal Pesantren As'adiyah.[2] Selain aktif mengajar, beliau juga turun berdakwah di tengah-tengah umat untuk mengajarkan agama sebagai penguatan ketauhidan agar terhindar dari perbuatan syirik.[2] Pergerakan pendidikan dan dakwah AGH. Muhammad As'ad cukup gemilang karena ikhtiar dan semangat masyarakat dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan.[2] Selain itu, juga perhatian dan dukungan penuh dari pihak Kerajaan Wajo.[2] Kharisma keulamaan dan kemasyhuran keilmuannya menjadi pemantik para santri untuk mengaji kitab kuning langsung kepada beliau yang kelak menjadi mata rantai keulamaan Sulawesi Selatan.[7]

Jaringan ulama dan perkembangan pendidikan agama di Sulawesi Selatan, tidak terlepas dari kontribusi Al-allamah as-Syekh Anregurutta Haji Muhammad As'ad melalui Madrasah al-Arabiyyah al-Islamiyah (MAI) yang kemudian berubah nama Pondok Pesantren As'adiyah yang mengabadikan nama beliau.[7] Pondok Pesantren As’adiyah yang eksis Sejak Tahun 1930 telah dikenal diseantero nusantara, memiliki sekitar 500 Cabang dan banyak menelorkan ulama ternama, mesin pencetak para mubaligh dan juga banyak alumninya yang menjadi ilmuwan.[6]

Pada tahun 1999, Presiden Republik Indonesia telah menganugerahkan tanda kehormatan Bintang Mahaputra Naraya kepada AGH. Muhammad As'ad karena jasa-jasanya dalam pengembangan pendidikan dan dakwah di Sulawesi Selatan.[8] Tanda penghormatan itu diterima di Jakarta atas nama beliau oleh putra beliau, Haji Abdul Rahman As’ad.[5]

Kelahiran & Silsilah

Muhammad As'ad lahir di Makkah pada hari senin 12 Rabiul Akhir 1326 H atau 6 Mei 1908 M.[2] Ayahnya bernama Syekh Abdul Rasyid, seorang ulama asal Bugis yang bermukim di Makkah al-Mukarromah.[2] Ibunya bernama St. Saleha binti Haji Abdul Rahman yang bergelar Guru Terru al-Bugisy.[2]

Pendidikan

Dasar pendidikan agama didapatkan langsung dari ayahnya di Makkah.[9] Gurutta As’ad telah menghafal al-Qur’an pada usia 14 tahun dan pada saat itu juga dipercaya menjadi Imam salat tarwih di Masjid al-Haram (Makkah).[10]

Disela-sela kesibukan menimba ilmu secara formal di Madrasah al-Falah, beliau juga banyak berguru secara halaqah (mangaji tudang) di Masjidil Haram bersama ulama-ulama dari berbagai Negara. Di antaranya adalah Umar bin Hamdān, Sa’id al-Yamāni, Hasyīm Nāzirin, Hasan al-Yamāni.[11]

Gurutta As’ad telah mampu menghafal beberapa matan kitab antara lain Sullam al-Manthiq, Manzhûmah Ibn Syahniah, dan al-Nuhbah al-Azhariyah yang dipelajari dari gurunya Syekh Ambo Wellang, seorang ulama bugis yang bermukim di Makkah.[9] Beliau pernah berguru pada tahun 1343 H. (1924 M.), kepada seorang ulama besar al-Allâmah al-Syekh Abbâs Abd al-Jabbâr, dan pada tahun 1344 H. (1925 M.), Gurutta As’ad melanjutkan pelajarannya pada seorang ulama besar yaitu Syekh Mallawa (ulama Bugis).[9]

Pada usia 18 tahun, Gurutta As’ad memperdalam beberapa kitab dan juga memperoleh pengajaran dari Syekh Jamal al-Makkî.[9] Sebelum menyempatkan diri belajar pada seorang ulama besar di Madinah, Gurutta As’ad masih sempat belajar pada seorang ulama besar, Syekh Abrâr untuk mendalami ilmu manthiq.[9] Tidak hanya itu, semangat keilmuan beliau dan kecintaannya terhadap ulama mengantanya hijrah dari Makkah ke Madinah untuk berguru langsung ke salah satu ulama yang otoritatif dalam Hadis, yaitu Sayyid Ahmad al-Syarif al-Sanusi (1873-1933).[12] Sebelum Gurutta pulang ke Indonesia (Sengkang-Wajo), beliau berguru langsung pada seorang ahli hadis, Syekh Ahmad Sanusi (Qadhi Medinah dan Pemimpin Tarekat Sanusiyah), dan sempat menjadi sekretaris pribadi gurunya selama beberapa waktu.[9] Syekh Ahmad Sanusi termasuk ulama senior bermazhab syafiiyyah dan pemimpin tarekat Sanusiyyah.[13] Gurutta As’ad belajar selama 7 tahun dan menamatkan pendidikan formalnya di Madrasah al-Falah (Makkah).[9]

Guru-gurunya

Daftar guru-guru AGH. Muhammad As'ad
No Tahun Lahir Tahun Wafat Umur Wafat (±) Nama Keterangan Rujukan
(Masehi) (Hijriah) (Masehi) (Hijriah) (Masehi) (Hijriah)
1 ? ? ? ? ? ? Syekh Haji Abdul Rasyid al-Bugisi Ayahnya [b 1]
2 ? ? ? ? ? ? Syekh Ambo Wellang Seorang ulama bugis yang bermukim di Mekkah. Dari AGH. Muhammad As'ad mampu menghafal beberapa matan kitab antara lain Sullam al-Manthiq, Manzhûmah Ibn Syahniah, dan al-Nuhbah al-Azhariyah. [b 2]
3 ? ? ? ? ? ? Al-Allamah al-Syekh Abbas Abd al-Jabbar AGH. Muhammad As'ad berguru padanya pada tahun 1343 H (1924 M) [b 2]
4 ? ? ? ? ? ? Syekh Mallawa Seorang ulama besar Bugis; AGH. Muhammad As'ad berguru padanya pada tahun 1344 H (1925 M) [b 2]
5 ? ? ? ? ? ? Syekh Jamal al-Makki Pada usia 18 tahun, AGH. Muhammad As'ad memperdalam beberapa kitab dan juga memperoleh pengajaran dari Syekh Jamal al-Makkî [b 2]
6 ? ? ? ? ? ? Syekh Abrar Sebelum menyempatkan diri belajar pada seorang ulama besar di Madinah, AGH. Muhammad As'ad masih sempat belajar pada seorang ulama besar, Syekh Abrâr untuk mendalami ilmu manthiq. [b 2]
7 1873 ? 1933 ? 60 ? Syekh Ahmad Sanusi Sebelum pulang ke Indonesia (Sengkang-Wajo), beliau berguru langsung pada seorang ahli hadis, Syekh Ahmad Sanusi (Qadhi Medinah dan Pemimpin Tarekat Sanusiyah), dan sempat menjadi sekretaris pribadi gurunya selama beberapa waktu. Syekh Ahmad Sanusi termasuk ulama senior bermazhab syafiiyyah dan pemimpin tarekat Sanusiyyah. [b 2] [b 3] [b 4]
8 ? ? ? ? ? ? Umar bin Hamdan . [b 3]
9 ? ? ? ? ? ? Sa’id al-Yamani [b 3]
10 ? ? ? ? ? ? Hasyīm Nāzirin [b 3]
11 ? ? ? ? ? ? Hasan al-Yamani [b 3]
Keterangan Tabel
Catatan
Catatan Kaki
  1. ^ Gurutta Hamzah Mangguluang, dalam: Arief, Syamsuddin (2007-12-27). "AKTOR PEMBENTUK JARINGAN PESANTREN DI SULAWESI SELATAN 1928-1952". Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 10 (2): 191. doi:10.24252/lp.2007v10n2a5. ISSN 2580-5223. Diakses tanggal 2018-06-08. 
  2. ^ a b c d e f Arief, Syamsuddin (2007-12-27). "AKTOR PEMBENTUK JARINGAN PESANTREN DI SULAWESI SELATAN 1928-1952". Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 10 (2): 191. doi:10.24252/lp.2007v10n2a5. ISSN 2580-5223. Diakses tanggal 2018-06-08. .
  3. ^ a b c d e Daud Ismail 1989, dikutip dalam : Darlis, Darlis (2017-07-11). "PERAN PESANTREN AS'ADIYAH SENGKANG DALAM MEMBANGUN MODERASI ISLAM DI TANAH BUGIS". Al-Mishbah | Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi. IAIN Palu. 12 (1): 111. doi:10.24239/al-mishbah.vol12.iss1.68. ISSN 2442-2207. 
  4. ^ Wahyuddin Halim, Lihat : Darlis, Darlis (2017-07-11). "PERAN PESANTREN AS'ADIYAH SENGKANG DALAM MEMBANGUN MODERASI ISLAM DI TANAH BUGIS". Al-Mishbah | Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi. IAIN Palu. 12 (1): 116. doi:10.24239/al-mishbah.vol12.iss1.68. ISSN 2442-2207. 
Daftar Pustaka


Dakwah, ketokohan & pengaruh

Masjidil Haram

Pada umur yang masih sangat muda beliau sudah mendapat kepercayaan dari ulama Makkah saat itu untuk memimpin salat tarwih di Masjidil Haram, mengimami ratusan ulama senior, di umur 17 tahun.[12] Sebuah penghormatan besar dan pengakuan para ulama akan kedalaman ilmunnya serta keluhuran akhlaknya.[12] Prestasi yang langkah didapatkan oleh ulama nusantara yang bermukim di tanah kelahiran Rasulullah ﷺ.[12] Selain prestasi itu, diumur 17-an juga Anregurutta Sade telah menguasai seluruh cabang ilmu keislaman, seperti Uṣhul Fiqhi, Fiqhi, Ulumul Qurān, Tafsir, Bahasa Arab dan Ilmu hadis dan Hadits.[12]

Pada 1920-an, setelah orang Bugis berbondong-bondong ke tanah haram untuk menunaikan ibadah haji sekaligus menuntut ilmu, terjalinlah komunikasi antara AGH. Muhammad As'ad dengan sejumlah masyarakat dari tanah Bugis, Wajo.[14] Orang-orang inilah yang menyampaikan kondisi riil perkembangan keagamaan di tanah Bugis, yang sangat marak penyimpangan dan penyembahan berhala, khususnya di tanah Wajo.[12] Informasi itu yang menggugah hati sang pembaharu tersebut, sehingga ia pun meninggalkan tanah haram dan kembali ke tanah Bugis untuk menyebarkan agama yang benar.[12] Agama yang membebaskan manusia dari segala penyembahan-penyembahan berhala yang tidak sama sekali bisa mendatangkan manfaat maupun mudarat sedikit pun.[12]

Sengkang, Wajo

Pada akhir tahun 1347 H (1928 M), dalam usia sekitar 21 tahun, AGH. Muhammad As'ad awal pengabdiannya di Sengkang, Kabupaten Wajo.[2] AGH. Muhammad As'ad merasa terpanggil untuk pulang ke tanah leluhur, tanah Bugis, guna menyebarkan dan mengajarkan agama Islam kepada penduduk tanah Wajo khususnya, dan Sulawesi pada umumnya.[5] Beliau berbekal ilmu pengetahuan agama yang mendalam dan gelora panggilan ilahi, disertai semangat perjuangan yang selalu membara.[5] Pada waktu itu, memang berbagai macam bid’ah dan khurafat masih mewarnai pengamalan agama Islam, oleh karena kurangnya pendidikan dan da’wah Islamiyah kepada mereka.[5]

Kedatangan Gurutta Muhammad As'ad di Sengkang-Wajo pada tahun 1928 langsung membuka pendidikan dengan sistem tradisional.[15] Beliau membuka pengajian tersendiri (1914-1928 M.) mulai dari halaqah sampai pendidikan formal di Madrasah al-Falah turut memberi andil dalam kiprahnya merintis dan mengembangkan di rumahnya sambil membantu pengajian kitab pamannya, Gurutta Ambo Emme.[9]

Langkah pertama yang dilakukan beliau setelah tiba di kota Sengkang adalah mulai mengadakan pengajian halaqah di rumah kediamannya,[5] (halaqah atau mangaji kitta/ magaji tudang dalam bahasa Bugis) untuk sejumah kecil murid (atau ana’ mangaji dalam bahasa Bugis).[15] Selain giat berdakwah di sejumlah tempat di Wajo dan sekitarnya,[15] di samping itu beliau mengadakan da’wah Islamiyah di mana-mana, serta membongkar tempat-tempat penyembahan dan berhala-berhala yang ada disekitar kota Sengkang.[5] Pada tahun pertama gerakan beliau, bersama dengan santri-santri yang berdatangan dari daerah Wajo serta daerah-daerah lainnya, beliau berhasil membongkar lebih kurang 200 tempat penyembahan dan berhala.[5] Kabar tentang kedatangan AGH. Muhammad As'ad di Sengkang dan halaqah yang diadakan di rumahnya dengan cepat menyebar hingga ke luar Wajo, bahkan ke luar Sulawesi Selatan.[15] Segera saja jumlah ana’ mangaji AGH. Muhammad As'ad yang awalnya hanya belasan orang meningkat menjadi puluhan orang.[15]

Tidak hanya masyarakat, Anregurutta juga merangkul Arung Matoa Wajo dalam menyukseskan dakwahnya.[16] Kemampuan mendapat dukungan dari Arung, sebagai pemerintah yang berkuasa, menandakan bahwa Anregurutta memiliki wibawa dan strategi khusus sehingga dapat meranggul semua golongan dan kelompok.[16] Meskipun demikian, hal itu tidak berarti bahwa Anregurutta Sade berada di bawah kendali Arung Matoa Wajo.[16] Dia adalah ulama yang memiliki prinsip dan pendirian yang kuat.[17] Terkait persolaan tauhid Anregurutta tidak mengenal istilah negosiasi, kebenaran harus ditegakan, sekalipun hal itu terkait dengan kepentingan Arung Matoa.[17] Sebagaimana dalam kasus fidyah salat orang yang meninggal dunia.[17] Ketika itu, Anregurutta menghadiri pemakaman kerabat Arung Matoa Wajo, Andi Maddukelleng, yang meninggal dunia.[17] Anregurutta diberikan fidyah salat berupa emas, namun gurutta dengan tegas melarang hal itu.[17] Akhirnya, masyarakat meninggalkan pemahaman lama yang menyimpang tersebut.[17] Dalam kasus yang lain, keluarga Arung Matoa wajo berencana untuk menguburkan sang raja, Andi Oddang, dalam masjid Jami’ Sengkang.[17] Namun Anregurutta tidak menyetujui rencana tersebut, pada akhirnya keluarga Arung Matoa mengalah setelah diadakan musyawarah bersama, dan sang raja hanya dikuburkan di sebelah Barat Masjid Jami’.[17]

Masjid Jami'

La Oddangpero (Arung Matoa Wajo ke- 44) penguasa lokal ketika itu,[18] atau Andi Oddang (Petta Arung Matoa Wajo),[5] pada tahun 1348 H (1929 M) meminta nasihat Anre Gurutta H. M. As’ad tentang pembangunan kembali masjid yang dikenal dengan nama Masjid Jami, yang terletak di tengah-tengah kota Sengkang pada waktu itu.[5] Setelah mengadakan permusyawaratan dengan beberapa tokoh masyarakat Wajo, yaitu: (1) AGH. Muhammad As’ad, (2) Haji Donggala, (3) La Baderu, (4) La Tajang, (5) Asten Pensiun, dan (6) Guru Maudu, maka dicapailah kesepakatan bahwa mesjid yang sudah tua itu perlu dibangun kembali.[5] Pembangunan kembali masjid itu dimulai pada bulan Rabiul Awal 1348 H (1929 M) dan selesai pada bulan Rabiul Awal 1349 H (1930 M).[2]

Setelah selesai pembangunannya, maka Masjid Jami itu diserahkan oleh Petta Arung Matoa Wajo Andi Oddang kepada AGH. Muhammad As'ad untuk digunakan sebagai tempat pengajian kitab kuning, pendidikan dan dakwah Islam.[8]

MAI Wajo

Pengajian dalam bentuk halaqah tetap berjalan di rumah AGH. Muhammad As'ad.[18] Jumlah santri yang ikut pengajian halaqah (mangaji tudang) semakin bertambah baik dari Sengkang dan sekitarnya maupun dari luar daerah,[9] dengan tingkatan umur dan dasar pengetahuan yang semakin beragam pula.[18] Pengajian halaqah (pesantren) yang diadakan setiap ba’da shalat Subuh, ba’da shalat Ashar, dan ba’da shalat Magrib, yang semula diadakan di rumah beliau, dipindahkan kegiatannya ke Mesjid Jami Sengkang.[5] Lokasinya tidak jauh dari rumah AGH. Muhammad As'ad, nantinya jalanan di sisi utara masjid ini dinamakan Jalan KH. M. As‟ad Sengkang,[18] nama jalan yang memanjang di sekitar Masjid Jami Sengkang yang diabadikan dari nama AGH. Muhammad As'ad sebagai penghormatan atas jasa-jasanya dalam pengembangan Islam di wajo.[6]

Setelah kurang lebih dua tahun di Wajo, yakni bulan Mei 1930, AGH. Muhammad As'ad mendirikan lembaga pendidikan Islam yang diberi nama Madrasah al-Arabiyah al-Islamiyah (disingkat MAI),[19] sistem pendidikan formal bentuk madrasah bertempat di samping Masjid Jami’ Sengkang.[9] Setelah dua tahun kemudian dibangunlah gedung madrasah permanen,[9] bangunan tambahan di sisi kiri, kanan dan depan Masjid Jami' yang dibangun berkat dukungan finansial dari anggota dewan penguasa tertinggi Kerajaan Wajo (Petta Ennengnge). Sekolah bernama MAI yang tempatnya difasilitasi oleh arung matoa Wajo saat itu ada lima tingkatan kelas.[6]

[18] Tingkat pendidikan di Pesantren As'adiyah ketika itu meliputi: Tahdiriyah (3 tahun), Ibtidaiyyah (4 tahun), Tsanawiyyah (3 tahun), I'daiyyah (1 tahun) dan Aliyyah (3 tahun).[8] AGH. Muhammad As'ad dibantu ulama besar, yaitu Sayyid Abdullah Dahlan Garut [20] (pernah menjabat Mufti Besar Madinah al-Munawwarah), dan Syekh Abdul Jawad Bone, serta murid-muridnya seperti AGH. Abdurrahman Ambo Dalle, AGH. Daud Ismail.[8] Pesantren dan Madrasah yang didirikan dan dibina oleh beliau itulah yang menjadi cikal bakal Pondok Pesantren As’adiyah,[5] yang kemudian memiliki ratusan cabang seantero Nusantara.[8] Di tiap tingkatan, target penguasaan hanya terfokus pada ilmu-ilmu dasar yang merupakan kunci keilmuan keislaman, diantaranya Ilmu Tafsir dan Ulum al-Qurān, Hadis dan Ulumul Hadīth, Fiqhi dan Ushul Fiqh, Sejarah, Akhlak dan Tauhid, Tasawwuf dan Bahasa Arab.[21]

Tahfizul Qur’an

Selain Pesantren dan Madrasah tersebut di atas, AGH. Muhammad As'ad juga membuka suatu lembaga pendidikan yang baru, yaitu Tahfizul Qur’an, yang dipimpin langsung oleh beliau, dan bertempat di Masjid Jami Sengkang.[5] Pada tahun 1350 H (1931 M), atas prakarsa Andi Cella Petta Patolae (Petta Ennengnge), dengan dukungan tokoh-tokoh masyarakat Wajo, dibangunlah gedung berlantai dua di samping belakang Masjid Jami Sengkang.[5] Bangunan itu diperuntukkah bagi kegiatan al-Madrasah al-Arabiyyah al-Islamiyyah (MAI) Wajo, karena santrinya semakin bertambah.[5]

Murid-muridnya

Daftar murid-murid AGH. Muhammad As'ad
No Tahun Lahir Tahun Wafat Umur Wafat (±) Nama Keterangan Rujukan
(Masehi) (Hijriah) (Masehi) (Hijriah) (Masehi) (Hijriah)
1 1900 ? 1996 ? 96 ? AGH. Abdurrahman Ambo Dalle Pendiri Pesantren DDI Mangkoso, Soppeng Riaja, Barru, murid angkatan ke-I (pertama) dari AGH. Muhammad As'ad. [a 1] [a 2] [a 3]
2 1908 ? 2006 ? 98 ? AGH. Daud Ismail Pendiri Pesantren Yastrib Soppeng, dikenal sebagai Ulama Mufassir murid angkatan ke-I (pertama) dari AGH. Muhammad As'ad. [a 1] [a 3] [a 4]
3 1906 ? 1958 ? 52 ? AGH. Muhammad Ramli Salah satu pendiri Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan dan Universitas Muslim Indonesia [a 1] [a 5]
4 1914 ? 1986 ? 72 ? AGH. Muhammad Yunus Maratan Pimpinan Pengurus Besar As'adiyah, murid angkatan ke-II (kedua) dari AGH. Muhammad As'ad dan Ayah dari Prof. Dr. H. Rafi'i Yunus Maratan [a 1] [a 3] [a 6]
5 1919 ? 2009 ? 90 ? AGH. Abduh Pabbaja Pendiri pesantren Al-Furqan Pare-pare, murid angkatan ke-II (kedua) dari AGH. Muhammad As'ad. [a 1] [a 3] [a 7]
6 ? ? ? ? ? ? Haji Muhammad Yusuf Bone, murid angkatan ke-II (kedua) dari AGH. Muhammad As'ad. [a 3]
7 ? ? ? ? ? ? Haji Muhammad Thahir Jalang-Wajo, murid angkatan ke-II (kedua) dari AGH. Muhammad As'ad. [a 3]
8 ? ? ? ? ? ? Haji Abbas Sindereng, murid angkatan ke-II (kedua) dari AGH. Muhammad As'ad. [a 3]
9 ? ? ? ? ? ? Haji Abdul Salam Sindereng, murid angkatan ke-II (kedua) dari AGH. Muhammad As'ad. [a 3]
10 1918 ? 1991 ? 73 ? AGH. Muhammad Hasyim Hasan Pernah dibimbing oleh Syaikh Mahmud al-Jawad, Ulama asal Madinah, , murid angkatan ke-II (kedua) dari AGH. Muhammad As'ad. [a 8]
11 1920 ? 2004 ? 84 ? AGH. Abdul Muin Yusuf Pendiri Pesantren Urwatul Wutsqa Sidrap [a 1] [a 9]
12 1920 ? 1924 ? 4 ? AGH. Abdul Kadir Khalid, MA Alumni Universitas Al-Azhar dan Pendiri MDIA, Madrasah Diniyah Islamiyah Arabiyah [a 1] [a 10]
13 1920 ? 1976 ? 56 ? AGH. Abdul Rahman Matammeng Ulama, Qadhi, Akademisi dan sahabat dari AGH. Abdurrahman Ambo Dalle [a 11]
14 1917 ? 2006 ? 89 ? AGH. Ahmad Marzuki Hasan Pendiri Pesantren Darul Istiqamah Maros [a 1] [a 12]
15 1917 ? 1982 ? 65 ? AGH. Mustari Masuk dalam Komisi Bathsul NU dalam Muktamar di Semarang [a 13]
16 1919 ? 1985 ? 66 ? AGH. Amberi Said Guru dari AGH. Sanusi Baco, murid angkatan ke-III (ketiga) dari AGH. Muhammad As'ad, satu angkatan dengan AGH. Abdul Malik Muhammad [a 14] [a 15]
17 1922 ? 2003 ? 81 ? AGH. Hamzah Badawi Santri dari AGH. Muhammad As'ad [a 16]
18 1922 ? 2000 ? 78 ? AGH. Abdul Malik Muhammad Alumni Madrasah Dar al-Ulum al-Diniyyah al-Jawiyyah, Pimpinan Pengurus Besar As'adiyah, murid angkatan ke-III (ketiga) dari AGH. Muhammad As'ad. [a 1] [a 3] [a 17]
19 1920 ? 2012 ? 92 ? AGH. Muhammad Yusuf Surur Pompanua-Bone, murid angkatan ke-III (ketiga) dari AGH. Muhammad As'ad. [a 3] [a 18]
20 ? ? ? ? ? ? AGH. Muhammad Amin Nashir Sengkang, murid angkatan ke-III (ketiga) dari AGH. Muhammad As'ad. [a 3]
21 ? ? ? ? ? ? Haji Muhammad Said Soppeng, murid angkatan ke-III (ketiga) dari AGH. Muhammad As'ad. [a 3]
22 ? ? ? ? ? ? Haji Gholib Sengkang, murid angkatan ke-III (ketiga) dari AGH. Muhammad As'ad. [a 3]
23 1922 ? 1994 ? 72 ? AGH. Harun Rasyid Sindereng, murid angkatan ke-III (ketiga) dari AGH. Muhammad As'ad. [a 3]
24 1925 ? 2000 ? 75 ? AGH. Hamzah Mangulung Santri dari AGH. Muhammad As'ad al-Bugisi [a 19]
25 1922 ? 2003 ? 81 ? AGH. Hamzah Badawi Santri dari AGH. Muhammad As'ad al-Bugisi [a 16]
26 1923 ? 2005 ? 82 ? AGH. Lanre Said Cucu dari Puang Lanre [a 20]
27 ? ? ? ? ? ? AGH. Muhammad Said Pendiri Pesantren Tahfidz 77 Bone [a 21]
28 ? ? ? ? ? ? AGH. Muhammad Hasyim Pendiri Madrasah Al-Fakhriyah, Belopa Luwu [a 21]
29 ? ? ? ? ? ? AGH. Abdul Aziz Pendiri Pesantren Tahfiz Junaidiyah Luwu [a 21]
30 ? ? ? ? ? ? AGH. Burhanuddin Pendiri Pesantren DDI Polmas [a 22]
Keterangan Tabel
Catatan
Catatan Kaki
  1. ^ a b c d e f g h i Muhammad, Firdaus (2017). Harisah, Khaerunnisa, ed. Anregurutta : literasi ulama Sulselbar. Makassar: Nala Cipta Litera. hlm. 29-31. ISBN 978-602-8003-44-5. OCLC 1033557406. 
  2. ^ Muhammad, Firdaus (2017). Harisah, Khaerunnisa, ed. Anregurutta : literasi ulama Sulselbar. Makassar: Nala Cipta Litera. hlm. 33. ISBN 978-602-8003-44-5. OCLC 1033557406. 
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n Idham (2017-12-01). "Pola Pengkaderan Ulama di Sulawesi Selatan (Studi pada Program Ma'had Aly Pondok Pesantren As'adiyah Sengkang Kabupaten Wajo)". Al-Ulum. 17 (2): 498. doi:10.30603/au.v17i2.239. ISSN 2442-8213. Diakses tanggal 2018-06-08. 
  4. ^ Muhammad, Firdaus (2017). Harisah, Khaerunnisa, ed. Anregurutta : literasi ulama Sulselbar. Makassar: Nala Cipta Litera. hlm. 41. ISBN 978-602-8003-44-5. OCLC 1033557406. 
  5. ^ Muhammad, Firdaus (2017). Harisah, Khaerunnisa, ed. Anregurutta : literasi ulama Sulselbar. Makassar: Nala Cipta Litera. hlm. 37. ISBN 978-602-8003-44-5. OCLC 1033557406. 
  6. ^ Muhammad, Firdaus (2017). Harisah, Khaerunnisa, ed. Anregurutta : literasi ulama Sulselbar. Makassar: Nala Cipta Litera. hlm. 51. ISBN 978-602-8003-44-5. OCLC 1033557406. 
  7. ^ Muhammad, Firdaus (2017). Harisah, Khaerunnisa, ed. Anregurutta : literasi ulama Sulselbar. Makassar: Nala Cipta Litera. hlm. 93. ISBN 978-602-8003-44-5. OCLC 1033557406. 
  8. ^ Muhammad, Firdaus (2017). Harisah, Khaerunnisa, ed. Anregurutta : literasi ulama Sulselbar. Makassar: Nala Cipta Litera. hlm. 79. ISBN 978-602-8003-44-5. OCLC 1033557406. 
  9. ^ Muhammad, Firdaus (2017). Harisah, Khaerunnisa, ed. Anregurutta : literasi ulama Sulselbar. Makassar: Nala Cipta Litera. hlm. 103. ISBN 978-602-8003-44-5. OCLC 1033557406. 
  10. ^ Muhammad, Firdaus (2017). Harisah, Khaerunnisa, ed. Anregurutta : literasi ulama Sulselbar. Makassar: Nala Cipta Litera. hlm. 99. ISBN 978-602-8003-44-5. OCLC 1033557406. 
  11. ^ Muhammad, Firdaus (2017). Harisah, Khaerunnisa, ed. Anregurutta : literasi ulama Sulselbar. Makassar: Nala Cipta Litera. hlm. 107. ISBN 978-602-8003-44-5. OCLC 1033557406. 
  12. ^ Muhammad, Firdaus (2017). Harisah, Khaerunnisa, ed. Anregurutta : literasi ulama Sulselbar. Makassar: Nala Cipta Litera. hlm. 67. ISBN 978-602-8003-44-5. OCLC 1033557406. 
  13. ^ Muhammad, Firdaus (2017). Harisah, Khaerunnisa, ed. Anregurutta : literasi ulama Sulselbar. Makassar: Nala Cipta Litera. hlm. 71. ISBN 978-602-8003-44-5. OCLC 1033557406. 
  14. ^ Muhammad, Firdaus (2017). Harisah, Khaerunnisa, ed. Anregurutta : literasi ulama Sulselbar. Makassar: Nala Cipta Litera. hlm. 87. ISBN 978-602-8003-44-5. OCLC 1033557406. 
  15. ^ Muhammad, Firdaus (2017). Harisah, Khaerunnisa, ed. Anregurutta : literasi ulama Sulselbar. Makassar: Nala Cipta Litera. hlm. 123. ISBN 978-602-8003-44-5. OCLC 1033557406. 
  16. ^ a b Muhammad, Firdaus (2017). Harisah, Khaerunnisa, ed. Anregurutta : literasi ulama Sulselbar. Makassar: Nala Cipta Litera. hlm. 133. ISBN 978-602-8003-44-5. OCLC 1033557406. 
  17. ^ Muhammad, Firdaus (2017). Harisah, Khaerunnisa, ed. Anregurutta : literasi ulama Sulselbar. Makassar: Nala Cipta Litera. hlm. 121. ISBN 978-602-8003-44-5. OCLC 1033557406. 
  18. ^ Muhammad, Firdaus (2017). Harisah, Khaerunnisa, ed. Anregurutta : literasi ulama Sulselbar. Makassar: Nala Cipta Litera. hlm. 111. ISBN 978-602-8003-44-5. OCLC 1033557406. 
  19. ^ Muhammad, Firdaus (2017). Harisah, Khaerunnisa, ed. Anregurutta : literasi ulama Sulselbar. Makassar: Nala Cipta Litera. hlm. 141. ISBN 978-602-8003-44-5. OCLC 1033557406. 
  20. ^ Muhammad, Firdaus (2017). Harisah, Khaerunnisa, ed. Anregurutta : literasi ulama Sulselbar. Makassar: Nala Cipta Litera. hlm. 139. ISBN 978-602-8003-44-5. OCLC 1033557406. 
  21. ^ a b c Darlis (2017-07-11). "PERAN PESANTREN AS'ADIYAH SENGKANG DALAM MEMBANGUN MODERASI ISLAM DI TANAH BUGIS". Al-Mishbah | Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi. IAIN Palu. 12 (1): 120. doi:10.24239/al-mishbah.vol12.iss1.68. ISSN 2442-2207. 
  22. ^ Wahyuddin Halim, Lihat : Darlis (2017-07-11). "PERAN PESANTREN AS'ADIYAH SENGKANG DALAM MEMBANGUN MODERASI ISLAM DI TANAH BUGIS". Al-Mishbah | Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi. IAIN Palu. 12 (1): 120. doi:10.24239/al-mishbah.vol12.iss1.68. ISSN 2442-2207. 
Daftar Pustaka


Karya Tulis

Daftar karya tulis AGH. Muhammad As'ad
No Tahun (ditulis/diselesaikan) Judul Keterangan Rujukan
(Masehi) (Hijriah) (Akrasa Latin) (Aksara Arab)
1 Al-Ibanat al-Bugisiyyah ‘an Sullam al-Diyanah al-Islamiyayah الإبانة البقيسية عن سلم الديانة الإسلامية [c 1]
2 Al-Aqa’id العقائد [c 1]
3 Izhar al-Haqiqiyyah إظهار الحقيقية [c 1]
4 Irsyad al-Ammah إرشاد العامة [c 1]
5 Sabil al-Sawab سبيل الصواب [c 1]
6 Mursid al-Shuwwam ila ba’d Ahkam al-Siyam مرشد الصوام إلى بعد أحكام الصيام [c 1]
7 Al-Barahin al-Jaliyyah fi Isytirat Kawn al-Khutbat bi al-‘Arabiyyah البراهين الجلية في اشتراط كون الخطبة بالعربية [c 1]
8 Al-Ajwibah al-Mardyyah ‘ala man Radd al-Barahin al-Jaliyyah fi Isytirat Kawn al-Khutbat bi al-‘Arabiyyah الأجوبة المردية على من رد البراهين الجلية في اشتراط كون الخطبة بالعربية [c 1]
9 Al-Qawl al-Maqbul fi Sihhat al-Isidlal ‘ala Wujub Ittiba’ al-Salaf fi al-Khutbah ‘ala al-Nahw al-Mansub القول المقبول في صحة الاستدلال على وجوب اتباع السلف في الخطبة على النحو المنصوب [c 1]
10 Nibras al-Nasik fi ma Yahimm min al-Manasik نبراس الناسك في ما يهم من المناسك [c 1]
11 Sullam al-Usul سلم الأصول [c 1]
12 Nail al-Ma’mul ‘ala Nazm Sullam al-Usul fi Usul al-Fiqh نيل المعمول على نظم سلم الأصول في أصول الفقه [c 1]
13 Al-Zakah الزكاة [c 1]
14 Salah al-Raiyyat wa al-Ru’at fi Iqam al-Salat wa Ita’ al-Zakah صلاح الرعية والرعاة في إقام الصلاة وإيتاء الزكاة [c 1]
15 Wasiyyat Qayyimah fi al-Haqq وصية قيمة في الحق [c 1]
16 Hajat al-‘Aql ila al-Din حاجة العقل إلى الدين [c 1]
17 Al-Qawl al-Haqq القول الحق [c 1]
18 Al-Akhlaq الأخلاق [c 1]
19 Tuhfah al-Faqir تحفة الفقير [c 1]
20 Al-Kaukab al-Munir, Nazm Usul Ilmi al-Tafsir الكوكب المنير نظم أصول علم التفسير [c 1]
21 Tafsir Juz ‘Amma [c 1]
22 Tafsir Surah at-Naba’ [c 1]
23 Tafsir Surah at-Naba’ [c 1]
24 Al-Nukhbah al-Buqisiyyah fi al-Sirah al-Nabawiyyah النخبة البقيسية في السيرة النبوية [c 1]
25 Majalah al-Maw’izah al-Hasanah [c 1]
Keterangan Tabel
Catatan
Catatan Kaki
  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y Lihat catatan kaki dalam: Darlis (2017-07-11). "PERAN PESANTREN AS'ADIYAH SENGKANG DALAM MEMBANGUN MODERASI ISLAM DI TANAH BUGIS". Al-Mishbah | Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi. IAIN Palu. 12 (1): 128. doi:10.24239/al-mishbah.vol12.iss1.68. ISSN 2442-2207.  }}
Daftar Pustaka


Kewafatan

AGH. Muhammad As'ad berpulang ke rahmatullah pada hari senin 12 rabiul akhir 1372 H atau 28 Desember 1952 M dalam usia 45 tahun.[8]

Warisan

Kepemimpinan Pengurus Pusat Pesantren As'adiyah dilanjutkan oleh AGH. Daud Ismail, AGH. Muhammad Yunus Martan, AGH. Hamzah Badawi, AGH. Abdul Malik Muhammad, AG. Prof. Dr. H. Abd. Rahman Musa, AG. Prof. Drs. HM. Rafii Yunus Martan, MA, Ph.D, AG. Drs. H.Muhammad Sagena, dan AG. Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA[8]

Catatan akhir

  1. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Anregurutta : literasi ulama Sulselbar 2017 p.31
  2. ^ a b c d e f g h i j k l Muhammad, Firdaus (2017). Harisah, Khaerunnisa, ed. Anregurutta : literasi ulama Sulselbar. Makassar: Nala Cipta Litera. hlm. 31. ISBN 978-602-8003-44-5. OCLC 1033557406. 
  3. ^ Darlis (2017-07-11). "PERAN PESANTREN AS'ADIYAH SENGKANG DALAM MEMBANGUN MODERASI ISLAM DI TANAH BUGIS". Al-Mishbah | Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi. IAIN Palu. 12 (1): 114. doi:10.24239/al-mishbah.vol12.iss1.68. ISSN 2442-2207. 
  4. ^ a b Darlis (2017-07-11). "PERAN PESANTREN AS'ADIYAH SENGKANG DALAM MEMBANGUN MODERASI ISLAM DI TANAH BUGIS". Al-Mishbah | Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi. IAIN Palu. 12 (1): 120. doi:10.24239/al-mishbah.vol12.iss1.68. ISSN 2442-2207. .
  5. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p asadiyahpusat (2015-01-30). "Mengenang Guru Besar Kiyai Haji Muhammad As'ad". As'adiyah Pusat. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-02-01. Diakses tanggal 2018-06-08. 
  6. ^ a b c d asadiyahpusat (2013-09-19). "Sejarah As'adiyah". As'adiyah Pusat. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-08. Diakses tanggal 2018-06-08. 
  7. ^ a b c Muhammad, Firdaus (2017). Harisah, Khaerunnisa, ed. Anregurutta : literasi ulama Sulselbar. Makassar: Nala Cipta Litera. hlm. 29. ISBN 978-602-8003-44-5. OCLC 1033557406. 
  8. ^ a b c d e f g Muhammad, Firdaus (2017). Harisah, Khaerunnisa, ed. Anregurutta : literasi ulama Sulselbar. Makassar: Nala Cipta Litera. hlm. 32. ISBN 978-602-8003-44-5. OCLC 1033557406. 
  9. ^ a b c d e f g h i j k Arief, Syamsuddin (2007-12-27). "AKTOR PEMBENTUK JARINGAN PESANTREN DI SULAWESI SELATAN 1928-1952". Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 10 (2): 191. doi:10.24252/lp.2007v10n2a5. ISSN 2580-5223. Diakses tanggal 2018-06-08. 
  10. ^ Gurutta Hamzah Mangguluang, dalam: Arief, Syamsuddin (2007-12-27). "AKTOR PEMBENTUK JARINGAN PESANTREN DI SULAWESI SELATAN 1928-1952". Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 10 (2): 191. doi:10.24252/lp.2007v10n2a5. ISSN 2580-5223. Diakses tanggal 2018-06-08. 
  11. ^ Daud Ismail 1989, dikutip dalam : Darlis (2017-07-11). "PERAN PESANTREN AS'ADIYAH SENGKANG DALAM MEMBANGUN MODERASI ISLAM DI TANAH BUGIS". Al-Mishbah | Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi. IAIN Palu. 12 (1): 115. doi:10.24239/al-mishbah.vol12.iss1.68. ISSN 2442-2207. 
  12. ^ a b c d e f g h Darlis, Darlis (2017-07-11). "PERAN PESANTREN AS'ADIYAH SENGKANG DALAM MEMBANGUN MODERASI ISLAM DI TANAH BUGIS". Al-Mishbah | Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi. IAIN Palu. 12 (1): 111. doi:10.24239/al-mishbah.vol12.iss1.68. ISSN 2442-2207. 
  13. ^ Wahyuddin Halim, Lihat : Darlis (2017-07-11). "PERAN PESANTREN AS'ADIYAH SENGKANG DALAM MEMBANGUN MODERASI ISLAM DI TANAH BUGIS". Al-Mishbah | Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi. IAIN Palu. 12 (1): 116. doi:10.24239/al-mishbah.vol12.iss1.68. ISSN 2442-2207. 
  14. ^ H.M. Nasruddin Anshoriy, Lihat: Darlis, Darlis (2017-07-11). "PERAN PESANTREN AS'ADIYAH SENGKANG DALAM MEMBANGUN MODERASI ISLAM DI TANAH BUGIS". Al-Mishbah | Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi. IAIN Palu. 12 (1): 116. doi:10.24239/al-mishbah.vol12.iss1.68. ISSN 2442-2207. 
  15. ^ a b c d e Idham, Idham (2017-12-01). "Pola Pengkaderan Ulama di Sulawesi Selatan (Studi pada Program Ma'had Aly Pondok Pesantren As'adiyah Sengkang Kabupaten Wajo)". Al-Ulum. 17 (2): 448. doi:10.30603/au.v17i2.239. ISSN 2442-8213. Diakses tanggal 2018-06-08. 
  16. ^ a b c Darlis (2017-07-11). "PERAN PESANTREN AS'ADIYAH SENGKANG DALAM MEMBANGUN MODERASI ISLAM DI TANAH BUGIS". Al-Mishbah | Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi. IAIN Palu. 12 (1): 131. doi:10.24239/al-mishbah.vol12.iss1.68. ISSN 2442-2207. 
  17. ^ a b c d e f g h Darlis (2017-07-11). "PERAN PESANTREN AS'ADIYAH SENGKANG DALAM MEMBANGUN MODERASI ISLAM DI TANAH BUGIS". Al-Mishbah | Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi. IAIN Palu. 12 (1): 132. doi:10.24239/al-mishbah.vol12.iss1.68. ISSN 2442-2207. 
  18. ^ a b c d e Idham (2017-12-01). "Pola Pengkaderan Ulama di Sulawesi Selatan (Studi pada Program Ma'had Aly Pondok Pesantren As'adiyah Sengkang Kabupaten Wajo)". Al-Ulum. 17 (2): 498. doi:10.30603/au.v17i2.239. ISSN 2442-8213. Diakses tanggal 2018-06-08. 
  19. ^ Lihat Idham, Idham (2017-12-01). "Pola Pengkaderan Ulama di Sulawesi Selatan (Studi pada Program Ma'had Aly Pondok Pesantren As'adiyah Sengkang Kabupaten Wajo)". Al-Ulum. 17 (2): 448. doi:10.30603/au.v17i2.239. ISSN 2442-8213. Diakses tanggal 2018-06-08. 
  20. ^ Bizawie, Zainul (2016). Masterpiece Islam Nusantara : sanad dan jejaring ulama-santri, 1830-1945. Ciputat, Tangerang: Pustaka Compass. hlm. 237. ISBN 978-602-72621-5-7. OCLC 948824357. 
  21. ^ Darlis (2017-07-11). "PERAN PESANTREN AS'ADIYAH SENGKANG DALAM MEMBANGUN MODERASI ISLAM DI TANAH BUGIS". Al-Mishbah | Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi. IAIN Palu. 12 (1): 118. doi:10.24239/al-mishbah.vol12.iss1.68. ISSN 2442-2207. 

Daftar Pustaka

Buku
  • Bizawie, Zainul (2016). Masterpiece Islam Nusantara : sanad dan jejaring ulama-santri, 1830-1945. Ciputat, Tangerang: Pustaka Compass. ISBN 978-602-72621-5-7. OCLC 948824357. 
  • Muhammad, Firdaus (2017). Harisah, Khaerunnisa, ed. Anregurutta : literasi ulama Sulselbar. Makassar: Nala Cipta Litera. ISBN 978-602-8003-44-5. OCLC 1033557406. 
Jurnal
Situs Web


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "Wahyuddin Halim, "As’ adiyah Traditions: The Construction and Reproduction of Religious Authority in Contemprary South Sulawesi" (Disertasi, belum terbit, The Australian National University, 2015) dalam Darlis (2017-07-11). "PERAN PESANTREN AS'ADIYAH SENGKANG DALAM MEMBANGUN MODERASI ISLAM DI TANAH BUGIS". Al-Mishbah | Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi. IAIN Palu. 12 (1): 121. doi:10.24239/al-mishbah.vol12.iss1.68. ISSN 2442-2207.", tapi tidak ditemukan tag <references group="Wahyuddin Halim, "As’ adiyah Traditions: The Construction and Reproduction of Religious Authority in Contemprary South Sulawesi" (Disertasi, belum terbit, The Australian National University, 2015) dalam Darlis (2017-07-11). "PERAN PESANTREN AS'ADIYAH SENGKANG DALAM MEMBANGUN MODERASI ISLAM DI TANAH BUGIS". Al-Mishbah | Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi. IAIN Palu. 12 (1): 121. doi:10.24239/al-mishbah.vol12.iss1.68. ISSN 2442-2207."/> yang berkaitan

Kembali kehalaman sebelumnya